[Bagian 49] Tara Keguguran?

Start from the beginning
                                    

Arga duduk di kursi samping brankar, ia menggenggam tangan Tara yang tidak terpasang selang infus. Tetapi, di sana terdapat perban yang menutupi pergelangan tangan istrinya, sudut bibir gadis itu juga terluka membuat Arga mengetatkan rahangnya.

"Bella, sialan!" umpat Arga pelan, sebisa mungkin ia menahan amarahnya.

Pria itu beralih mengusap puncak kepala Tara dan menatap wajah istrinya yang masih tenang dengan mata terpejam.

"Istri aku cantik banget sih?" ucap Arga tersenyum tipis.

"Cepet bangun ya sayang, maafin aku nggak bisa jaga calon bayi kita," lirih Arga lalu mengecup kening istrinya lama.

Mata pria itu memanas, ia tidak tahan. Ingin rasanya ia memukul dan menghabisi orang yang sudah mencelakai istrinya dan membuat ia kehilangan calon bayinya.

Dengan cepat, Arga keluar dari ruangan itu dan pergi keluar rumah sakit. Ia ingin meluapkan emosinya.

Kevin yang melihat Arga keluar rumah sakit itupun langsung menyusulnya. "Ta, kamu di sini ya, temenin Tara," ucap Kevin sebelum pergi, Tata hanya mengangguk dan masuk ke dalam ruangan Tara.

༻୨♡୧༺

"Argh! Bangsat!" umpat Arga meninju tiang tembok yang berada di belakang taman rumah sakit.

"Bella, sialan! Gue bakal buat lo menyesal karena berani celakain istri gue!" makinya meluakan semua amarahnya.

Saat ini Arga sangat marah, ia marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga istrinya. Kalau saja Arga tahu Tara sedang hamil, ia pasti tidak akan mengizinkan istrinya itu keluar. Tidak akan!

"FUCK!" umpatan itu terus keluar dari mulut Arga tangan tidak berhenti meninju tembok, sehingga membuat jarinya terluka.

"Woi, udah gila lo, hah?!" pekik Kevin menghentikan Arga.

"Stop, nyakitin diri lo sendiri! Sadar, Ga. Jangan begini!" ucap Kevin menarik Arga supaya pria itu tersadar dan berhenti melakukan hal bodoh yang bisa melukai dirinya.

Arga menarik kerah baju Kevin dan memukul wajah pria itu membuat Kevin terhuyung ke belakang. Saat ini Arga butuh pelampiasan emosinya.

"Lo nggak tau rasanya jadi gue saat ini, anjing! Lo nggak tau rasanya kehilangan sesuatu yang udah lo tunggu-tunggu! LO NGGAK TAU!" pekik Arga emosi, matanya sudah sangat memerah menahan air matanya.

Kevin menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar. "Gue tau, tapi nggak gini caranya, bro! Jangan lakuin hal bodoh dengan lo nyakitin diri sendiri! Lo harus kuat, jadiin ini sebagai pelajaran buat lo kedepannya sama Tara. Amarah nggak akan bisa menyelesaikan masalah, yang ada malah membuat masalah makin rumit!" ucap Kevin bijak membuat Arga terdiam.

Pria itu mendudukkan dirinya di kursi taman, Arga menompang kepalanya dengan kedua tangannya. Matanya basah, ia menangis.

Kevin ikut duduk di samping Arga dan menepuk punggung pria itu. "Sabar, bro! Ini ujian dari Tuhan."

Kevin melepaskan jas yang ia pakai lalu mengeluarkan rokok dan pemantiknya dari dalam saku celananya.

Pria itu mulai membakar rokoknya dan menghisapnya. Kevin melirik Arga yang sedari tadi masih terdiam. "Rokok?" Kevin menyodorkan rokok kepada Arga.

Arga menatap rokok itu kemudian mengambilnya. Mungkin dengan merokok itu membuat pikirannya lebih tenang. Maybe.

༻୨♡୧༺

"Anak itu benar-benar keterlaluan!" desis seorang wanita paruh baya yang tengah menatap layar ponselnya yang menampilkan grup wali murid kelas 12 SMA Tunas Bangsa.

ARGATARA [NEW VERSION]Where stories live. Discover now