27 | The Approach Successful?

62 17 13
                                    

Aku terus mengulum senyum geliku. Tanlia kalau sudah mabuk memang tidak ada duanya. Memalukan. Kalau saja aku berada di sana, aku mungkin tidak akan mengakuinya sebagai teman saking kacaunya.

"Dan ..., begitulah cara kamu melakukan pengakuan perasaan?"

Tanlia menghadang wajah memerahnya dengan kedua telapak tangan.

Mengetahui temanku malu, aku berhenti menggodanya dan menanyakan sesuatu yang membuatku penasaran. "Apakah nama ST-mu mempunyai hubungan dengan kisah ini? Aku hanya menebak, soalnya aku merasa banyak kisahmu yang bersemi di musim dingin."

Menurunkan tangannya, Tanlia menampakkan anggukan. "Tebakanmu benar. Aku mengambil "Snow" sebagai bagian namaku karena kisah antara aku dan Fengwei selalu terkenang di pikiranku. "Tan" sendiri adalah margaku. Begitulah Snow Tan atau inisial ST di dunia fashion terbentuk."

Aku ber-oh ria. "Aku lanjut, ya," ucapku menghentikan topik pembahasan sebelumnya.

"Pendekatan kalian sukses?"

***

Liangliang menguap lebar tepat saat netranya menampakkan iris cokelat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Liangliang menguap lebar tepat saat netranya menampakkan iris cokelat. Dia langsung menangkup wajah dengan kedua telapak tangannya. Urat kepalanya yang berdenyut sakit masih dapat digunakan untuk mengingat kejadian semalaman. Tentu Liangliang mengingatnya. Dia hanya mabuk, bukan gegar otak.

"Ahhhh!" Malunya setengah mati. Seharusnya dia mendengarkan nasihat Fengwei untuk tidak minum.

"Jelaskan bagaimana kau bisa kembali ke asrama dalam keadaan tidak sadar lagi semalam!" tekan Yun'er yang terlihat sedang meletakkan segelas teh hijau di atas meja. Setenang biasanya, tetapi nada tingginya membuat Liangliang bergidik.

Liangliang terkekeh, merasa bersalah. Dia turun dari ranjangnya. Merasa lega hanya melihat gadis dengan rambut dikucir tinggi. Lu bersaudari yang pecicilan entah sedang ke mana lagi.

Gadis tersebut lantas menarik sebuah kursi di depan meja tepat gelas teh panas terletak. "Terlalu banyak minum bir hehe." Liangliang mengangkat teh yang diseduh Yun'er, mulai menyeruputnya.

"Kau benar-benar ...," Yun'er menggeram, "Sudah kukatakan jangan minum berlebihan!"

Liangliang mengangkat jari tengah dan jari telunjukku. "Peace." Lagi, gadis itu menyengir lagi. "Tidak akan kuulangi lagi."

Yun'er mendengkus. Hoax. Pasti diulangi lagi suatu hari nanti. Malas lanjut meladeninya, perempuan berdarah Korea tersebut memilih duduk di kursi yang letaknya diagonal dari kursi Liangliang. Dia memasang headphone putih ke telinganya dan sepasang mata sipitnya kembali terfokus kepada layar laptop.

Sehabis mengandaskan teh hijau penghilang pengar dan membilas cangkir, Liangliang meraih sebuah syal kuning beranimasi Doraemon. Tidak lupa juga sebelah sarung tangan abu gelap milik Fengwei yang dipinjamkannya kepada Liangliang semalam.

Melihat Yun'er yang sibuk menggerakkan tetikusnya, Liangliang tidak mengucapkan apa-apa lagi. Gadis itu pergi begitu saja menuju ke asrama laki-laki.

Setibanya di sana, dia meminta tolong petugas yang berjaga untuk menghubungi kamar '19' yang merupakan tempat tinggal Fengwei.

Pria paruh baya itu menurunkan telepon dan mengulangi apa yang disampaikan orang di seberang sana. "Katanya, Shangguan Fengwei sedang tidak ada di kamar."

"Oh." Liangliang jadi berusaha menerka di mana lelaki tersebut berada.

Lebih baik bertanya langsung.

Liangliang memegangi saku kiri dan saku kanannya. Ah, dia lupa membawa ponselnya.

"Paman, bisa tolong telepon lagi untuk mencari Ding Bo?" pinta Liangliang yang disetujui sang petugas.

"Apa yang ingin kau tanyakan kali ini, Guniang?"

"Biar aku sendiri saja," tawar Liangliang dan menerima uluran telepon berkabel yang diberikan pria paruh baya tersebut.

"Halo, Ding Bo. Apakah kau tau di mana Fengwei sekarang?"

"Tadi katanya mau ke ruang pengurus organisasi sebentar. Ada kepentingan katanya. Kau bisa ke sana jika ingin mencarinya."

"Baiklah, terima kasih informasinya." Liangliang menyerahkan kembali alat komunikasi tersebut dan berterima kasih kepada sang petugas yang telah direpotkan olehnya.

👔👔👔

Senyum indah masih terukir di bibirnya sepanjang perjalanan ke mari. Baru saat ini, perlahan lengkungan bak bulan sabit itu luntur. Mata belonya berkaca-kaca melihat adegan di depannya. Suasana hati Fengwei tampak sangat baik ketika jemari panjangnya menyisir lembut surai panjang seorang perempuan yang juga dikenali Liangliang.

Dia adalah Xia Qing. Mahasiswi Fashion angkatan dua tahun di atasnya. Juga teman duduknya di klub desain grafis. Apakah gadis cantik itu yang menjadi alasan Fengwei terus kabur untuk periode sekian lama setiap kali Liangliang mencarinya?

Jadi ... Fengwei ternyata memang takut dengan Liangliang yang jatuh cinta, seperti kata Lu bersaudari? Karena sudah memiliki kekasih?

Tidak ada alasan khusus untuk hatinya yang terasa begitu menyesakkan, seperti ada efek kabut. Sebutir air mata menetes tepat ketika tangannya dengan pelan menutup kembali pintu ruang pengurus organisasi. Niatnya memberi surprise dengan hadiah syal yang dijahitnya baru belakangan ini, malah berbalik dirinya yang dihidangkan kejutan.

Pandangan Liangliang kosong tatkala kakinya mengayun melewati panjangnya koridor hampa. Dapat dilihatnya sebuah meja mahoni di sisi kiri dan tabung logam di sisi kanan.

Liangliang meletakkan sarung tangan abu di atas meja mahoni. Kemudian, gadis tersebut beralih ke tong sampah di kanannya untuk meninggalkan syal kuning yang dibawanya ke dalam sana. Sampah memang seharusnya berada di tempatnya. Liangliang juga seharusnya sadar diri.

Liangliang memantapkan pikirannya dalam tiap langkah kaki yang ia ambil. Dia akan berhenti mengusik Fengwei dan mencoba melupakan semua kenangan indah yang pernah mereka ukir bersama. Bukan berhenti mencintai, hanya ... sadar diri. Semua akan kembali ke primordial mulai dari saat ini.

 Semua akan kembali ke primordial mulai dari saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

February 27, 2021 | NadeClaire❄

Longing DesignWhere stories live. Discover now