"Yah.. Sampai kapanpun kau tidak akan bisa menyamai bahkan melampaui kami. Cukup basa basinya, aku penasaran bagaimana rupamu ketika menjadi 'pasukannya.' Jadi.. Sampai nanti ya~" (Name) menusukkan pedang itu ke jantung Chul, persis seperti saat sang pria membunuhnya di kehidupan sebelumnya.

Chul muntah darah, tubuhnya pun mulai tidak bernyawa. (Name) mengangkat--ralat, melempar tubuh Chul ke tempat Jin-Woo dan Baruka. "Nih Jin-Woo!" Seru gadis berambut (H/c) seraya menggunakan skill 'Ventus Mastery' untuk membuat tubuh Chul sampai di dekatnya.

Jin-Woo menerimanya lewat Igris. Ia membalas dengan menyerukan 'terimakasih', dibalas dengan cengiran (Name). Ia memutar tubuhnya, berjalan mendekati rekan timnya yang sedang bersembunyi.

"Dor." Ia mengatakan itu dengan nada datar sambil memegangi bahu Song-I, yang berhasil membuat mereka terkaget-kaget.

"Eonnie!? Sejak kapan kau ada disini?" Tanya Song-I masih mengatur detak jantungnya.

"Baru saja." Jawab (Name) pendek. Mereka memperhatikan pertarungan sengit antara pasukan bayangan vs Hyakki.

Jin-Woo membangkitkan Kim Chul dan menjadikannya prajurit bayangan. Ia terlihat menjadi lebih besar, dan pemuda berambut gelap itu menamainya 'Iron.'

"Nona Hee-Jin.. Apa semua hunter bertarung seperti itu?" Tanya Song-I terlihat sedikit ketakutan.

"... Kalau semua hunter harus bertarung seperti itu, aku tidak akan pernah mendapatkan lisensi." Jawab Hee-Jin terlihat was-was. (Name) terkekeh kecil.

Pasukan Hyakki mulai tumbang satu persatu, menyisakan baruka yang sedang bertarung dengan Jin-Woo dan pasukannya. Pertempuran itu tidak terlihat seperti akan bertahan lama, terlihat Iron menggunakan skill aggro(?).

Baruka berhasil terpancing, ia menjadi lebih marah dari sebelumnya. Iron menyerangnya hingga menghasilkan suara ledakan yang cukup besar. Debu berterbangan, Baruka tampak sangat marah dengan pakaian atasnya yang sudah hancur.

Jin-Woo menggunakan skill stealth, menyerang titik kritikal Baruka. Boss Monster itu terlihat marah, memegang lengan Jin-Woo.

Iron yang ada dibelakangnya tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia menyerang Baruka dengan palunya(atau kapak?). Tubuh sang Boss Monster telah menempel pada tanah bersalju itu. Pemuda bermanik gelap itu menghela napas pelan. 'Akhirnya selesai.' Batinnya.

Suara hantaman kembali terdengar, mengejutkan rekan tim mereka. Rupanya Iron masih menghantam Baruka beberapa kali, hingga Jin-Woo menghentikannya.

"Hei, hei! Sudah hentikan!" Peringatnya sedikit panik.

'Meski dia menjadi shadow, kedunguannya tetap tidak hilang.' Batin Jin-Woo menatap datar Iron.

"Tenanglah. Aku jadi khawatir dengannya." Lanjutnya seraya sweatdrop, aura ungu tampak disekelilingnya. Namun itu semua hilang ketika (Name) menepuk bahu si pemuda tinggi.

"Ayo kita kembali." Ucap (Name) pada rekan timnya. Jin-Woo mengangguk menyetujui, sementara yang lain kebingungan.

"Kembali?" Tanya salah satunya. Tidak jauh dari tempat mereka, Gate berwarna biru terbuka, menandakan kalau boss monster telah dibunuh.

Mereka kegirangan, membuat sepasang kekasih itu tersenyum. Jin-Woo menoleh kepada mayat Baruka. 'Sekarang.. Makhluk ini!' Batinnya.

(Name) yang ada disebelahnya mengerti maksud Jin-Woo. Ia menarik lengan pakaian si pemuda, lalu menggeleng. "Tidak bisa." Katanya. Jin-Woo sedikit bingung, tapi memutuskan untuk mengabaikan (Name) sejenak.

Jin-Woo mencoba membangkitkan Baruka untuk menjadi Shadow Soldiers, namun tidak berhasil. Ia mencoba sebanyak 3 kali, dan sampai 3 kali pun tetap tidak berhasil. Jin-Woo menghela napas kesal, sementara (Name) tertawa pelan. "Sudah ku bilangkan. Tidak bisa, masih keras kepala sih." Lanjutnya tersenyum kecil.

Jin-Woo tersenyum sabar, kedua tangannya langsung memeluk (Name) erat. Gadis berambut (H/c) itu terdiam sejenak, namun kemudian balas memeluk si pemuda. Mengabaikan berbagai tatapan yang dilontarkan rekan tim mereka--ada yang cemburu, senang, ataupun menatap datar.

"Syukurlah kau selamat." Bisik Jin-Woo yang mampu membuat (Name) heran. Ia ingin bertanya, namun saat ini bukan waktu yang tepat. Kembali mengatupkan kedua bibirnya, gadis itu memasang senyuman hangat.

Jin-Woo menarik tangan (Name) untuk keluar Dungeon, dengan berpegangan tangan. Senyuman tidak lepas dari paras menarik keduanya.

1094 kata

Bersambung..

A/N : Jadi sebenarnya Jin-Woo itu punya ingatan kehidupan masalalunya, tapi dia cuma ingat pas adegan (Name) mati aja (。・ω・。) Seperti biasa ini gaje, no revisi, banyak typo, bahasa non baku, bahasa kasar, dll. Jangan lupa vote dan ramaikan comment, nantikan chapter selanjutnya~

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu