2 |TEMAN BARU

129 97 54
                                    

****

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

****

BUGH!

Semua yang melihat itu terperangah dan menjerit kaget. Ya, Alena pingsan saat menjalani hukumannya. Kini ia tergeletak di pinggir lapangan.

Dengan cepat salah satu dari mereka, mengahampiri Alena dan membopongnya ke UKS. Pembina itu hanya diam mematung, merasa bersalah dan mengikuti Alena dari belakang.

Sesampainya di UKS Alena langsung ditangani oleh para anggota PMR dan orang yang menolongnya tadi kembali keluar.

Alena belum sadarkan diri dengan si pembina tadi yang menunggunya diluar.

"Aduh gimana kalau terjadi sesuatu sama dia? Gue harus bilang apa," cemasnya mondar mandir sembari menggigiti kukunya takut.

Datanglah seseorang dari arah lain. Dan menghampiri kakak pembina itu.

"Udah sadar?" Tanya seseorang itu. Yang tak lain dan tak bukan adalah si ketua osis, alias Harsa.

"Belum," sahut si pembina itu cemas.

"Lo boleh pergi biar gue yang jaga."

"Tapi gue takut disalahin."

"Santai. Gue tanggung jawab masalah ini. Lagian gue juga kan yang nyuruh Lo buat lakuin ini."

"Oke deh kalau gitu."

Si pembina itu meninggalkan UKS dan kini tinggallah si orang ini yang menunggu Alena.
Dia masuk kedalam, lalu dengan santai mengusir semua anggota PMR yang berjaga disana. Dan sekarang mereka hanya berdua di ruangan itu dengan Alena yang masih tak sadarkan diri.

Laki-laki itu duduk di pinggir brangkar itu. Membuat Alena terusik dan akhirnya terbangun.

"Awsh...." Alena membukakan matanya dengan perlahan dan meringis memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Lemah!" Cibir lelaki itu melipatkan kedua tangannya di dadanya.

"Lo ngapain disini? Lo mau macem-macem sama gue?!" Tuduh Alena menjauhkan dirinya dari lelaki itu.

"Santai bro. Gue cuma mau liat Lo yang lemah ini. Gimana hukumanya?"

"Maksud Lo?" Tanya Alena menyeripit tak mengerti membuat lelaki itu sontak mendekati wajahnya dan berbisik di telinganya.

"Gue tanya gimana hukumanya?" Bisiknya tepat ditelinga kanan Alena hingga membuat gadis itu mematung dan merasakan bulu kuduknya meremang.

Bukannya menjawab ia justru terdiam tak bergeming.

RUMITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