03. 🏸|| Sekre

422 63 4
                                    


Setelah kemarin Senja menghabiskan satu harian untuk beristirahat dan merayakan kemenangan mereka di rumah Raphael, hari ini Senja akan berencana datang ke sekre bersama Langit dan Raphael. Mereka bertiga memang diberi cuti dua hari dari pihak sekolah. Hari ini mereka akan menemui teman-teman mereka di sekre, tempat nongki anak Bhinabakti.

Hari ini hari jumat, Bhinabakti akan memulangkan siswanya lebih awal dari biasanya.

Kaos oversize putih, rok jeans diatas lutut, serta sneakers putih. Senja mengambil dompetnya yang berukuran kecil tanpa repot-repot membawa tas, ia akan memasukan dompet dan ponselnya di saku celana belakang nanti.

"Lang, buruan cepet. Langit lama ah!" Senja menggedor pintu kamar Langit tanpa beban, membuat sang empunya kamar terlonjat kaget di dalam.

"Panasin mobil Ja, gue bentar lagi kebawah." Suruh lagi dari dalam.

"Disiram air panas dong." Ucap Senja pelan.

"Pake korek, bakar sekalian." Sahut Langit dari dalam, Senja terkekeh. Ternyata Langit mendengar ucapannya kemudian Senja turun kebawah dan memanaskan mobil.

Langit turun dengan celana pendek putih selutut, kaos hitam, sneakers putih, juga topi serta masker hitam.

"Ja ayo, buru." Senja membolakan matanya, ia jelas-jelas sudah duduk di kursi penumpang, seharusnya Senja yang bicara seperti itu.

"Baek-baek mata lo gelinding, ribet nyarinya." Langit membuka pintu mobil kemudi milik Senja. Baru ingin menutup pintu mobil, Rapahel datang dengan motor sport hitamnya.

"Lah pake motor." Langit kembali keluar mobil, diikuti oleh Senja juga. Langit ini kenapa ribet sekali sih!

"Teroris Bang?" tanya Senja.

"Ho'oh, mau ngebom sekre. Gimana menurut lo?" Raphael kekeh sendiri.

Gimana tidak, kostumnya serba hitam. Mulai dari hodie, celana jeans panjang, sepatu, tas selempang, belum lagi motor dan helmnya, semuanya hitam.

"Gue ikutan juga lah, ada ranjau darat noh di bagasi." Balas Senja ikut terkekeh.

"Sableng lo Ja." Senja ini jika diladenin akan semakin gila.

"Gue naik motor juga lah. Ja, lo bawa mobil lo sendiri, males jadi supir ganteng lo mulu." Langit berlari ke garasi, suara motor sport hitam miliknya terdengar nyaring. Jika dilihat-lihat, Langit dan Raphael lebih cocok disebut anak kembar dari pada Senja dan Langit.

Langit dan Raphael kerab memiliki benda kembar atau pun warna barang yang sama, seperti motor, hanya style mereka yang sedikit berbeda, Langit yang kerap memakai celana pendek sedangkan Rapahel lebih sering memakai celana panjang.

"Udah ayo, ngapa malah ngerumpi sih!" Langit sudah keluar dari garasi dan mendapati Senja dan Raphael berbicara.

"Monyet-monyet." Senja bergumam pelan.

"Mulut lo Ja!" Meskipun kadang sadar dengan tingkahnya yang seperti monyet, tapi Langit tidak ingin Senja berkata kasar.

"Luan Ja, jan ngebut" kata Raphael.

Senja mengangguk dan mengemudi mobilnya menuju sekre, ia sudah rindu dengan rakyat sekre yang receh.

Setelah menempuh waktu sekitar sepuluh menit, Senja memarkirkan mobil sedan BMW i8 hitam miliknya dipinggir jalan. Pesona Senja saat menuruni mobilnya cukup menarik perhatian anak-anak di sekre yang didominasi anak cowok.Sedangkan Raphael dan Langit lebih memilih memarkirkan motornya dibelakang sekre, tempat anak-anak sering main biliar.

Senja bergabung di meja yang sudah dipenuhi oleh teman-temannya tanpa menunggu Raphael dan Langit. Senja malas untuk menyusul Langit dan Rapahel ke belakang, paling juga dua anak itu yang akan mendatangi Senja.

Senja di Langit NabiruWhere stories live. Discover now