27 | Keluarga?

1.4K 260 24
                                    

Jeno sempat mendapat teguran karena pergi sendiri ke ruang kerja orang tuanya. Rencana mereka bahkan belum dilakukan, tapi Jeno dengan nekat bertindak sendirian.

"Kalo mama dateng gimana?! Lo ga mikir!?" Bentak Mark mengusap rambutnya kasar.

"Ya yang penting gue ga ketauan, udah kan? Gue juga ngasi kalian informasi lebih cepat!" Balas Jeno tidak mau kalah.

"Mark, lo tenangin diri lo dulu" Ujar Yeri menarik lengan Mark untuk mundur.

Jeno menceritakan apa saja yang kemarin terjadi. Dari suara robot Kasta dan pintu ber password.

"Lo sempet nyoba?" Tanya Shotaro.

Jeno mengangguk, membuat semua atensi tertuju padanya. "Sama kayak buku Kasta. Neo Culture Technology"

***

Drrtt.. drrtt

Suara getaran telepon membuyarkan lamunannya. Merogoh tas berwarna salem lalu menekan tombol hijau untuk menjawab.

"Hm?"

'kau masih betah disana? Jangan terlalu lama disana. Kota disini juga membutuhkan pemimpin'

"Aku masih harus menunggu sampai tanggal 21. Masih ada 4 hari"

'Ivy? Bagaimana dia? Aku dengar anaknya sangat berpotensi?'

"Ya, tidak untuk 2 lainnya. Hanya satu"

'aku masih menunggu keluarga Oswald. Dia keluarga paling menonjol. Oh ya, jangan lupa bawa wade bersamamu, dan juga Atlas Deon'

"Deon sekarang berbeda, kemampuannya meningkat. Sedangkan Atlas, seperti biasa. Berbakat"

'bagus. Aku tunggu kedatanganmu'

"Iya ayah"

***

"Winter!!!" Teriak Haechan di dalam rumah.

"Apa si! GAUSAH TERIAK TERIAK BISA GA!" Balas winter dengan nada tinggi. Reflek Haechan menutup telinganya.

"Ya lo juga teriak goblog! Habis dari mana lo? Ke rumah Tante Krystal? Udah dibilangin, rumah lo disini, gaenak kalo setiap hari lo kesana mulu" Ujar Haechan menasehati. Winter yang mendengarnya mengurutkan bibirnya kesal.

"Habis gimana? Gue setiap disana berasa jadi anaknya" Jawab winter acuh.

"Lo kan emang ponakannya! Dasar gajelas" Ejek Haechan.

"Dih, kok lo sewot? Emang ya cuman Shotaro yang ngertiin winter, bang Haechan apaan" Sindir winter melirik Haechan nantang.

"Udah, Masi mau banding bandingin gue ama shotaro? Pindah rumah sana sekalian pindah keluarga. Ga bersyukur ya lo" Ucap Haechan dengan nada halus. Winter membeku selama Haechan berbicara.

Setiap marah Haechan nadanya akan berubah menjadi lembut dan halus. Justru itu membuat semakin horror.

"Gue bercanda!" Seru winter cepat saat melihat kakaknya akan menutup pintu. Haechan menyunggingkan senyum sinis lalu menutup pintu.

𝐊𝐀𝐒𝐓𝐀 | 𝟎𝟎 𝐋𝐈𝐍𝐄✔Where stories live. Discover now