37 • Salah Paham

401 55 16
                                    

"Nyatanya, yang paling lama bersama belum tentu menjadi satu-satunya yang dicinta."

selamat membaca 💕
jangan lupa vote dan komennya ya

ga vote, ga komen aku cubit jantungnya hehe

~Jingga dan Senja~

Bella mengoleskan liptint pada bibirnya, warna yang tidak terlalu mencolok membuat kesan cantik yang alami pada wajahnya. Ia menatap pantulan tubuhnya secara berulangkali sambil sesekali memutarkan tubuhnya.

Bella mengerutkan keningnya ketika merasa bahwa tampilannya masih ada yang kurang tetapi ia sendiri pun tidak tau apa kekurangannya.

"Udah cantik belum sih?"

"Kayaknya belum ya?" Bella berbicara pada dirinya sendiri sambil melihat penampilannya dari cermin.

Bella memekik ketika pundaknya ditepuk oleh seseorang, ia kemudian menoleh dan mendapati Bianca. Rupanya Bella lupa untuk menutup pintu kamarnya, jadi wajar saja jika Bianca masuk kamar begitu saja.

"Bi, gue udah cantik belum sih? Menurut lo apa yang kurang?"

"Mau kemana sih?"

"Jalan sama Jingga."

Bianca terkekeh, rupanya itu yang menjadi alasan Bella sibuk menata dirinya selama hampir dua jam, padahal biasanya ia tidak pernah terlalu mempedulikan penampilannya.

"Udah cantik banget Bella, Jingga aja sampe tergila-gila."

"Jingga udah di bawah sekitar setengah jam yang lalu."

"Loh kok lo nggak bilang gue?"

"Karena gue tau lo pasti masih sibuk dandan."

Bella mendekatkan dirinya ke arah cermin kemudian memundurkan tubuhnya lagi untuk memastikan bahwa ia sudah benar-benar terlihat cantik, setelah dirasa cukup Bella mengambil sling bag nya dan berjalan menuju lantai dasar.

"Ayo Sen."

Bella mengerutkan keningnya ketika Jingga langsung berkata seperti itu dan berpamitan kepada Bianca. Bella mengerucutkan bibirnya ketika Jingga memberikan helm.

"Jingga!"

"Kenapa? Nggak bisa buka kaitannya ya?"

"Lo kok diem aja sih?"

"Nggak diem."

Bella semakin menekuk bibirnya, kesal karena kali ini Jingga terlihat sedikit cuek. "Lo nggak mau muji gue gitu? Gue dandan hampir dua jam nih! Tapi lo malah cuek gitu!"

Jingga mengukir senyumannya kemudian mencubit pipi Bella yang sedikit mengembung karena ia masih menekuk bibirnya. "Lo selalu keliatan cantik Senja, gue jadi capek muji kecantikan lo terus."

"Bohong! Bilang aja lo udah nggak tertarik sama gue."

"Gue tertarik sama lo bukan karena lo cantik, tapi karena lo itu unik. Makanya sebenernya, lo itu nggak perlu dandan sampe hampir dua jam cuma buat gue, karena tanpa make up pun, lo nggak pernah bisa bikin gue berpaling ke yang lain."

Bella mengembangkan senyumannya, ia merasakan pipinya sedikit memanas dan tanpa perlu melihat pun, ia sudah tau bahwa saat ini pipinya sudah berwarna kemerahan. Hal yang selalu terjadi kepadanya ketika sedang merasa malu.

Bella membuka sling bag-nya ketika mendengar ponselnya berdering singkat, tanda ada pesan yang masuk. Bella melihat nama Al tertera pada layar ponselnya, dan laki-laki itu mengiriminya pesan agar ia menemuinya karena saat ini ia sedang sakit, tidak ada orang lain lagi di rumahnya selain Nata dan asisten rumah tangganya sedang pulang kampung padahal kan asisten rumah tangganya tidak hanya satu, jadi tidak mungkin juga kan jika semuanya diliburkan? Tetapi Bella juga tidak mungkin menolak, karena jika ternyata memang benar, otomatis tidak ada yang merawat Al.

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu