Chapter 21

4.2K 652 242
                                    

Mobil Jay melaju saat matahari mulai beranjak ke barat, sementara Jungwon membuka kaca jendela untuk sekedar merasakan angin sore yang lembut menerpa wajah dan menggoyangkan rambutnya. Lalu Jungwon tersadar kemana mereka akan pergi setelah merasakan angin yang sedikit lengket, lalu terlihat bentangan laut yang sangat luas. Dengan cepat Jungwon menoleh ke arah kekasihnya yang sedang fokus menyetir.

"Kita ke pantai?" Jungwon menatap Jay khawatir. Pasalnya, ia tahu Jay phobia air laut dan sekarang kekasihnya itu akan melawan ketakutannya selama ini.

"Yup,"

"Jay.." Jungwon memanggil Jay lirih membuat cowok berrahang tegas itu menoleh dengan senyum lembut. Jay dapat melihat kekhawatiran Jungwon melekat di wajahnya yang manis.

"It's okay. Selama gak main air, it's fine." Kini justru Jay yang berusaha menenangkan Jungwon dengan menggenggam sebelah tangan mungil kekasihnya. Akhirnya Jungwon menyerah dan berpikir ia akan melakukan apapun jika trauma Jay datang menyerang.

Tak lama, Jay memarkirkan mobilnya di dekat gazebo-gazebo yang tak jauh dari pantai, ia membukakan pintu untuk Jungwon lalu menggenggam tangan itu sambil berjalan menyusuri pantai. Jay menjinjing alas kaki mereka karena kata Jungwon, ia suka merasakan tekstur pasir yang kasar di telapak kakinya. Sedangkan tangan Jungwon yang tidak Jay genggam, membawa satu botol air mineral untuk Jay. Jungwon sempat merutuki kekasihnya karena cowok itu terlihat jarang minum sampai belah bibirnya berdarah karena kering.

Sejak mereka turun dari mobil, Jungwon terus memperhatikan wajah Jay seolah momen ini adalah momen terakhir mereka."You okay?" Jungwon melepas genggaman tangan mereka dan beralih memeluk lengan Jay, ia menyentuhnya dengan hati-hati. Jay mengangguk sebagai jawaban, ia tersenyum lembut sambil mengasak rambut Jungwon. Biasanya Jungwon akan protes karena rambut yang sudah ia tata rapi kini di rusah oleh kekasihnya, tapi kali ini berbeda. Rasanya Jungwon sudah tidak bisa merengek manja seperti biasanya.

"Aww.." Jay terkejut ketika Jungwon membungkuk memegang kakinya.

"Kenapa? Kenapa?" Jay terdengar sangat khawatir, ia berlutut di depan Jungwon untuk melihat kaki kekasihnya. Ketika Jay melihat telapak kaki Jungwon, ternyata kaki mungil itu tertancap pecahan kerang yang tajam hingga beberapa tetes darah menetes dari lukanya.

"Tahan sebentar," Dengan hati-hati Jay mencabut pecahan kerang tersebut dan meraih botol air mineral lalu mengguyur luka Jungwon sampai darah tidak lagi keluar. Jungwon hanya menatap Jay yang sibuk mengurus luka di kakinya. Hatinya berdenyut nyeri menyadari bahwa ia tak bisa lagi mendapat perlakuan seperti ini ketika nanti ia pergi.

"Sayang, naik. Udah pegel nih." Tanpa sadar cowok jangkung itu sudah jongkok membelakanginya.

"Huh?"

"Lama deh." Jay dengan sigap mengalungkan lengan Jungwon ke lahernya, lalu dengan mudah Jay mengangkat tubuhnya. Jungwon terkejut karena tiba-tiba saja ia sudah digendong di punggung kekasinya.

"Balik ke mobil aja ya. Masih bisa liat sunset kok dari mobil." Jungwon mengangguk, lalu menyadari bahwa Jay tidak akan melihatnya.

"Okay."

Selama mereka berjalan ke mobil, oh ralat. Selama Jay berjalan ke mobil dengan Jungwon yang ada di gendongannya, Jungwon menyamankan diri. Ia memeluk leher Jay dan menaruh dagunya di bahu lebar Jay. Jungwon menghirup dalam wangi aroma Jay yang pasti akan ia rindukan.

"Jay.."

"Masih sakit?"

Mobil Jay sudah terlihat di pandangan Jungwon.

"Kalau aku minta putus boleh?" Langkah Jay terhenti sebentar, lalu beberapa detik kemudian cowok itu kembali berjalan.

"Jangan bercanda, Jungwon." Tangan Jungwon yang bertaut di depan dada Jay berkeringat, ia memainkan jemarinya gugup. Jungwon tau ini bukan saat yang tepat, ia tau ia merusak kebahagiaan mereka hari ini, tapi cepat atau lambat ini akan terjadi. Jungwon pikir, jika ia terus menunda, itu hanya akan menyakiti mereka lebih jauh lagi.

Your Guardian Angel [JayWon]Where stories live. Discover now