Story Bag.2

107 60 19
                                    

Aku melihatnya dia bagaikan rembulan yang bersinar di malam hari. Angin yang menerpa disaat dia berada dilapangan. Dia mengusap keringat bagiku sepertinya ia kehausan. Aku berlari menuju kepadanya dan memberikan satu botol minum. Dia meminum, aku merasa bangga.

Dia anak senja dan tampan. Aku mengaguminya sampai aku menyukainya dan sampai bodohnya aku telah mencintainya. Apakah ini benar-benar rasa cinta? Tapi aku ingin melupakannya, karena ia adalah temanku dan jika aku memperburuk mulai dari sini aku akan malu di masa depanku.

Caraku adalah terus untuk bersamanya, menghabiskan perhatianku untuk dia. Dan terlalu sayang tetapi itu dia masih beranggapan untuk teman. Bagaimana kalau aku ungkapkan? Tapi aku berfikir lebih baik diam. Jikalau terungkap sendiri sudah hancur, dimana aku harus menyembunyikan muka ku ini.

~~

"Vin? Belikan gua batagor dong." Ucapnya padaku.
"Yaudah iya,Ndra."
"Uangnya nanti apa kamu traktir?" Tanya Andra.
"Pakai uangku dulu aja, tapi hutang lo ya. Katanya cuan elu buat futsal nanti malam." Ucapku
"Kok lu tau sih?"
"Yaiyalah, tuh temenlu. Siapa tuh namanya Aren? Dia tadi chat lu, sewaktu gua main game di ponsel elu." Ucapku.
"Oh gitu, cepatan beli-in."
"Iya Andra"

Disaat dia  menyuruhku untuk membelikan sesuatu seperti aku ingin mengajak dia keluar atau berkencan. Tapi dia terlalu menahan untuk berpacaran, aku ya sudahlah tidak apa-apa. Seketika disaat aku datang dia memandang ku dengan wajah yang malas. Aku masih berfikir ada apa sebenarnya?

"Nah, ini punyamu?" Ucapku

Suasana menjadi runyam, teman-temanku tiba-tiba menaiki tangga dan berada di lantai atas. Dan kini tinggal aku dan dia.

"Ada apa ndra?" Tanyaku
"Selama ini lo suka sama gua kan?"
"Lah enggak ndra. Kamu kenapa tanya begitu?"
"Emang aku gak boleh nanya kamu kayak gitu vi?" Ucapnya dan dia mengambil batagor yang berada di kantong plastik," vi aku ngerti kok kamu perhatian sama aku karena kamu suka aku dari kita semenjak bareng di kantor sini." Sahutnya kembali.

"Maksud kamu bagaimana sih?"
"Gak usah bingung vi, kamu sudah ketahuan. Sekarang aku mau tanya, kamu maunya gimana?" Tanya dia padaku.
"Gak gimana-gimana."
"Yaudah cuma temenan? Gak mau pacaran?" Tanya Andra.
"Enggak gak mau!"
"Yaudah, jangan nyesel nanti." Ucapnya

Seketika pikiranku terasa lega namun hati sudah hancur berkeping-keping karena aku menolaknya. Aku malu karena teman-temanku sudah tau, tapi diriku berkata itu akan lebih baik daripada kau menerimanya.

~~
















Kalau ada kesalahan dalam penulisan tolong di ingatkan karena saya juga manusia hehe. Terimakasih.

4 February 2021

Tuangkan Renungan Ceritamu ✔Where stories live. Discover now