Story Bag. 1

131 62 37
                                    

Mendapatkan pacar dari anak ketiga merupakan hal yang paling susah untuk anak pertama. Dan juga selalu berjuang sampai dengan kata sia-sia.

Ceritanya hanyalah cukup singkat, dimana aku tersadar bahwa adat jawa merupakan hal yang paling kuat untuk masalah pernikahan di desa.

Rumah yang arahnya sama berhadapan dan arah jalannya juga, sedangkan weton tidak sama sekali cocok merupakan suatu halangan untuk pernikahan.

Sudah bercumbu? Iya, sudah. Dan itu adalah sangat bahagia di awal bagi kami berdua. Bagiku kenapa aku selalu mendapatkan hal yang seperti itu? Rasa disaat pertama kali mengetahui adalah sakit, sesak, dan harus meng-ikhlaskan.

~~

"Put masakan kamu kok hambar?" Tanya Arya
"Oh, baru belajar masak." Kataku sambil tersenyum.
"Ini sudah calonmu. Bagaimana kau tidak bisa memasak." Ucapnya.
"Maafkan aku mas, ya lagian baru pertama kali juga. " Nanti kalau sudah beristri sama kamu nanti malah tambah enak." Ucapku kepadanya.

Setelah pergi memasak dari dapur, aku dipanggil oleh kakek.

"Nduk, uwis gak usah diterusne." Ucap kakek
(Put, sudah jangan dilanjutkan)

"Wonten nopo mbah?" Tanyaku
(Ada apa kek?)

"Wetonmu wis ra cocok, mending sak iki putusno timbang ngerusak atimu lan batinmu mbesok." Ucap kakek
(Weton kamu sudah tidak cocok, sekarang putuskan daripada merusak hati dan batinmu di masa depan.)

"Mbah, tapi kulo tasih tresno." Kataku
(Kek, tapi aku masih sayang.)

"Iyo aku ngerti nduk, tapi nik mbesok keluargamu bubrah koe pegatan terus kepriye?" Ucap Kakek
(Iya put saya tau, tapi kalau masa depan keluargamu berantakan lalu cerai terus bagaimana?)

"Mbah, opo kui tenan? Wetonku mboten cocok?" Tanyaku.
(Kek, apa itu benar? Weton saya tidak cocok?)

"Iyo nduk, mending ndang omong-omongan. Amprih kepriye penake." Kata Kakek
(Iya put, sekarang ayo ajak bicara. Gimana enaknya.)

"Nggeh mbah." Kataku
(Iya kek.)

Terasa sudah pupus harapan, kenangan yang tercetak selama 2 tahun sekarang akan dihapus secara tiba-tiba.

"Put?"
"Eh iya mas."
"Kok melamun? Ada apa?" Tanya Arya.
"Mas, kita gak bisa lanjut." Ucapku.
"Maksudnya gimana put. Sebentar lagi kok aku bakalan lamar kamu."
"Mas.., aku sudah punya calon." Ucapku
"Put!" Ucapnya dan dia langsung berdiri," apa maksudmu! Tolong jelaskan! Jangan ngelantur kamu!"

"Mas,maaf aku bilang begitu. Sebenarnya-"
"Weton kalian uwis ora cocok nduk,le. Sadar, ojo panggah dipekso." Ucap Kakek
(Weton kalian sudah tidak cocok put, arya. Sadar, jangan dipaksakan.)

Seketika Arya terdiam dan menatap Kakek penuh dengan amarah. Tapi dia sadar, kalau jika sebuah weton sudah tidak cocok merupakan sebuah penghalang.

~~

Dan disaat itulah diriku tidak bertemu dengan dia lagi, sebenarnya tidak ada kata putus dari dia dan aku. Langsung menuju pelarian untuk move on dari percintaan. Tapi aku selalu takut menikahi anak pertama, apakah dia akan sama kerasnya seperti diriku ini?













Kalau ada kesalahan dalam penulisan tolong di ingatkan karena saya juga manusia hehe. Terimakasih.

4 February 2021

Tuangkan Renungan Ceritamu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang