"Hah? Tapi..."

"Ya sudah jika anda tidak menyetujuinya, saya akan membatalkan kerja sama kita, saya akan mengatakan pada tuan Pradipta bahwa anda tidak profesional, bagaimana?" Tanya Diaz sedikit mengancam.

        Rasanya ingin sekali El memukul kepala pria ini. Seenaknya saja mengancamnya. Tapi El tidak punya pilihan lain. Perusahaan keluarga Pradipta sangat terkenal. Jika dia batal bekerja sama dengan mereka, tentu El kehilangan kesempatan untuk dikenal banyak orang.

"Baiklah" Kata El pasrah.

"Bagus, mari kita mulai membahas persiapan ulang tahun perusahaan"

           Diaz sudah tidak menunjukkan tatapan menakutkannya lagi. Tapi bukan berarti dia bersikap ramah, dia masih sama. Selalu serius dengan wajah tanpa senyum miliknya.

          Pertemuan mereka berjalan selama hampir 2 jam. El harus menjelaskan lebih terperinci mengenai segala hal yang berhubungan dengan acara ulang tahun perusahaan. Diaz ternyata orang yang rumit. Segala hal dia tanyakan. Membuat El menahan kesal dan amarah.

"Baiklah nona El, saya harus kembali kekantor, dipertemuan selanjutnya, saya harap anda tidak terlambat karna tuan Pradipta sendiri yang akan bertemu dengan anda, saya permisi" Diaz akan melangkah pergi. Namun berhenti sambil menoleh kearah El.

"Oya terima kasih sudah bersedia membayar makan siang saya"

        Setelah mengucapkan itu, Diaz benar-benar pergi. Lalu seorang pelayan menghampiri El. Memberikan bill yang harus dibayar El. Betapa terkejutnya El saat tau berapa total harga yang harus dibayarnya.

"Ma'af, apa tidak salah? Pria tadi makan sebanyak ini dalam waktu 10 menit?" Tanya El memastikan.

"Itu benar nona, bukan 10 menit tapi setengah jam dia menunggu anda" Jawab pelayan itu.

"Astaga, bisa bangkrut aku jika bertemu dengannya lagi" Gumam El bermonolog sendiri.

"Bagaimana nona?"

"Ya, aku bayar pakai ini saja ya" El menyerahkan kartu debit miliknya.

           Berkurang sudah tabungannya. Padahal uangnya tidak seberapa. Benar-benar hari yang sial. Sementara Diaz tersenyum puas sudah menjahili El.

          Sebagai orang kepercayaan CEO pemilik perusahaan Pradipta, dia tidak perlu repot-repot membayar makanan yang dimakannya di restoran bernama Shara itu. Diaz hanya ingin memberi sedikit pelajaran pada El agar lain kali bisa tepat waktu.

" Berikan kartunya, tidak perlu diambil uangnya" Perintah El pada pelayan tadi.

"Baik tuan"

          Pelayan tadi kembali ke meja yang ditempati El. Menyerahkan kartunya tanpa mengatakan apapun. Tanpa bertanya dan tanpa berlama-lama, El meninggalkan restoran itu.

🌺🌺🌺

           Aro hampir menumpahkan air minumnya saat Ahra datang tiba-tiba mengejutkannya.

"Heh Ahra, bisakah kau tidak muncul tiba-tiba dibelakangku begitu?" Tanya Aro sambil terus mengusap dadanya.

"Ma'af ya" Jawab Ahra dengan wajah tanpa dosanya.

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang