Arthur berdecak dan memutar bola matanya malas. Andai bukan keluarga Bella dan seorang pangeran, mungkin Arthur sudah menebas kepala ke dua bocah ini.

"Ck! Tidak usah banyak bicara! Sekarang cepatlah berlatih." Arthur menyerang ke dua pangeran itu dan dengan gesit mereka menghindar.

Sudah hampir tiga bulan Moriz dan Derral di kerajaan ini, perkembangan mereka semakin meningkat, karena setiap pagi, Arthur selalu menyuruh mereka untuk latihan sampai menjelang siang. Bahkan untuk istirahat saja, hanya sekedar minum air, dan untuk makan berat, hanya bisa setelah selesai latihan.

Bella memandang heran dengan ke tiga orang itu, sedari tadi mulut mereka komat kamit, karena sedikit jauh, jadi Bella tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Senang bertemu dengan anda, Yang Mulia." Bella terkejut dan menoleh ke arah seorang gadis yang Bella perkirakan umurnya dua tahun lebih muda dari Bella.

Bella hanya tersenyum, karena ia tidak mengenali gadis itu.

"Boleh aku duduk di sebelahmu?" tanya gadis itu.

Bella melihat bangku yang masih kosong dan kembali melihat ke arah gadis berpakaian bangsawan itu. "Ah, iya silahkan," ujar Bella, gadis itu tersenyum dan duduk di sebelah Bella.

"Namaku Azura, putri dari Penasehat Kerajaan, Woll ." Gadis itu tersenyum dan menyodorkan tangannya yang langsung di balas oleh Bella.

"Senang bertemu denganmu, Azura," balas Bella ikut tersenyum. "Aku baru tahu jika Paman Woll mempunyai anak perempuan yang sangat cantik sepertimu," puji Bella. Azura memang sangat cantik, hidungnya yang mungil, bibirnya yang tipis dan pink alami, serta iris matanya yang berwarna hijau, menambah kesan cantik dan manis. Dan jangan lupakan Surai hitamnya yang bergelombang.

Azura tersenyum. "Ah, terima kasih pujiannya. Memang, banyak yang tidak mengenaliku, karena aku baru kembali ke kerajaan ini sekitar beberapa hari yang lalu," ujar Azura.

Bella mengernyit. "Memangnya kau dari mana? Ah, maaf, aku bertanya karena sedikit penasaran." Bella menyengir.

Azura menggeleng pelan, terlihat sangat anggun. "Tidak apa-apa, Yang Mulia, aku senang jika kau bertanya, jadi kita bisa sedikit dekat," ujar Azura, "Aku dari desa Ditrix, sudah hampir tujuh tahun aku menatap di sana karena ingin hidup mandiri, dan karena paksaan dari Ayah, aku jadi kembali ke kerajaan," ujar Azura.

Bella memangut-mangut mengerti. Ia sedikit terkejut saat mendengar penuturan Azura. Jika di luaran sana banyak yang ingin tinggal di istana dan menjadi seorang bangsawan, Azura malah sebaliknya. "Kau tinggal dengan siapa di desa?" Ah, Bella itu kepo orangnya, jadi bawaannya bertanya terus.

"Aku tinggal sendiri, Yang Mulia," kata Azura.

Bella ber'oh'ria dan tersenyum. "Tidak perlu terlalu formal padaku, kau bisa memanggilku Bella, aku rasa kita bisa berteman baik."

Menurut Bella, Azura adalah gadis yang baik dan anggun, dan Bella merasa nyaman berbicara dengannya.

Arthur yang melihat Bella, langsung tersenyum tipis dan melepas pedang kayunya ke tanah, membuat Derral yang hendak menyerang malah tertahan, membuat pedang kayunya hanya terdiam di udara. Derral mengikuti arah pandang Arthur, seketika ia memangut-mangut mengerti, dan mengkode Moriz untuk menuju duluan ke arah Bella, sebelum Arthur.

Moriz dan Derral melepas pelan pedang kayunya di tanah, dan sesekali melirik ke arah Arthur yang masih diam dan terus memandangi Bella. Arthur belum menyadari pergerakan Moriz dan Derral karena terlalu fokus memandangi Bella yang tengah tertawa dengan Azura.

Derral kembali mengode Moriz agar mereka berlari tanpa sepengetahuan Arthur, dalam hitungan ke tiga, ke dua pangeran itu langsung berlari menuju Bella sembari mengejek Arthur.

Arabella Transmigration [SELESAI]Where stories live. Discover now