01. Kebakaran

1.5K 198 21
                                    

"Tidak ada sesuatu yang benar-benar menetap, karena memang pada akhirnya semua akan pergi sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan."

•Happy reading•



Tepat pukul setengah tujuh malam, di kediaman Dirga tampak Danita sudah cantik dengan dress panjang berwarna cokelat tua selaras dengan jas yang dikenakan suaminya itu.

"Ini Arjune ke mana, sih? Kok gak turun-turun," ucap Dirga sambil melihat jam di arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Bentar, Mama panggil dulu ke atas," kata Danita.

Belum Danita jadi melangkah, yang akan dipanggil sudah terlihat menuruni tangga.

"Udah ditungguin Papa kamu, ni," kata Danita menatap Arjune yang terlihat santai.

"Maaf. Siap-siap dulu biar ganteng." Arjune membenarkan jas yang dia kenakan yang juga berwarna senada dengan jas Dirga dan dress Danita.

"Ayo, berangkat," ajak Dirga tak sabar.

Ketiganya keluar dari rumah yang cukup besar itu dan langsung pergi menuju Restauran Diamond dengan mobil pajero berwarna putih untuk menghadiri acara pesta perayaan berdirinya perusahaan baru keluarga besar Juatama, yakni keluarga dari Dirga.

"Pa, Ma?" panggil Arjune yang duduk di kursi belakang.

"Ada apa, June?" Danita sedikit menolehkan kepalanya ke belakang.

"Nanti tamunya siapa aja?" tanya Arjune penasaran.

"Kenapa emang?" tanya Dirga balik.

"Gak pa-pa. Tanya aja." Arjune memutar pandangannya menatap jalanan melalui kaca mobil di samping kirinya.

"Pasti mau tanya Om Hibram diundang engga. Iya, kan?" tebak Danita.

"Emang ada apa sama Tuan Hibram?" Dirga menoleh menatap sang istri, tetapi tetap fokus mengemudi.

"Itu lho, Papa tahu kan, Tuan Hibram punya anak gadis cantik?" ucap Danita sengaja menggoda anak laki-lakinya itu.

"Iya-iya, Papa tahu. Yang satu sekolah sama Arjune itu, kan?" terang Dirga dibalas anggukan Danita.

"Tapi apa hubungannya?" tanya Dirga masih belum paham.

"Masa Papa gak ngerti, sih?" Danita kembali menoleh ke belakang untuk menatap Arjune yang sedang berusaha bersikap biasa, meskipun Mamanya sedang berusaha menggoda dirinya.

"Oh. Kamu suka sama dia?" celetuk Dirga yang langsung menatap Arjune melalui kaca depan.

"Engga!" jawab Arjune cepat.

"Engga salah," sahut Danita yang terus memojokkan putranya itu.

"Ih, Mama," rengek Arjune yang sudah tidak bisa lagi menahan malu. Danita malah terkekeh senang melihat anak semata wayangnya itu tersipu.

****

Sementara di ruang tamu rumah yang cukup mewah terlihat Hibram dan Anindita sedang membujuk putri mereka yang enggan untuk ikut menghadiri undangan keluarga Juatama.

"Cuma sebentar," bujuk Hibram ketiga kalinya.

Gadis yang duduk di sofa ruang tamu dengan memakai kaos putih polos itu menggelengkan kepalanya menatap kedua orang tuanya yang masih setia berdiri di depannya.

"Bita lagi males, Pa," tolak gadis berambut panjang itu.

Hibram melihat jam di arloji yang melingkar di tangannya kemudian menatap Bita lalu sang istri. "Ya udah, Ma. Kita berangkat berdua aja. Kemaleman nanti kita."

ERLEBNISSE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang