Raline mengembuskan napasnya, menatap Radian sejenak. Teringat pemberian Affan padanya tadi, Raline seketika kepikiran untuk memberikan makanan itu saja kepada Radian. Siapa tau Radian akan luluh, kan?

Raline menetralisirkan salivanya, menyodorkan kotak bekal di tangannya. "Gue beneran ngerasa bersalah sama lo. You can take it, i made it own."

Radian menatapnya sekilas, hanya untuk melihat apa yang Raline berikan padanya. Radian mendengus.

"Someone gave you."

Raline terdiam, Radian mengetahuinya. Mengapa Radian selalu mengetahui segalanya?

"Lo cenayang ya?"

Radian tidak menjawabnya, Raline mendecak. Mengobrol dengan seseorang yang hemat bicara seperti Radian membuatnya kelihatan gila, karena terlalu sering berbicara sendiri.

"Rad-"

"Gue nggak nyuruh lo buat bunuh diri." Radian menoleh. "Gue nyuruh lo buat berhenti."

Raline menutup mulutnya. Raline paham yang Radian bicarakan, itu tentang pertanyaannya kemarin. Dan maksud Radian mengenai berhenti itu adalah mengenai 'hal kotor' yang Raline geluti selama ini untuk mendapatkan uang. Ya, menjadi seorang sugar baby.

"Gue nggak ngelakuin hal kotor seperti yang lo pikirin. Lagian gue cuma harus-"

"Apa yang lo tabur, itu yang lo tuai."

Raline mengerutkan keningnya, tidak mengerti.

"She died, disini, melompat dari gedung dengan leher yang tergantung," gumam Radian menatap ke bawah atap.

Raline memejamkan matanya. "Siswi yang bunuh diri?"

Radian menoleh, menarik sebelah sudut bibirnya.

"Lo percaya itu cuma kasus bunuh diri?"

Raline menaikkan alisnya. "Maksud lo?"

"She's same like you."

Raline menatap Radian bingung, benar-benar tidak paham. Dari segi mananya yang sama?

"Lo harus lebih berhati-hati." Mata Radian menilik kotak di tangan Radian. "Termasuk dalam menerima sesuatu. Nggak ada yang tau isi dalamnya apa kan?"

Raline hanya memandanginya, lalu melihat kotak bekal pemberian Affan tadi sejenak. Lantas meletakkannya di tembok tepi gedung takut-takut.

"Lo nggak pernah tau siapa aja yang beneran suka sama lo atau cuma pura-pura. Manusia penuh kepalsuan."

"Rad-"

"Lo sendiri- apa lo yakin lo nggak pernah ngerasa nggak suka sama seseorang? Atau lo juga berlindung dibalik topeng suka biar orang-orang nggak ninggalin lo?"

"Gue-"

"Cuma lo yang tau jawabannya, Raline. Gue cuma mengingatkan lo."

🍂

Raline mendengus.

Kali ini gadis itu duduk di kloset yang tertutup di salah satu bilik kamar mandi setelah buang air kecil.

Apa maksud Radian? Radheya sama dengannya? Segi mananya yang sama?

"Lo percaya itu cuma kasus bunuh diri?"

Raline jadi bertanya-tanya. Kasus Radheya berhasil membuatnya jadi penasaran. Semua orang membahas Radheya, bahkan juga Radian. Memang, ada apa tentang Radheya sebenarnya?

Hipokrit ✔️Where stories live. Discover now