Bab 32

1.3K 121 9
                                    

Terlihat Ejen Bakar berjalan masuk ke dalam ruangan dan menggelengkan kepalanya.

"Bukti di rekaman cctv menghilang, sepertinya ini semua direncanakan" kata Bakar dan Gaz menatap serius.

"Siapa dalang dari semua ini? Apa musuh masih hidup?" Kata Gaz sambil menunduk.

"Itu tidak mungkin, aku melihat dia mati di depan mataku" kata Boboiboy dan semua langsung tertuju pada Boboiboy.

"Apa kau yakin Boboiboy?" Kata Ali dan Boboiboy mengangguk.

'Tentu aku menghapus semua buktilah' pikir Boboiboy.

"Kalau begitu, masalah masih belum selesai. Kita harus berhati-hati" kata Amato yang muncul dari belakang.

"Laksamana Amato.. sejak kapan kau ada di sini" kata Gaz curiga dan Amato pun menaikkan alisnya.

"Tak perlu curiga pada saya, kau bisa tanyakan Ejen Moon dan Ejen Zass. Mereka yang mengantar kita dari kita mendaratkan pesawat di taman" kata Amato yang dibelakang terlihat Maksmana dan Kaizo.

"Benar yang dikatakan Laksamana Amato, Ejen Gaz. Kita yang mengantarnya" kata Ejen Moon dan Zass menggangguk setuju. Gaz pun mengangguk walaupun masih menyimpan kecurigaannya.

Amato pun melihat ke Boboiboy hanya tersenyum dengan pembawaan yang tenang, Amato pun tahu kalau ini semua adalah ulah anaknya. Kondisi tidak mungkin ada musuh lagi dan Ejen Dayang pasti sudah mencurigai Boboiboy.

Boboiboy pun sadar dilihat oleh ayahnya dan melihatnya sambil menaikkan alisnya dengan senyum menyeringai yang membuat Amato melihat Boboiboy dengan tatapan tajam.

'Boboiboy kenapa kau berubah' pikir Amato.

————-

Boboiboy pun sedang ada di kamar dan melihat Amato memasuki kamarnya. Boboiboy hanya tersenyum lembut sambil berdiri menghadap ke ayahnya.

"Ada perlu apa ayah datang ke sini?" Kata Boboiboy dan Amato hanya menatap tajam.

"Kenapa kau melakukan hal seperti itu nak" kata Amato dan Boboiboy hanya menaikkan alisnya.

"Apa maksud ayah?" Kata Boboiboy pura-pura tidak mengerti.

"Ayah tahu kau yang meracuni Ejen Dayang agar dia tutup mulut kan, kenapa kau melakukan sampai sejauh itu" kata Amato dengan menatap tajam ke Boboiboy dan Boboiboy hanya terdiam dengan memasang muka datar.

"Untuk tidak membuat aku masalahlah, alasan apalagi yang aku kasih ke ayah" kata Boboiboy sambil mengangkat pundak.

"Kalau kawan kau yang melakukan seperti itu, apa kau melakukan hal yang sama" tanya Amato dan Boboiboy hanya tersenyum.

"Tentu saja"

Amato pun langsung kaget dan menggelengkan kepala smabil memasang tatapan tajam.

"Nak siapa sebenarnya kau? Aku tahu anakku tidak mungkin tega seperti ini" kata Amato dan Boboiboy hanya memicak pinggang.

"Semua bisa berubah ayah" kata Boboiboy sambil mengeluarkan mata merahnya dan Amato hanya menghela napas.

Amato pun membalik badan dan mau keluar dari rungan. Tiba-tiba dari belakang, seperti ada tusukan yang ternyata dari pedang Halilintar milik Boboiboy.

"Kau jangan lupa, aku juga akan melakukan hal yang sama juga pada ayah kalau ayah mengacaukan semua" kata Boboiboy dan Amato pun laget.

"Boboiboy..." kata Amato dan dia langsung keluar dari pintu.

Boboiboy pun hanya berdiri dan menatap pintu yang sudah ditutup oleh ayahnya. Tiba-tiba, air mata keluar dari mata kirinya dan Boboiboy mengusapnya.

"Tenanglah, tetaplah tenang. Semua akan berjalan dengan lancar" kata Boboiboy sambil menyeringai puas.

Difference [ Boboiboy and Ejen Ali Fanfiction ]Where stories live. Discover now