"Kamu tidak bisa seenaknya seperti itu, kamu sudah tanda tangan dan saya akan tetap menikahi kamu" ucap Ryszard dengan tegas.

"Tapi saya sudah kembalikan uang nya"

"Itu bukan urusan saya. Mau kamu kembalikan atau tidak saya akan tetap menikahi kamu cepat atau lambat" bagai hakim mengetuk palu begitu keputusan Ryszard, sudah tidak dapat di ganggu gugat.

Nea terdiam ia tidak bisa menjawab apa-apa. Jika ia melawan maka dengan mudah nya Ryszard nanti akan menjeblos kan nya ke penjara bahkan menyakiti keluarganya nanti.

Seperti nya berdebatpun sudah tak ada gunanya.

"Kalau begitu saya permisi" hanya kata-kata itu yang mampu ia ucap kan lalu pergi dari ruangan itu tanpa membawa tas yang berisi uang tersebut.

Nea keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri Sania yang berdiri di depan pintu.

"Ayo san gue mau cepet-cepet pulang" ajak Nea terburu-buru.

Sania yang tadinya ingin tertanya perihal apa yang di dengar tadi soal pernikahan Nea dan pak Ryszard jadi mengurungkan niatnya. Ia juga merasa tidak tega jika menanyakan itu sekarang karena posisi Nea sekarang sedang berduka.

_____________

Di depan stasiun.

"Ne sorry ya gue nggak bisa nemenin lo pulang kampung" ucap Sania.

"Nggak papa kok San gue ngerti, gue cuman minta doa aja dari kamu buat bapak aku " jawab Nea.

"Pasti Ne gue pasti doain bapak lo supaya bisa masuk surga" ucap Sania.

"Eh tapi yang tadi bener? Lo bakal nikah sama pak Ryszard" tanya Sania yang sempat mendengarkan saat Nea mengembalikan uang kepada Ryszard.

Nea diam dan tak menjawab apapun.

"Nggak papa kalau lo belum mau cerita, tapi gue cuman mau ngingetin lo aja pak Ryszard itu bukan orang biasa kalok lo ngelawan dia bukan cuma lo yang bakal menderita tapi juga keluarga lo" tutur Sania kepada Nea.

"Gue kedalem dulu ya kayak nya keretanya udah dateng" ucap Nea mengalihkan pembicaraan supaya Sania tidak lagi bertanya lebih jauh.

Sekarang Nea tengah berdiri mematung di sebuah stasiun sambil menungggu kereta datang untuk menjemputnya ia akan berangkat ke kampunya pukul 18.00 dan mungkin baru sampai besok pagi karena ia menggunakan kereta api untuk transportasi. Mengapa tidak menggunakan pesawat? Ya jelas tidak karena naik pesawat pasti mahal harganya dan terlebih lagi jika naik pesawat ia tidak akan langsung ke kotanya melainkan ke kota surabaya dahulu karena di kotanya belum ada bandara.

"Jangan coba-coba kabur!" Peringatan itu yang dari tadi terngiang-ngiang di telinga Nea.

Kenapa semua mempermainkan nya? tadi pagi ia kebingungan mencari pinjaman uang yang cukup besar. Dan saat ia sudah mendapatkan uang itu tak lama kemudian ia harus mendapatkan kabar yang sangat mengguncang batinya, bagaimana tidak panutan nya, cinta pertamanya, orang yang sangat ia sayangi telah meninggalkannya untuk selama-lamanya dan tidak akan kembali lagi. Baru saja ia bisa meringankan beban bapaknya dengan bekerja di luar kota tapi sekarang orang yang menjadi penyemangat, motivasi dan panutan telah meninggalkan nya.

Kereta pun datang dan Nea pun masuk lalu mencari tempat duduk sesuai tiket.

Diperjalanan Nea terus saja menangis namun tak mengeluarkan suara karena ia tidak ingin menggagu penumpang lain. Lelah menangis Nea sampai tertidur.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang