02 | How Did You First Meet Him?

248 39 43
                                    

"Menarik sekali! Jadi kamu pertama kali mengetahuinya dari aplikasi Loveship, bukan?" tanyaku sebagai reaksi semringah.

Tanpa melepas senyuman riangnya, Tanlia mengangguk dua kali.

"Kita lanjut ke pertanyaan kedua?" Alisku terangkat tinggi.

"Silakan," jawabnya.

"Bagaimana kamu pertama kali bertemu dengannya?"

***

我们见面吧!(Mari kita bertemu!)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

我们见面吧!
(Mari kita bertemu!)

Pesan itulah yang membuat Liangliang datang ke restoran lumayan mewah yang bernuansa oriental hari ini. Gadis tersebut menekan salah satu tombol benda persegi guna melihat empat angka yang terpampang. Mata belonya menjatuhkan pandangan ke luar barier kaca. Liangliang menikmati pemandangan di luar sana, walaupun pohon hanya menyisakan rantingnya dan ukiran hasil nabet di batangnya kini terlihat samar akibat diselimuti tebalnya salju.

Dia mendengkus kesal. Lelaki yang diketahuinya bernama Fengwei dari keluarga Shangguan cukup memberinya first impression jelek. "Tidak tepat waktu!" geramnya.

Liangliang mengangkat ponselnya dan mulai mengetik sebait pesan untuk kesekian kalinya. Dia mau spam saja sampai lelaki itu datang ke tempat ini atau minimal membalasnya! Diletakkannya tidak selow sama sekali ke atas meja.

"Fu Wu Yuan," Liangliang memanggil pelayan. Sebelah tangannya ia angkat untuk menarik perhatian yang dipanggil.

Dalam sekejap, seorang pramusaji sudah berdiri di hadapannya. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?"

"Tolong berikan saya sebotol anggur yang paling umum," pinta Liangliang. Meskipun di dalam restoran ini jauh lebih hangat daripada di luar sana, dia hanya ingin tubuhnya lebih hangat lagi.

Kelopak mata pramusaji itu melebar. "Ta---tapi, Nona, kami ...."

Liangliang memicingkan netranya dan menghela napas pelan. Gadis tersebut merogoh tas tangannya untuk mengeluarkan dompet berhiasan gambar panda. Dia menarik kartu identitas pertanda mahasiswi Le Xin.

"Ah, maaf. Mohon tunggu sebentar. Permisi." Pramusaji itu tertunduk sopan merasa tidak enak hati terhadap sikap barusannya kepada pelanggan.

"Tidak apa-apa." Liangliang tersenyum ramah. Dia paham betul, tubuhnya yang mungil dan terkenal selalu kelihatan seperti anak-anak, membuat siapa pun tidak menyangka dirinya merupakan seorang mahasiswi yang sudah berusia sembilan belas tahun.

Beberapa menit kemudian, pramusaji tadi melayaninya dengan sebuah gelas dan sebotol anggur sesuai permintaan Liangliang. Gadis tersebut lantas mengucapkan, "Terima kasih!"

Liangliang meraih gelas yang telah terisi dengan cairan beralkohol itu. Bibirnya mulai menyentuh batas atas gelas, dia menyecapinya dengan ujung lidah. "Ah, pahit!" desisnya. Untuk pertama kalinya Liangliang mencoba minuman beralkohol. Ternyata rasanya pahit. Akan tetapi, harumnya terasa pas di indra pencecap dan penciumannya.

Dengan perasaan setengah takjub, Liangliang kembali meneguk larutan tersebut. Hingga tanpa disadarinya, dia sudah menghabiskan beberapa gelas kecil. Kepalanya mulai terasa pusing dan berat. Penglihatannya seperti ada kunang-kunang berterbangan. Karena ini adalah kali perdananya, gadis tersebut tidak mengetahui seberapa kadar toleransi tubuhnya atas anggur seperti ini.

Liangliang mengangkat ponselnya. Belum juga ada balasan dari orang yang ditunggu-tunggu olehnya sejak beberapa jam lalu. "Kenapa belum datang juga! AHHHHH!!!" Protesan kerasnya sempat mengagetkan sebagian pengunjung lain.

Antara tidak terlalu sadar atau tidak peduli, Liangliang menuang lagi cairan dari botol ke gelas kecilnya. Dia lalu mengandaskannya dalam sekali teguk. "Ahhh ...," desahnya. Tangannya membalikkan posisi gelasnya di atas kepala, sok-sokan mengikuti yang biasanya dilakukan tokoh film usai menghabiskan minuman mereka. Bukannya keren, dikarenakan ternyata masih tersisa cairan dalam gelasnya, semua itu malah mengguyur kepalanya. Untung gelasnya kecil, jadinya enggak membuatnya sampai basah kuyup.

"Hmmm." Gadis tersebut mengusap bibir dengan lengannya. Detik selanjutnya, kepala Liangliang langsung tepar begitu saja di atas plastik yang melapisi meja makan restoran.

 Detik selanjutnya, kepala Liangliang langsung tepar begitu saja di atas plastik yang melapisi meja makan restoran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

February 02, 2021 | NadeClaire❄

Longing DesignWhere stories live. Discover now