"Saya mau yang ada kelapamudanya" ucap nya berusaha merebut gelas yang di pegang Nea.

"Loh pak kok curang si? Kan ini yang bawa saya jadi ya terserah saya lah mau kasih yang mana buat bapak." ucap Nea mempertahankan gelas yang hampir di rebut Ryszard.

"Saya seperti ini juga karena makan makanan kamu. Lagi pula ini juga pasti beli pakai uang saya kan"

"Enak aja pak, ini saya beli murni pakai uang saya sendiri. Tadi saya nyuruh pelayan untuk membelikan nya, dan bapak lupa ya kalau saya tidak pernah minta uang sepeser pun dari bapak." perkataan Nea seakan menyindir Ryszard tapi bukan itu maksud Nea.

"Kamu menyindir saya?"

"Enggak kok,"

"Lalu apa jika bukan menyindir? Sudalah kemarikan minuman kamu!" Ryszard mencoba merebut gelas itu lagi dari tangan Nea.

Setelah perebutan gelas yang cukup sengit, Ryszard langsung menegak habis isi gelas itu. Nea hanya mendengus kesal karena kelapa muda kesukaan nya di minum suaminya.

Tak selang berapa lama Ryszard kembali lagi memegangi perutnya dan berlari ke toilet lagi.

'Sekarang bukan cuma kereta api yang ekspres, tapi juga karma. Sukurin!' Batin Nea terkikik geli.

Setelah menuntaskan hajatnya di dalam toilet Ryszard keluar dari toilet dengan wajah yang sangat pucat.

"Ceklek.."

Nea yang sedang menonton TV sambil tiduran di sofa yang terletak di kamar mereka pun mendongak kan wajahnya ke arah Ryszard.

Bruk

Ryszard tergeletak di depan kamar mandi.

Nea yang melihatnya pun syok dan langsung lari menghampiri suami nya.

"PAK!" teriak Nea refleks.

Nea berjongkok dan menggoyang-goyangkan tubuh Ryszard.

"Pak bangun pak....maafin saya, saya tau saya salah tapi ini semua juga bukan sepenuh nya salah saya, orang bapak sendiri kok yang nekat makan padahal sudah saya peringatkan. Pak jangan mati dong, saya nggak mau di tuduh sebagai istri yang tega ngeracuni suaminya demi harta. Saya nggak mau jadi janda kembang pak...." cerocos Nea sambil menangis.

"Haduh gimana ini??" Guman Nea.

"Telpon pak emrik, ya ya" pekik Nea mendapatkan ide.

"Tapi aku nggak punya hp gimana dong" ucapnya kepada dirinya sendiri.

"Panggil pelayan saja ya" gumannya lagi lalu melangkah kan kaki nya menuju samping tempat tidur dan memencet tombol agar pelayan datang.

Tak lama kemudian seorang pelayan perempuan datang dan tak kalah terkejut nya ketika meliat tuannya terkapar tak berdaya di lantai.

"Bi jangan diam saja bantuin aku dong" ucap Nea panik.

"I iya non, tapi saya cari bantuan dulu non" pelayan pun mencari bala bantuan.

_________

Di rumah sakit.

"Kenapa tuan bisa seperti ini?" Tanya emrik dengan tatapan dan nada mengintrogasi.

"T tadi pak Ryszard makan penyet tempe bikinan saya pak" jawab Nea gugub.

"Apa itu?" Tanyanya yang tak mengerti apa itu penyet tempe.

"Itu loh pak, tempe dengan sambal" jelasnya.

"Sambal?"

"Iya" mendengar jawaban Nea, Emrik menepuk jidat nya.

"Pak Ryszard dari dulu itu tidak pernah bisa makan makan pedas. Kenapa kamu memberikan kepadanya?"

Ryszard memang sejak kecil tidak pernah dan tidak bisa makan makanan pedas. Entah kenapa hari ini ia melupakan itu hanya karena kata-kata Nea yang sedikit merendahkan harga diri nya menurutnya.

"Bukan saya yang memberikan nya pak, tapi pak Ryszard sendiri yang mengambil nya dari saya" jawab Nea jujur.

"Entah dia sendiri atau kamu yang memberikannya tetap saja tuan tidak boleh makan makanan pedas" tungkas Emrik.

Pintu ruangan pun terbuka menampilkan dokter muda dan menghentikan perdebatan antara Nea dan Emrik.

"Gimana keadaan nya, Tin?" Tanya Emrik kepada dokter yang sangat ia kenal baik.

Valentino Taksa adalah teman sekaligus dokter pribadi Ryszard yang bekerja di salah satu rumah sakit keluarga milik Ryszard.

Dari tadi tatapan nya tidak teralihkan dari gadis cantik yang berdiri di samping Emrik "Gadis itu siapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Emrik dia malah balik bertanya.

Emrik melirik sekilas Nea yang ada di samping nya, sedangkan Nea hanya diam saja tak berani menjawab pertanyaan yang di keluarkan oleh dokter yang ada di depan mereka.

"Kenapa kau tanya hal yang tidak penting, yang penting sekarang adalah keadaannya" ucap Emrik frustasi, bisa-bisanya temannya ini bertanya hal yang tidak penting seperti ini.

"Tuan mu tidak papa hanya kekurangan cairan ,tapi jawab dulu pertanyaan ku siapa gadis yang ada di samping mu?' Emrik lega dengan jawaban temannya itu. " is she your girlfriend?" Tebak nya.

"Bukan" jawab Emrik.

"Lalu?" Tanya nya lagi.

"Dia isri Ryszard." Tino kaget dan tak percaya apa yang di ucap kan Emrik padanya.

"seriously?"

"Ya, untuk apa aku berbohong. Dia memang istrinya" jawab emrik dengan jujur.

"Kenapa dia tidak mengundangku ke pernikahan nya? Apa dia lupa dengan sahabat sekaligus dokter pribadi ganteng nya ini?" Tanya Tino narsis.

Nea dari tadi diam saja tidak ingin mencapuri obrolan mereka, namun saat Tino mengucapkan kata-kata narsis itu, ia memutar bola matanya jengah.

"Tidak, memang acaranya mendadak dan di gelar tertutup." jawab Emrik.

"Oh begitu, ternyata dia suka daun muda ya."

"Hai my name is Valentino Taksa, you can call me Tino" ucap Tino memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangan nya kepada Nea.

Nea pun menyambut uluran tangan Tino juga memperkenalkan dirinya.

"Sudah acara perkenalan dirinya, sekarang ijinkan aku masuk" potong Emrik.

"Santai bro, masuk lah dia juga sudah siuman" ujar Tino menepuk pundak Emrik.

Merekapun masuk kedalam ruangan rawat Rys zard, termasuk Tino. Ia juga ikut masuk.


"Bro kau sangat jahat! Tidak mengundang ku di acara pernikahan mu, walau pun tidak di adakan resepsi tapi aku juga ingin menjadi saksi penyatuan cinta kalian." ucap Tino kepada Ryszard melankonis.

Cinta? Entah mengapa mendengar kata-kata itu rasanya Nea ingin muntah. Karena nyatanya diantara mereka tidak ada cinta sama sekali bahkan pernikahan mereka didasari dengan perjanjian demi uang.

______



Update cerita ini Senin-Jumat ya.....
Sabtu, minggu Update Lavanya.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Where stories live. Discover now