My Worst Nightmare [ ON GOING ]

00. PROLOG

Hay sebelum lanjut ke cerita kalian bisa liat trailernya di atas ya!!

Sebelumya terimakasih banyak bagi para pembaca yang meluangkan waktunyanya untuk membaca cerita yg aku buat ini

Aku mau bilang tolong setelah membaca cerita ku ini tingalkan jejak ya temen² dan tolong kasih tau aku kalo ada kata kata yang kurang pas ya oke🙂

Jangan lupa mampir ke akun ig aku @deasigarti 🤗

***

Pipiku terus saja basah, padahal sejak tadi, aku selalu menghapus jejaknya.

Entah ini karena air hujan, atau memang karena kelopak mataku saja yang tidak bisa membuat bendungan lebih kokoh lagi?

Dengan wajah yang sama basahnya denganku, napas Devan memburu saat kaki Devan membawanya melangkah kearahku.

PLAK!!

Devan memukul pipiku dengan sangat keras, sehingga menimbulkan memar di wajahku.

Akibat pukulan keras Devan, membuat posisi kepalaku menoleh ke arah gadis cantik yang sedari tadi menangis melihat tubuh temanya yang tergeletak lemah tidak berdaya. "Seandainya, kamu bilang dari awal Rendi," lirih Rina menatap tajam wajahku.

Mendengar ucapannya membuatku meneteskan air mata. Yang sejujurnya hatiku sangat rapuh saat ini, bagaimana tidak? Dia adalah gadis yang aku cintai. "Kalau aku bilang dari awal, apa kalian percaya?" kataku.

Apa mereka tidak tahu kalau aku juga menderita karena kemampuan ini? Tetapi dengan adanya mereka, aku percaya bahwa hari-hariku akan jauh lebih baik jika mereka bersamaku.

Tapi ujung-ujungnya mereka menganggapku seperti monster, padahal aku bukan semacamnya, aku hanya memiliki kelebihan dari Tuhan. Apakah aku salah memiliki kelebihan?

Di setiap tidurku, di setiap aku menutup mataku semua bayangan mereka selalu menghantuiku.

Begitupun bayangan kematiannya, tentu aku tahu, aku diam bukan berarti aku tidak peduli, aku diam karena aku sedang memikirkan cara untuk menyelamatkanya.

Tapi mereka?

Malah enggan percaya padaku dan pada akhirnya mereka mengetahui bahwa aku mengetahui segalanya tanpa memberitahukan kepada mereka.

Mereka kecewa, marah, dan benci kepadaku karena aku tidak jujur dari awal, apa mereka tidak tahu betapa sulitnya aku, untuk mengungkapkan kata-kata itu?