Si Penakut vs Si Cengeng

Start from the beginning
                                    

Hatinya kembali terasa sakit, luka-luka lain seakan menghampiri ikut memeriahkan kesakitannya. Rino menyadari, bahwa Tira memang tidak bersalah begitu pun Radit. Ini memang takdir Tuhan jika saja, saat itu dia tidak mengalami kecelakaan mungkin sekarang ia masih bersama Tira. Tapi, kembali lagi, ia percaya bahwa Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk setiap hambanya, dan mungkin ini yang terbaik untuk Tira dan dirinya.

Dalam perjalanan, tak sedikit pun pikirannya berpaling dari satu nama yaitu Tira. Ia merasa bersalah, apa harus dirinya kembali lagi pada Tira untuk menebus kesalahannya dulu? tapi bagaimana dengan Radit? Apa dengan kembali lagi pada Tira semuanya akan menjadi lebih baik? sudahlah, Rino begitu pusing memikirkannya.

Motor pesvanya tidak jadi ia bawa pulang, ia malah memarkirkan ke sebuah tempat, dimana setiap kesakitannya ia lampiasakan di tempat itu. Ia berjalan menuju bebatuan, ia berhenti sambil tetap berdiri lalu ia merentangkan tangannya, udara malam merasuki setiap anggota tubuhnya. Segar, sesekali matanya ia pejamkan, menikmati setiap udara yang masuk ke tubuhnya.

"Tuhan, gue harus gimana?" Teriaknya putus asa.

"Bunuh diri aja," balas suara secara tiba-tiba tanpa menampakan wujudnya. Rino yang mendengar jelas surara itu, terkejut.

"Astagfirullah kok setan yang ngejawab," cibir Rino kaget, entah sumber suara dari mana itu, Rino menengok kanan-kiri tidak ada siapa-siapa. Iyalah tempat ini kan seperti biasanya selalu sepi, apalagi menjelang matahari terbenam, hampir tidak ada pengunjung yang datang. Ia merasa takut sendiri. Merinding.

"Ayok, tinggal lompat," suara itu kembali terdengar, semakin menjadi-jadi, seolah ia benar-benar syaiton yang selalu mengajak umatnya dalam kesesatan.

"Wah ini gak bener, setannya makin ngelunjak. Woy setan keluar lo! godaan lo gak bakal mempan," tantang Rino dengan perasaan takut.

"Whaahaha," bulu kuduknya semakin merinding ketika mendengar suara tawa yang menggelegar, tak berpikiran panjang dan tak ingin tahu siapa itu, ia memilih untuk kabur dari tempat itu, suasananya berubah menjadi menyeramkan.

Rino berbalik untuk meninggalkan tempat itu, lalu berjalan terburu-buru, tapi baru juga beberapa langkah, kakinya harus berhenti, ia harus berhadapan dengan seseorang yang sengaja mengagetkannya, dengan repleks Rino berteriak sekuat tenaga karena kaget.

"Whaahaaa hihihi ...."

"Aaaa ...." Keduanya berteriak histeris, yang satu mengagetkan dengan dibuat suara seperti kuntilanak dan yang satu berteriak karena benar-benar ketakutan. Rino tak bisa melihat dengan jelas siapa yang mengagetkannya, benar-benar orang itu cari mati.

Teriakan kedunya perlahan mulai menghilang, Rino memulihkan nafasnya yang tak karuan karena kaget dan takut, perasaannya campur aduk. Ia enggan membuka matanya takut orang yang di hadapannya, adalah hantu beneran. Ia mencoba membuka matanya pelan-pelan. Setelah, dilihat dengan lekat, ia semakin terkejut.

"Lo?! jadi, lo setannya?" tajam Rino pada orang dihadapannya, yang tak menyangka orang itu adalah Runi. Runi hanya cengir tak berdosa sambil tertawa terbahak-bahak, karena berhasil membuat Rino ketakutan sangat. Runi tidak menyangka kalau Rino seorang penakut, padahal ia terlihat cool.

"Lo ada masalah hidup apa sih? sampai nakut-nakutin orang? Lo kerasukan?"

"Amit-amit, enggaklah gue gak kerasukan, lo yang kenapa udah bosen hidup? pake acara mau bunuh diri segala lagi."

Runi emang sering ke tempat itu, menetralkan semua pikiran yang mulai mendesaknya, tapi lagi, ia harus melihat Rino seperti putus asa, membuat ia berniat untuk mengerjainya, dan akhirnya berhasil.

Rino bengong mendengar pernyataan itu. "Hah? siapa yang mau bunuh diri, woy?" amuk Rino tak habis pikir dengan yang dikatakan Runi. Siapa juga yang akan melakukan hal bodoh macam itu? udah tahu dosa, gak mungkinlah hal itu dilakukannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our StoryWhere stories live. Discover now