19 | J

1.6K 296 42
                                    

Seorang wanita berjalan cepat ke sebuah ruangan pribadi miliknya. Menarik salah satu buku dan terbuka sebuah ruangan rahasia. Ruangan serba putih dengan berbagai pintu di setiap sisi.

Pintu itu menghubungkan ke beberapa rumah anggota Kasta.

"Kau yakin? Dia bisa dipercaya?" Tanyanya ragu.

"Tentu saja, karena dia anakku" jawab seorang lelaki tersenyum pasti.

Wanita itu memutar bola matanya malas, mengelus halus papan nama di mejanya. Ivy A.

***

6 orang berkumpul di salah satu meja cafe yang tidak terlalu mencolok.

"Ga habis pikir gue, segitunya dia sampe ngasih tau ke Kasta? Dapet apa dia?"
Renjun menggebrak meja depannya kesal.

Yah, dia merasa dirugikan, dia takut jika ini berdampak pada kehidupan pribadinya.

"Jun sabar" ujar Karina menenangkan sembari menepuk nepuk punggung Renjun.

"Jaemin mana si, tau alamatnya kan?" Tanya yangyang melihat sekelilingnya.

"Lah iya, dia bilang Shotaro udah ngasih tau" balas Giselle yang tadi ada disebelah Jaemin sebelum pergi.

"Tapi jujur kejadian jaemin mecahin piring epik banget" Canda Haechan tertawa.

Haechan mencoba mencairkan suasana, dia hanya tidak ingin anggota 00 line terpecah belah. Mana Shotaro tetangganya.

"Coba telfon Jaemin" suruh Jeno menunjuk Yangyang. Kebetulan dia lagi main ponsel.

Yangyang menekan salah satu nomor dan memencet logo speaker agar semua bisa mendengarkan.

Masih belum dijawab.

Masih belum.

"Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau diluar jangkauan-"

"Piringnya banyak ya? Sampe sibuk gitu" Ujar Karina terkekeh.

"Daripada gabut gajelas jalan jalan aja, sayang liburan ga foto foto" Cetus Giselle berdiri menarik Yangyang kemudian Haechan dan yang lain.

Akhirnya mereka pun pergi menikmati tempat tempat dan pemandangan yang ada disana.

***

"Oi, pengkhianat? Ato Mata mata?"

Laki laki yang merasa diajak bicara itu melangkahkan kakinya mendekat ke asal suara.

"Maksud lo?" Tanyanya tidak mengerti. Lelaki dihadapannya mengangkat sebelah alisnya sebentar kemudian mengangguk.

"Nyokap? Bokap?" Ujar lelaki yang sedikit lebih pendek dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Laki laki itu diam lalu tertawa kecil dan mengalihkan pandangannya sambil mengusap bawah hidungnya yang tidak gatal."Bokap" jawabnya.

"Jadi? Lo mata mata ato pengkhianat? " Ujarnya mengulangi pertanyaannya.

"Gimana kalo kita kenalan? Sebagai anggota kasta" Tawarnya mengulurkan sebelah tangannya.

𝐊𝐀𝐒𝐓𝐀 | 𝟎𝟎 𝐋𝐈𝐍𝐄✔Where stories live. Discover now