10 |RUMAH IRENA

67 50 118
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Nih."

Alena berdiri menghadap lelaki yang sedang duduk dibangku taman belakang, dengan komik yang berdeda dari yang kemarin.

Ya, Alena kembali menemui khandra ditempat yang sama.

Lelaki itu mendongak dan menutup komiknya. Lalu berdiri setelah mendapati siapa yang ada dihadapannya.

"Makasih ya, karena udah pinjemin gue hoodie Lo. Udah gue cuci. Makasih juga kemarin udah nolongin gue. Dan maaf karena gue, pipi Lo jadi lebam kayak gitu," tutur Alena menunjuk pipi lelaki itu.

"Oh iya, makasih juga waktu itu lo yang bawa gue ke UKS," sambung Alena.

Alena menyodorkan hoodie yang ada ditangannya. Lelaki itu menerimanya tanpa suara, dan hanya mengangguk dengan wajah datarnya.

"Eum, ya udah deh. Kalau gitu gue balik ke kelas. Sekali lagi makasih," ucapnya berpamitan lalu melemparkan senyum kikuknya sebelum ia pergi meninggalkan lelaki itu.

"Tunggu."

Langkah Alena terhenti saat sudah beberapa langkah menjauh dari lelaki itu. Alena menoleh dan lelaki itupun menghampiri nya.

"Iya?" Tanya Alena bingung. Lelaki itu tak menjawabnya, ia menaikan tangan kanannya mengenai dahi Alena yang terbalut dengan perban kecil.

"Kenapa?" Tanya khandra tangannya memegang perban dikepala Alena.

Alena tersentak dengan perlakuan lelaki dihadapannya. Khandra merasakan tubuh tegang Alena. Ia pun menurunkan tangannya, lalu menatap Alena merasa bersalah.

"Maaf," ujarnya membuat suasana menjadi canggung.

"Gak papa. Lain kali jangan diulangi lagi," seru Alena dengan seulas senyum diwajahnya, lalu dibalas anggukan oleh lelaki itu.

"Kemarin dia bawa Lo kemana?" Tanya khandra dingin.

Alena mengerutkan dahinya, kenapa lelaki itu bertanya seperti itu.

"Tebing?" Tanyanya lagi seolah menebak.

"Kok tau?" Sahut Alena, semakin mengerutkan dahinya bingung.

"Nebak aja," jawab khandra. Membuat Alena membulatkan bibirnya mengerti.

Kring....

Bel masuk berbunyi. Dan Alena kembali berpamitan pada lelaki itu. Tapi sebelum ia benar-benar pergi, lelaki itu kembali bertanya.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang