20 : Berharap Selamat.

748 80 6
                                    

Aryo yang sibuk menyetir,menatap jalanan yang sangat sepi. Waktu terus berjalan hingga tak terasa pukul 16.00 menjemput kedatangan mereka.

Tiba-tiba bus yang sedang Aryo kendarai berhenti secara mendadak. Mereka tidak tahu alasan bus itu berhenti. Sementara mesin bus tidak ada yang rusak sama sekali.

"Gua cek keluar dulu." ucap Aryo.

"Gua ikut!" sahut Arsa.

Mereka berdua sudah mempersiapkan dirinya untuk keluar dari bus. Mereka ingin mengecek keadaan bus diluar siapa tau karena ban yang kempis. Walau terlihat sepi mereka tetap harus berhati-hati. Arsa membuka pintu bus dan melirik kearah kanan dan kiri untuk memastikan bahwa benar-benar sedang tidak ada zombie di sekitarnya. Ia mulai turun dari bus secara hati-hati diikuti oleh Aryo dari belakangnya. Mereka berdua berpencar,Aryo memeriksa bus bagian kanan sedangkan Arsa memeriksa bus bagian kiri. Selang waktu yang singkat dan benar saja ternyata ban bus belakang bagian kanan bocor.

"Sial,kenapa harus bocor disaat keadaan genting kaya gini!" kesal Aryo.

"Arsa!" panggil Aryo benar saja orangnya langsung muncul di depan wajahnya.

"Kenapa?"

"Bannya bocor,kita gak bisa kemana-mana lagi!" jelas Aryo.

"Kita masuk dulu,kita susun rencana baru." balas Arsa.

Arsa dan Aryo bergegas masuk ke dalam bus untuk memberitahukan keadaan bus saat ini.

"Hari ini kita harus mencari kendaraan lain!" ucap Aryo secara tiba-tiba.

"Ya benar kata Aryo. Kita harus keluar,ban bus ini kempis!" lanjut Arsa dibalas anggukan oleh yang lain.

Mereka harus pasrah dengan kejadian ini. Mau tidak mau mereka harus mencari kendaraan lain agar selamat.

"Hari ini kita kesana dulu gimana? Lagi juga sebentar lagi mau gelap." ucap Rangga sambil menunjuk sebuah gedung yang lumayan besar.

Mereka semua setuju dengan ucapan Rangga. Lagi pula sepertinya awan sedang dalam keadaan mendung dan langit gelap sebentar lagi akan tiba.

Mereka semua keluar dari bus secara perlahan. Aryo memegang pistol yang diberikan tentara tadi dengan sigap,disekitarnya terdapat Kevin yang siap dengan linggisnya,Mira dengan sekopnya,Rindra dan Davin dengan tongkat baseball,sedangkan Arsa,Dimas,Rangga,Rena,Dina,dan Abel dibelakang mereka.

Beberapa zombie menghampiri ke sebelas orang itu. Tanpa basa basi,mereka langsung menyerang zombie-zombie yang ada di sekitar situ menggunakan senjata yang sudah disiapkan. Saat Aryo mulai menembaki zombie satu persatu,suara tembakan tersebut membuat jumlah zombie berdatangan semakin banyak. Hingga mereka tak mampu menahan zombie-zombie itu lagi. Mereka pun berlari kearah gedung kosong yang ditunjuk oleh Rangga tadi. Tetapi,sesampainya di pintu gedung,ternyata pintu itu digembok dan dirantai dengan kondisi puluhan zombie yang semakin mendekati mereka. Sebagian berusaha memberi pelajaran kepada zombie-zombie itu,sedangkan sebagian lagi masih berusaha membuka pintu gedung tersebut. Kevin terus berusaha membuka gembok dengan cara memukul-mukulkan menggunakan linggisnya. Finally akhirnya hancurlah gembok itu,Kevin langsung membuka pintu gedung tersebut dan masuk diikuti oleh temannya di belakang dan langsung ditutup kembali pintu itu.

BRUUUK...BRUUUK...BRUUUK...

Suara zombie dari luar yang menabrakkan tubuhnya di pintu. Agar tidak ambruk,beberapa anak mendorong sebuah sofa besar untuk menahan pintu gedung itu.

Mereka terdiam lalu duduk menyandar ke dinding. Wajah mereka masih terlihat sangat ketakutan dan pucat. Mereka terdiam di sana untuk beberapa saat hingga keheningan mereka terpecah karena ada suara seorang perempuan yang berumur kurang lebih 40 tahun di belakang mereka.

"Siapa kalian?" tanya perempuan itu dengan tiba-tiba sambil menodongkan pistol kearah mereka hingga membuat mereka kaget.

"A-apakah disini tempat tinggalmu? Maaf kami tidak bermaksud jahat." ucap Aryo.

