[5] Truth or dare

1.8K 378 66
                                    

Renjun menghela nafasnya kembali saat disuruh untuk mengerjakan lembar-lembar soal yang sudah ada di atas mejanya.

Sepertinya memang semesta sedang marah pada Renjun hingga dia diberi ujian sejarah mendadak begini! Dia hanya diberi waktu 30 menit untuk menghafal dan sekarang harus mengerjakan 50 soal dalam waktu 1 jam, astaga dia akan meledak sebentar lagi.

Renjun mulai fokus pada lembar soal yang diberikan sang guru. Tapi nihil, seberapa keraspun dia mencoba tetap saja teori sejarah Joseon dan lainnya bagaikan hilang begitu saja seakan-akan dia tidak pernah mempelajarinya. Salah satu kelemahannya adalah pelajaran sejarah Korea ini!

Apakah sekolah tidak akan mengadakan sebuah ujian tentang alam fantasi? Sepertinya Renjun sanggup menjadi murid terpintar jika memang ada.

Renjun bosan sekali, apalagi saat ini suasana kelas sangat hening karena sedang fokus. Oke, walaupun dia murid yang tidak suka bergaul tapi tetap saja dia juga bisa merasa bosan.

Tanpa sengaja atensinya beralih pada jendela yang mengarah ke lorong. Seseorang dengan seragam sekolah lain sedang menatap Renjun dan tersenyum aneh, senyumannya sangat lebar hingga lebih jauh seperti seringaian.

Renjun sempat termenung beberapa saat ketika melihat orang ituㅡlebih tepatnya warna rambut orang itu. Navy.

Sekolah memang melarang para murid untuk mewarnai rambut dengan warna-warna aneh, terkecuali Chenle. Ayahnya adalah investor terbesar bagi sekolah, karena itu pihak sekolah tidak mempermasalahkan warna rambut Chenle yang berwarna orange. Iya, itu tidak adil, Chenle menyalahgunakan kekuasaan ayahnya.

Oke kembali lagi ke topik awal, dimana Renjun masih saling bertatapan dengan orang asing itu. Mukanya terlihat familiarㅡsangatㅡtapi Renjun tidak bisa ingat siapa dan dimana mereka bertemu.

Renjun mengalihkan pandangannya sesaat dan berpikir. Dia yakin pernah melihat orang asing tadi, hanya saja dia benar-benar tidak ingat.

Tunggu...

Warna rambut itu!

Renjun segera beralih kembali menatap jendela yang awalnya berdiri sesosok orang asing. Tapi sayang, dia tidak menemukan siapa-siapa, sepertinya orang itu sudah pergi.

Katakanlah dia berburuk sangkaㅡkarena memang kenyataannya begituㅡ tapi apa hanya dia yang berpikir jika orang asing dengan rambut navy tadi berhubungan erat dengan orang berhoodie di mimpi buruknya?

••••

Renjun mengernyit heran ketika mendapati para penghuni rumah seakan-akan menunggunya di ruang tamu dengan cake berukuran sedang di meja. Seingatnya ini bukan ulang tahunnya, kok. Atau mungkin ulang tahun yang lain?

Oh apa mungkin ini ulang tahun Mark? Mengingat pemuda berdarah Kanada itu belum berada di rumah.

"Astaga, lama banget lo Huang!" Teriak Donghyuck begitu Renjun memasuki rumah.

Hah? Jadi mereka menunggunya?

Renjun menatap cake yang ada di meja. "Ini apa?"

"Cake." Balas Jisung polos. Memang iya sih dia tidak salah tapi kenapa Renjun emosi, ya?

"Maksud gue dalam rangka apa ada cake disini." Balas Renjun berusaha setenang mungkin.

"Oh itu, ini udah 2 bulan kita tinggal serumah! Makanya Chenle beli cake buat ngerayain." Kata Jisung lagi.

Renjun hanya ber-oh ria. "Oke, selamat ya." Setelah itu dia hendak berpaling dan kembali ke kamarnya.

[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓Where stories live. Discover now