'Iyaiya disini kamu yang menjadi raja kak, hanya dirimu'

" Iya yang mulia raja "

" Dengarin setiap apa yang aku ucapkan! Karena aku nggak akan mengulanginya " ucap Rama mengingatkan.

" Iya tuan yang mulia Rama yang sangat tampan "

Rama terkekeh kemudian menganggukkan kepalanya dan melanjutkan kembali ucapannya.

" Aku sayang kamu " Rama memberi jeda sebelum melanjutkan ucapannya. " Aku sayang kamu melebihi bahagiaku sendiri " lanjutnya.

Sedangkan Deva hanya diam dan terus menunggu ucapan Rama.

Rama menengadahkan kepalanya menatap keatas. Tatapan Deva dan Rama pun kembali bertemu. Ada yang tersirat dalam tatapan mereka masing-masing.

Cukup lama mereka saling menatap. Hingga Rama kembali bersuara.

" Apakah kamu mau memaafkan, jika aku melakukan kesalahan? " tanya Rama  dengan nada sungguh-sungguh.

" Tergantung, kesalahan apa yang kakak perbuat " jawab Deva mantep.

" Hmm "Rama mengangguk.

" Boleh peluk gak? " tanya Rama sambil menatap keatas kearah Deva.

" Bukannya kakak slalu melakukannya tanpa minta izin ya " sindir Deva sambil menyunggingkan senyum.

Mendengar itu, Rama langsung duduk memunggungi Deva.

'Eh apa ini, bukannya tadi dia yang mau meluk gue, masa iya gue harus peluk dia duluan, iih malu'

" Bersihin punggung aku pasti banyak pasirnya " mendengar ucapan Rama,  Deva menggelengkan kepalanya.

Seteleh dibersihkan Rama mengajak Deva untuk berdiri. Deva pun hanya menurut saja. Kemudian Rama menyuruh Deva untuk berdiri diatas batu supaya tinggi badan Deva semampai dengan Rama.

Rama menatap lekat mata Deva. Keduanya sama-sama tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Entahlah apa yang mereka pikirkan saat ini.

Setelah puas menatapi Deva, Rama langsung bergerak mendekat kemudian memeluk pinggang dan punggung Deva dengan erat. Ketika memeluk Deva, Rama sama sekali tidak melontarkan sepatah kata apapun.

Deva terbelalak ketika dadanya bisa merasakan debaran jantung yang sangat kuat dari bagian dada Rama.

'Ternyata cowok bisa sekencang gini juga ya detak jantungnya'

Deva merasakan bahwa Rama semakin mempererat pelukannya. Kedua tangannya pun beralih membelai lembut punggung Rama.

'Kenapa hari ini Kak Rama aneh banget ya?'

Cukup lama Rama mendekap erat tubuh mungil Deva. Setelahnya ia mengajak Deva untuk makan sebelum mengantarkan Deva pulang.

*****

Pukul 19.49

Deva mengambil ponselnya ketika mendengar ada panggilan yang masuk. Dilihatnya ternyata Liyan yang menelfonnya.

Deva pun menggeser tombol berwarna hijau dilayar ponselnya untuk menjawab panggilan dari sahabatnya.

" Halo Li, kenapa telfon gue? " tanya Deva seraya melangkah menuju balkon kamarnya.

" HALLOOOO DEVANDA, GUE KANGEN LO BANGET SUMPAH, LO APA KABAR? " suara diseberang sangat memekikkan telinga Deva.

" Heh bagong lo apa apaan sih teriak-teriak kaya tarzan gitu, telinga gue masih normal. Jadi lo bilang dengan pelan pun gue masih mendengarnya " omel Deva.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now