"Hmm,tidak apa. Ayo ikut aku!" perintah perempuan tersebut.

"Kemana?" tanya Kevin penasaran.

"Nanti juga kalian tau." balasnya.

Kesebelas orang itu berjalan mengikuti perempuan tadi kearah lantai 2 gedung itu.

Sesampainya di lantai 2,ternyata terlihat satu orang pria berumur kurang lebih 45 tahun sedang duduk di atas sofa.

"Perkenalkan ini suami ku,pak Haris dan kalian bisa panggil aku bu Nina." ucap perempuan tadi yang ternyata adalah suaminya.

Mereka menyapa pak Haris dengan sangat sopan. Mereka semua berbincang-bincang dari hal kecil sampai hal besar. Tak terasa mereka berbincang hingga waktu menunjukkan pukul 20.00.

"Kenapa kalian bisa sampai sini?" tanya pria itu.

"Ban kendaraan kami kempis di depan sana,jadi kami semua berinisiatif masuk ke dalam gedung ini. Kami tidak tau jika ini adalah tempat tinggal kalian. Kami mohon maaf." balas Aryo dengan ucapan sopan.

"Hmm,gak-papa. Kami tau kalian sedang menyelamatkan diri. Untuk malam ini kalian bisa tinggal disini." ujar pria tersebut.

"Dek,kamu antarkan mereka ke kamar tamu!" suruh pria itu kepada istrinya.

"Iya mas."

Bu Nina mengantarkan mereka ke tempat kamar tamu dan diikuti yang lain dari belakang. Sesampainya disana ternyata ada dua kamar tamu yang mereka tempati. Para pria di sebelah kanan sedangkan wanita di sebelah kiri.

"Malam ini kalian tidur disini dulu. Jika ada perlu kalian bisa memanggilku,dan jika kalian lapar di dapur masih ada beberapa stock makanan." ucap bu Nina.

"Baik bu,sebelumnya terima kasih sudah mengizinkan kami menginap malam ini." ujar Aryo.

"Hmm,gak-papa anggap aja rumah sendiri. Oh iya,kalian bisa berganti pakaian. Kalau tidak salah di kamar tamu ada beberapa baju yang tak terpakai,kalian cari aja yang pas. Kalau begitu ibu permisi dulu ya." seru bu Nina dan langsung pergi begitu saja.

Mereka langsung masuk ke dalam kamar dan mencari pakaian di lemari yang masih layak untuk dipakai. Setelah selesai mengganti pakaian,mereka langsung memejamkan mata karena sudah terlalu lelah dan harus mengisi tenaga untuk esok hari.

Waktu menunjukkan pukul 00.00. Mira terbangun dari tidurnya karena merasa ingin buang air kecil. Ia lalu membangunkan Abel untuk menemaninya.

"Bel,anterin aku ke kamar mandi yuk!" ucap Mira sambil menggoyang-goyangkan tubuh Abel.

Mira memutuskan untuk pergi ke toilet seorang diri karena Abel tidak bangun-bangun dari tadi. Memang jarak toilet cukup jauh dari kamar,karena kamar mereka berada di lantai dua sedangkan toilet berada di lantai dasar.

Saat sampai di toilet,Mira langsung membuka pintu toilet lebar-lebar. Betapa terkejutnya ia melihat satu zombie berada di dalam kamar mandi itu. Zombie itu pun langsung menolehkan kepalanya ke arah Mira. Mira yang sedari tadi diam karena terkejut,ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba zombie yang berada tepat di hadapan Mira langsung menerkamnya.

"AAAAA!" teriak Mira.

Mira kebangun gara-gara mimpi aneh. Aneh banget sampe pas ia bangun langsung ngos-ngosan.

Abel,Rena,dan Dina yang satu kamar dengan Mira ikut terkejut karena suara teriakan Mira yang terbangun dari mimpinya. Mereka segera menghampiri Mira yang masih ngos-ngosan karena mimpi aneh yang ia rasakan.

"Kamu gak-papa Mir?" tanya Rena khawatir.

"Iya aku gak-papa. Aku cuma mimpi buruk aja tadi." balasnya.

"Ini minum dulu Mir." ucap Dina sambil memberikan sebotol air mineral yang ia ambil dari dapur.

"Makasih Din." balas Mira hingga air mineral yang Dina beri sudah berpindah tangan ke arah Mira.

Setelah mimpi aneh yang menimpa Mira,mereka melanjutkan tidurnya lagi yang sempat tertunda.

To Be Continued...
-
-
-
-
-
Apakah yang akan terjadi dengan mereka semua? Tunggu chapter selanjutnya.
Jangan lupa Follow,Vote,dan Comment.

...See You Next Time...

Survive In School [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang