#11

74.1K 3.5K 143
                                    

Typo ada di mana-mana


__________________

Cahaya mentari pagi kembali menyeruak masuk, menyilaukan mata yang setia terpejam. Perlahan tapi pasti mata indah itu terbuka, sesekali mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

Aylin mulai menggeliat untuk melemaskan otot-ototnya yang pegal. Tetapi sebuah tangan kekar menghalanginya untuk melakukan aktivitas itu. Aylin mendongak menatap wajah Faro yang masih setia menutup mata, seakan sadar Aylin menggelengkan kepalanya dan lambat laun melepas pelukan lengan Faro dari pinggangnya.

Mengingat apa yang ia lihat kemarin malam membuat Aylin kembali menghela nafas gusar. Aylin melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, membersihkan badanya sebelum ia pergi ke kantor bersama Faro.

Tak lama ia berkutat di kamar mandi Aylin keluar lengkap dengan baju khusus sekertaris, anehnya ia tak menemukan keberadaan Faro disini. Kali ini Aylin mencoba untuk berfikir positif.

Aylin kembali berjalan menuju lemari. Seperti para istri pada umumnya, Aylin menyiapkan baju dan aksesoris yang akan dipakai Faro untuk pergi ke kantor hari ini.

Setelah selesai dengan beberapa berkas yang ia siapkan. Aylin memutuskan untuk turun dan menyiapkan sarapan. Samar-samar ia mendengar gelak tawa seseorang, ya tentunya ia tau bahwa itu adalah Faro dan Lusi.

Aylin memilih tak memperdulikan hal itu, ia mengambil selembar roti yang dioleskan dengan selai coklat, tentu saja ia sajikan untuk Faro. Tak lama dari itu nampak Faro yang tengah menuntun jalanya Lusi menuju meja makan.

"Udah siap?" Tanya Faro pada Aylin.

"Iya pak, ini sarapnya jangan lupa di makan" ucap Aylin dan kembali duduk menikmati sarapanya.

"Emang kalian mau kemana? Aku ikut yah" Tanya Lusi.

"Aku mau ngantor bukan mau liburan, lagian belum sembuh juga" jelas Faro.

Ya, Aylin tak pernah mendengar Faro berbicara panjang lebar seperti ini.

"Ya kan aku nanti sendirian dong, mending aku ikut kamu janji gak ganggu deh" ucap Lusi seraya menunjukan dua jarinya.

Faro terlihat menghela nafas dan sesekali menatap Aylin. Namun yang ditatap lagi-lagi bodo amat. Akhirnya Faro pun meng-iyakan permintaan Lusi.

"E .. lin, gue boleh minta tolong ngga?" Tanya Lusi.

"Kenapa?" Tanya Aylin.

"Tolong ambilin gue roti itu ya tapi selai kacang" ucap Lusi.

Aylin yang mendengar itu diam sebentar. Disela diamnya Faro melihat raut wajah Aylin yang sangat kesal.

"Biar aku aja" ujar Faro.


Selesai ritual sarapan bersama, Aylin masih menunggu Lusi dan Faro untuk bersiap. Dua puluh menit kemudian, Faro turun tetapi dasi dan jas nya belum rapi, dalam hati ia berniat untuk menyuruh Aylin untuk mengikatkan dasinya.

Memang jujur Faro tak pernah bisa memakai dasi.

"Ekhem .. kamu bisa pakaikan dasi saya?" Tanya Faro. Aylin tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Faro.

COLD CEO is MY HUSBAND (TERBIT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें