"Emang siapa itu?"
"Aku lanjut aja," jawab Tanlia.
"Oke," balasku.
"Siapa dan apa yang dibicarakannya?"
***
Kelopak mata sipit Yun'er melebar. Buru-buru, dia balik menghadap layar laptopnya. Ekspresi 'aduh'-nya langsung terpampang jelas. Suaranya sehalus nyamuk musim semi hingga yang mampu dilakukan Liangliang hanya memperhatikan bibirnya yang berkomat-kamit.
"Aku ternyata tidak mematikan mikrofon tadi."
Tentu bukan disengaja. Yun'er pun tidak menyadari bahwa pencetannya pada tetikus tadi ternyata meleset. Alhasilnya, orang di seberang sana sudah dapat dipastikan mendengar semua perbincangan antara Liangliang dan Yun'er.
Seakan tersadar, Liangliang mengabaikan kecemasan temannya. Gadis itu bangkit dari duduknya, lekas dirinya main nyosor saja ke hadapan laptop. "Kau mengenal Shangguan Fengwei?" tanya Liangliang tanpa basa-basi. Yun'er saja sampai mendelik tidak percaya melihat kelakuan temannya.
"Kau ... teman Unicorn?"
Pertanyaan orang tak dikenal di seberang sana membuat Liangliang mengerutkan keningnya. "Unicorn?" tanya Liangliang tidak mengerti.
Yun'er mengembuskan napas. Bahunya terkulai. "Dia salah satu teman dorm-ku," sahutnya. 'Unicorn' adalah username-nya di gim yang sedang mereka mainkan.
Hening beberapa saat.
"Kalian mahasiswi Universitas Le Xin?"
"I ... ya?" jawab sang pemilik akun. Bukan ragu. Dia jadi penasaran, jangan-jangan teman bermainnya selama ini juga berkuliah di tempat yang sama.
Lagi dan lagi gelembung sepi itu hadir melingkupi.
"Kalian ingin tau lebih banyak tentang Shangguan Fengwei?"
"Mau! Mau!" Liangliang menyambut antusias pertanyaannya. Dia sudah seperti roh penasaran yang bergentayangan di bumi dengan misi mencari tahu seluk-beluk kehidupan seorang Fengwei. Mana mungkin kesempatan emas seperti ini dilewatkan olehnya.
"Kau benar mengenalnya?" Yun'er masih belum sepenuhnya mengerti dengan situasi. Masih ada perasaan ragu dan penasaran yang sedang membelenggu. Mereka memang sudah main bareng untuk periode yang bisa terbilang lama. Akan tetapi, mereka tidak pernah berkenalan sampai ke privasi kehidupan pribadi masing-masing. Ya ..., hanya sekadar tahu di game begitu saja. Berarti ini perdana mereka membahas real life, mengabaikan ronde permainan yang kini mencetakkan tulisan 'game over'.
"Iya. Aku juga mahasiswa Universitas Le Xin."
Kedua gadis hanya ber-oh ria.
"Bagaimana kalau kita bertemu di kantin utama besok?"
"Boleh!" seru Liangliang bersemangat. "Jumpa di fasad kantin saja, ya! Biar lebih gampang saling mengamati."
***
February 10, 2021 | NadeClaire❄
YOU ARE READING
Longing Design
ChickLitChasing you is like chasing for wind. Padahal melelahkan, tapi tetap saja tidak bisa kurengkuh. Siap-siap, aku akan berjuang dengan puluhan ribu cara lain! --- Copyright © 2021 NadeClaire Published on January 31, 2021. Completed on February 27, 2021...