delapan belas (end + extra part)

1.4K 93 4
                                    

Begitu Bidadari memasuki usia kehamilan sembilan bulan, Wira segera mengambil cuti dari kantor dan melemparkan semua tanggung jawab pekerjaannya pada ayahnya dan yang lainnya. Sebisa mungkin 24 jam berada di sisi Bidadari. Bahkan Wira memaksa Bidadari tidak boleh ke kamar mandi sendirian, Wira harus ikut serta. Alasannya hanya satu, tidak ingin kejadian yang dulu menimpa Bidadari kembali. Awalnya semua protes melihat sikap Wira yang terlalu berlebihan, mengingat apalagi saat ini Bidadari tidak sendirian di rumah. Ada mama, ada asisten rumah tangga keluarga Wira yang berjumlah empat orang, belum termasuk dua supir yang siap siaga mengantar kapanpun dan ke mana pun dan seorang tukang kebun di rumah. Lihat kan, di rumah kali ini ramai dan hanya berkurang satu asisten rumah tangga untuk mengawasi Aditya. Tapi Wira bersikap seakan hanya ada satu asisten rumah tangga yang sudah disibukkan untuk memjaga Aditya dan tidak ada yang menjaga Bidadari. Bidadari sendiri sampai berbusa mengeluh pada Wira namun tak dihiraukannya.

"Please Bida, kamu lihat saja sekarang, nggak ada kan yang jagain kamu. Kamu lihat saja mama malah asik baca majalah.", Ucap Wira yang diikuti delikan kesal dari sang mama yang duduk di tak jauh dari mereka. Bidadari hanya menghela napas dalam kemudian memegang kepalanya yang terasa pusing karena ulah suaminya itu.

"Jelas lah Wir! Kamu sudah nempelin aku kayak ngawal buronan tahu nggak, yang lain mau ngapain lagi?"

Bidadari hendak melanjutkan ocehannya, namun dihentikannya saat pangeran kecilnya menghampirinya. "Mamaaaa..", Adit berlari kencang mendekat ke arahnya hendak memeluknya namun segera dihentikan oleh Wira. "Adit, papa bilang apa? Kalau mau peluk mama harus pelan-pelan. Nanti dedenya sakit kamu tabrak kencang begitu." Wira kemudian melepaskan Aditya agar bisa menghampiri Bidadari dan melanjutkan keinginannya memeluk Bidadari.

"Aku nggak serapuh itu Wir. Tenaga Adit juga nggak seberapa.", Bantah Bidadari yang segera menyambut Aditya yang kini sudah memeluk dan menempelkan sebelah sisi wajahnya ke perut Bidadari yang sudah besar itu. "Halo dede cantik.", Sapa Aditya kemudian mengecup perut Bidadari dan beranjak mengecup Bidadari. "Sayang, dedenya bukan dede cantik. Tapi dede ganteng ya.", Ucap Bidadari mendengar sang anak masih saja menyebutnya dede cantik, padahal sejak beberapa bulan lalu Bidadari sudah memberitahunya. Ini semua karena ulah Wira yang sejak awal mengajarkan Adit memanggilnya dede cantik, begitu memasuki usia 5 bulan, hasil USG menunjukkan jenis kelaminnya adalah laki-laki. Namun Aditya tetap saja memanggilnya dede cantik.

"Memangnya Adit kepengen punya dedenya cewek apa cowok sih? Kalau cowok kan bisa diajak main nanti Dit.", Tanya Wira.

"Memangnya kalau cewek nggak bisa diajak main papa? Kak Ise bisa diajak main.", Jawaban Adit membuat Wira bungkam.

"Bisa kok sayang. Cuma sekarang yang di dalam perut mama, dedenya cowok. Meskipun bukan cewek seperti yang Adit mau, Adit harus tetap sayang yah sama dedenya.", Ucap mama Wira yang diikuti anggukan mengerti dari Aditya.

Begitu Aditya sudah kembali ke dalam kamarnya untuk tidur siang, Bidadari memilih beranjak dari ruang keluarga hendak menuju ke kamar mandi. Baru saja Bidadari bangkit berdiri, Wira segera ikut bangkit berdiri bersiap mengikuti Bidadari. "Aku cuma mau buang air kecil sebentar Wir. Lama-lama aku bisa kencing batu nih karena nggak bisa pipis karena ditungguin kamu terus.", Rengek Bidadari melihat Wira yang benar-benar menempel padanya.

"Ya sudah, aku antar aja sampai depan kamar mandi. Biar aku tenang, please.", Wira memohon pada Bidadari yang akhirnya diiyakan oleh Bidadari. Baru saja melangkah beberapa langkah, Bidadari nyaris terjatuh karena tersandung kakinya sendiri saat berjalan. Untung saja Wira dengan sigap segera menangkap Bidadari sebelum terjatuh. "Tuh kan, firasatku tuh benar. Kamu memang harus aku ikutin 24 jam. Kamu nggak boleh ngebantah!", Oceh Wira segera begitu berhasil menangkap Bidadari. Jantungnya nyaris copot saat melihat Bidadari yang nyaris terjatuh.

Kedua (Sekuel Bidadari the Ugly Duckling)Where stories live. Discover now