"Gabe!" Lia menyuruh pria itu untuk mendekat.
"Lo tidur dengannya?" tanya Agatha pada akhirnya. Ia sudah tidak tahan dengan rasa penasaran yang begitu mengganjal hatinya.
Lia tertawa, ia melirik Gabriel yang kini sudah berdiri di sampingnya. "Is it problem?"
Agatha menatap tajam kedua orang di hadapannya secara bergantian, "Who's he?"
"Gabriel Verone."
Agatha berdecak kesal, Lia seperti sedang mempermainkannya, "Maksud gue, apa dia kekasih lo?"
"No, i'm not in relasionship. Gabe is like eumm... my partner? Or something else? Oh whatever. Gue nggak terlalu peduli dengan status. Yang penting kita..have fun?" Lia menggedikan bahunya tak acuh.
"Lo.."
"Actually, ini udah pagi dan gue mau istirahat," Lia kemudian menggandeng pria itu dan pergi dari hadapan Agatha.
Sial, Agatha tidak akan tinggal diam begitu saja. Ia pun membuntuti kedua orang yang baru saja berbelok ke lorong kamar.
"Lia! Tunggu!" Lia tidak menggubrisnya dan mereka malah mempercepat langkahnya.
"Seriously? Sebejat inikah kehidupan lo sekarang?!" teriak Agatha di belakangnya. Masih mengejar gadis itu dengan langkah lebarnya.
Lia yang hendak memasuki pintu kamarnya pun menoleh dengan raut marah kepada Agatha. "Shut the fuck up!"
"No. You are lost, Lia. Please let me help you."
"Sebaiknya Anda pergi dari sini, Sir." Gabriel menatapnya penuh peringatan. Ternyata pria itu seram juga jika sedang mengintimidasi. Agatha sebenarnya takut jika pria itu memanggil pihak keamanan untuk mengusirnya karena Agatha membuat kebisingan tamu-tamu yang lain. Namun, saat ia mengamati lorong itu, tidak terlihat satupun pintu lain kecuali pintu kamar Lia. Agatha mengernyit.
"Jangan mengomentari bagaimana kehidupan gue karena lo nggak berhak sama sekali. Lo pikir lo siapa?! Lo mending cari kerjaan lain dari pada memperhatikan aktivitas bejat gue!!" bentak Lia padanya. Kini gadis itu semakin berapi-api.
"Gue bukan siapa-siapa lo," kata Agatha pasrah. Lia benar. Agatha tidak berhak ikut campur apalagi melarang-larang gadis itu.
Tapi, Demi Tuhan! Agatha tidak rela melihat dunia Lia yang seperti ini. Dia sebenarnya gadis baik-baik. Sangat di sayangkan jika akhirnya Lia memutuskan untuk terjun dalam kegelapan.
Sialan, ia sudah seperti orang suci saja menceramahi kehidupan liberal seseorang padahal ia sendiri seorang bajingan.
"See? Sekarang lo pergi. Urus kisah percintaan lo sendiri!"
"Gue udah putusin Flo dan backlist dia dari kehidupan gue," akunya.
Lia tergugu sejenak lalu terkekeh tiba-tiba. "Is not my bussines."
"Gabe," Lia cepat-cepat masuk kedalam kamarnya diikuti oleh Gabriel yang langsung sigap menutup pintu kembali sebelum Agatha sempat menghalanginya
"My turn."
Blam!
"Brengsek!!"
"Keluar lo, Ya!" Agatha menggebrak-gebrak pintu itu lalu menendangnya cukup keras. Tetapi usahanya sia-sia. Pintu itu kuat sekali sehingga tidak bergoyang sedikitpun saat ia mendobraknya.
"Gue nggak akan kemana-mana sampai lo buka pintu ini!" final Agatha yang entah di dengar oleh Lia atau tidak.
Agatha tidak bisa untuk tidak berpikir macam-macam mendapati dua orang berbeda jenis kelamin dalam kamar hotel yang sama.
YOU ARE READING
FLOW : Everything Has Changed
Teen Fiction(17+) AGATHA RICHIE HILLARIO Berbekal kehidupan yang serba glamor dan tanpa peran seorang Ayah dalam hidupnya membuat dia menjadi siswa paling terpandang di Liberty High. Terpandang dalam artian buruk. Seperti sombong, penuh kekuasaan, dan pembully...
🍃59 A
Start from the beginning
