Chapter 22

4K 637 203
                                    

Langit pagi itu terlihat mendung saat Jungwon berangkat sekolah di hari senin. Hari yang berat untuk semua orang, termasuk Jungwon. Setelah semalaman menangisi nasibnya yang harus berpisah dengan pujaan hati, ia terpaksa berangkat pagi karena tidak mau membuat orang rumah khawatir melihat matanya yang sembab. Ia berangkat saat mamanya mandi dan saat sunghoon dan papanya masih terlelap, meninggalkan pesan singkat kepada keluarganya berdalih hari ini ia harus piket pagi. Ia berangkat sebelum bus beroperasi hingga ia terpaksa berjalan menikmati udara segar pagi hari meski suasana sekitarnya sekarang justru menambah kesedihannya.

Jungwon jadi rindu Jay.

Biasanya mereka selalu berangkat bersama, bercengkrama saat perjalanan, bergandeng tangan menuju kelas masing-masing. Tapi sekarang, Jungwon melewati gerbang sekolahnya seorang diri. Belum banyak orang yang berangkat, hanya ada beberapa siswa yang tampak rajin membawa banyak buku di tas jinjing mereka. Selebihnya hanya pekerja kebersihan yang sudah mulai bekerja.

Kelas belum ada penghuni ketika Jungwon masuk. Sunoo seperti biasa mungkin akan dating terlambat karena anak itu sangat susah dibangunkan. Ia sedang tidak ingin bertemu kakaknya dan tentu saja ia juga akan menghindari Jay. Ia menghela nafas kasar, baru menyadari bahwa hidupnya di sekolah hanya ia habiskan dengan orang yang sama.

Jungwon lalu memilih duduk di bangkunya, meletakkan kepalanya di atas meja dan menutup matanya perlahan, berniat untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda hingga hamper subuh tadi.

Namun, tak berselang lama tiba-tiba Jungwon merasakan sesuatu mengenai belakang kepalanya. Ia mendongak dan melihat gumpalan kertas mendarat di meja. Lantas ia menoleh ke belakang dan ia mengerjap canggung melihat beberapa temannya menatapnya dengan aneh.

"Wow Jungwon. Lo gak tau malu atau emang haus perhatian?" Beberapa siswi masuk dan duduk di bangku mereka masing-masing. Mereka masih menghadap Jungwon dan menatapnya sinis.

"Berani-beraninya lo masih nongolin muka sok polos lo itu."

Jungwon masih tidak menyadari kenapa teman-temannya tiba-tiba jadi seakan membencinya setengah mati. Atau ini masih ada hubungannya dengan kejadian Jay dan Yeonjun bertengkar? Tapi ia kira berita itu sudah agak surut.

"Kalian kenapa sih? Gue salah apa?" Semua temannya mendecih. Salah satu temannya menyodorkan ponsel tepat di hadapan Jungwon.

Dan detik itu juga Jungwon berhenti bernafas, matanya membelalak lebar ketika melihat foto-fotonya yang terlihat sangat tidak pantas tersebar di grup kelas.

Setelah perpisahannya dengan Jay, Jungwon sibuk menangis sampai tidak sempat membuka ponselnya sendiri.

"Lo bego atau pura-pura bego?" Tangan Jungwon terkepal erat. Haruto sungguh jahat. Ia sudah menuruti permintaannya tetapi justru ini yang ia dapat. Ia tidak bisa membayangkan jika Sunghoon dan kedua orang tuanya melihat foto-foto laknat itu.

"Eits.. jalang kecil udah di sini ternyata." Sekarang giliran teman-teman laki-laki Jungwon yang mulai memasuki kelas. "Liat liat mukanya. Aww imut bgt selera om om nih." Salah satu diantarany akan menyentuh wajah Jungwon tetapi berhasil ia tepis kasar.

"Jalang murahan aja jual mahal lo!"

Jungwon terkesiap ketika ia mendapati Haruto yang berdiri sambil menyenderkan punggungnya di pintu kelas. Tanpa mempedulikan teman-temannya, ia berdiri dan menghampiri Haruto, mencekal tangannya dan menyeret cowok jangkung itu ke koridor yang lebih sepi.

"Lo tega sama gue To! Lo bilang lo gak bakal nyebarin foto itu kalau gue jauhin Jay! Gue udah putus sama Jay! Gue udah lakuin apa yang lo minta! Kenapa lo masih sebarin foto itu?" Karena perbedaan tinggi yang cukup jauh, Jungwon mendongak menatap Haruto dengan nyalabg

Your Guardian Angel [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang