CHAPTER 0.2

169 49 119
                                    

Sanjaya Internasional School yang biasa disingkat dengan SIS adalah sekolah berbasis internasional yang di huni oleh lima ratus orang per-angkatan, tiga puluh delapan guru dari dalam negeri maupun luar negeri, memiliki fasilitas yang sangat memada...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sanjaya Internasional School yang biasa disingkat dengan SIS adalah sekolah berbasis internasional yang di huni oleh lima ratus orang per-angkatan, tiga puluh delapan guru dari dalam negeri maupun luar negeri, memiliki fasilitas yang sangat memadai murid-muridnya maupun guru dan staff di sana. Sekolah tingkat akhir ini memiliki banyak cabang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pusat sekolahan ini terletak di Rusia, tempat dimana keluarga Sanjaya berkumpul dan menjadi sang penguasa.

Disinilah Nisla dan Airin bersekolah, mereka memilih untuk menjaga jarak pada keluarganya sendiri. Cabang SIS di Indonesia sangat berbeda dengan pusatnya, mereka lebih mengutamakan keluarga Bramasta yang dianggap paling unggul dari keluarga lainnya.

Dan sekarang, the real of ruler has come. Siapa lagi kalau bukan Nisla Kamila Sanjaya dan Airin Sanjaya.

Kedua gadis itu menghebohkan seluruh siswa-siswi  SIS, mereka menjadi bahan pembicaraan tentang adanya anak baru yang baru saja masuk di SIS dengan mudah tanpa adanya tes masuk terlebih dahulu. Iri? Ya jelaslah!

Mereka berjuang di Ujian Nasional untuk mendapatkan nilai sesempurna mungkin agar bisa masuk ke sekolah elit bergengsi ini, sedangkan si anak baru itu masuk dengan mudah. Sungguh tidak adil!

Inilah yang terjadi pada Airin Sanjaya, ia menjadi bahan ejekan oleh teman-teman sekelas barunya.

Gadis itu disindir, dicaci-maki, bahkan dibanding-bandingkan dengan murid teladan sekaligus paling pintar nomor 1 di sekolahan miliknya sendiri. 

Kalian pikir, Airin akan melawan dan menyebut siapa dirinya? Tentu saja, tidak! Ia bahkan menggunakan marga palsu dan tidak menyebutkan bahwa ia dari keluarga Sanjaya.

"Ah!" desah Airin merasa jenuh.
Ketenangannya tak berlangsung lama, karena ada tiga siswi yang mendekatinya dengan tatapan tidak suka.

"Apa lagi sih, ini?" gumam Airin sambil merenggangkan otot lehernya yang terasa pegal karena kelamaan menunduk.

"Lo anak baru itu?" tanya siswi rambut pendek kecoklatan dan berponi, Arsyala Annalia Bramasta.

Airin hanya berdehem sebagai jawaban, mulutnya hampir berbusa menjawab pertanyaan yang sama terus-menerus.

"Lo bisu, ya, gak bisa jawab iya gitu atau apa kek!" Tiba-tiba teman Arsyala menggertak Airin. Gadis berambut panjang yang terurai dan hanya ada jepitan berwarna putih dan pink menghiasi rambut indahnya, Jesslyn Anastasya Wijaya.

"Jess, jangan gitu, ih kasihan... Dia kan anak baru, kalo dijahatin ntar dia ngambek, terus keluar dari sini gimana? Kan kasihan, sangking kasihannya gue pengen cakar-cakar tuh muka sok cantiknya," sambung Helly Amerta Wijaya, gadis bertubuh ramping dan yang paling tinggi di antara Arsyala dan Jesslyn.

Airin yang mendengar itu hanya bersikap bodoamat, karena yang ada di dalam hatinya dan pikiran Airin hanya bagaimana caranya memberi pelajaran yang tidak akan pernah terlupakan kepada tiga siswi itu.
Saat Arsyala ingin mendekat ke arah Airin, Nisla masuk ke kelas sang adik, dan menagih uangnya yang ada di Airin.

MRS. SANJAYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang