[9] Family?

1.5K 345 31
                                    

Lagi-lagi Renjun terlihat sangat tidak bersemangat. Saat ini dikelasnya dia hanya merebahkan kepalanya di meja dengan kedua lengannya sebagai bantal. Oh, terlihat sangat penuh beban.

Suasana kelas sedang ribut saat ini, dimana hal itu jelas bukan kesukaannya. Teriakan teman sekelasnya seakan-akan saling berlomba untuk mendapatkan gelar manusia terberisik di kelas, padahal hal itu tidak akan membuat mereka mendapatkan hadiah satu unit apartemen mewah ataupun mobil.

Oh, mari kita jelaskan beberapa beban yang membuat Renjun hampir kehilangan kewarasannya.

Satu; fakta tentang kematian Hyunjin yang ternyata sudah dikonfirmasi bunuh diri. Dia sangat tidak setuju dengan ini karena jelas-jelas dia melihat jika kedua pergelangan tangan Hyunjin itu terpotong! Bunuh diri? Omong kosong!

Dua; Jeno dan Mark ternyata bukan manusia biasa. Ya memang mereka berdua sangat tampan bagaikan bukan manusia asli tapi itu bukan tidak biasa dalam kasus ini. Ternyata Jeno adalah seorang mind reader dan Mark bisa teleportasi! Tentu saja dia tidak percaya awalnya, sebelum keduanya menunjukan kemampuan mereka dan itu membuat Renjun hampir gila.

Ketiga; luka di tubuhnya kembali bertambah semalam, bersamaan dengan si misterius yang memberi pesan: "Besok, lo bakal ketemu sama anggota keluarga lo. Have fun."

Untuk poin ketiga Renjun sama sekali tidak mempercayainya. Anggota keluarga? Sepertinya Renjun tidak pernah mempunyai hal itu di hidupnya. Bahkan dia tidak tahu bagaimana bisa lahir ke dunia ini, toh dia tidak pernah bertemu ibunya secara langsung. Dia hanya pernah melihat wajahnya di foto yang ditunjukan bibinya.

Menurut cerita bibinya, ibu Renjun meninggal ketika melahirkannya dulu. Sedangkan ayahnya, beliau membuang Renjun dan enggan untuk mengurus atau apapun itu.

Renjun benar-benar tidak tahu bagaimana wajah ayahnya, bahkan dia memakai marga ibunya; Huang.

Alasan yang klise, bukan? Tapi memang itu kenyataannya. Renjun telah tinggal bersama bibinya sampai beberapa bulan lalu, sebelum dia memutuskan untuk hidup mandiri dan mengontrak rumah yang sekarang ditempatinya.

"Huang Renjun!"

Renjun tersentak begitu namanya dipanggil. Aish, orang gila mana yang berani meneriakkan namanya sepertiㅡ

ㅡ itu.

Ternyata orang yang baru saja memanggilnya adalah guru bahasa Koreanya yang tidak lain dan tak bukan adalah pak Park.

Pak Park terlihat menatap Renjun tajam saat ini dengan kedua mata bulatnya yang seakan-akan keluar jika beliau membuka matanya lebih lebar lagi.

"Tidur di kelas saya, huh?" Ujar gurunya dingin.

Renjun berdiri dan sontak menggeleng. "Saya gak tidur kok pak, tadi saya cumaㅡ"

"Merebahkan tempurung kepala kamu di atas meja, bukankah begitu, Huang Renjun?" Potong pak Park.

Terdengar cekikikan anak-anak lain. Perkataan pak Park tadi benar-benar membuat darah Renjun mendidih, apa katanya? Apa barusan gurunya itu baru saja menyindirnya?!

Melamun di kelas, oke Renjun akui itu. Tapi mengatakan hal itu tidak membuat apapun menjadi baik, cukup tegur tanpa mempermalukannya bisa, kan?

Oke, lupakan. Renjun memang murid yang gak tahu diri. Udah salah, ngotot lagi.

Renjun membungkuk kepada guru kesayangannya itu.

"Maaf, pak." Ujar Renjun pada akhirnya. Sepertinya dia sadar jika melawan guru tidak akan membuahkan hasil yang baik.

Terlihat pak Park hanya menganggukan kepalanya. "Oke, jangan diulangin lagi. Sekarang kita lanjut absen tadi."

Terdengar balasan yang serempak dari para muridnya.

[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓Where stories live. Discover now