21. Kebahagiaan Sederhana Cavan(^_^;)

Start from the beginning
                                    

"Arghhhh!!!" Teriak beberapa pria mengusap wajah mereka kesal.

"Yeahh! Masuk!"

"Gila!"

"Keren banget!"

"Mantep banget tendangan lo Kinar!!!"

Lova menepuk bahu Kinar dengan bangga. "Hebat lo. Enggak nyangka gue, lo pinter emang tentang olahraga. Lo nendangnya udah kayak Egy Maulana Fikri. Hahahaa....."

Kinar tersenyum miring.

"Tapi jangan cuma pinter olahraga doang dong Kin! Pelajaran lain juga! Lo mah gak seimbang!" Seru Angel mengundang tawa Lova dan yang lain.

Kinar mendengus mendengarnya. Dia tersenyum miring karena senang senang sekali berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Sejak dia dan teman-temannya sampai di sekolah pagi tadi, mereka ikut bermain bola melawan tim cowok adik kelas mereka. Kemenangan diperoleh Kinar dan teman-temannya dengan skor 3-2.

Kinar dan teman-temannya menyalami adik-adik kelas mereka. Tidak jarang ada yang menggoda mereka. Kinar memang sudah bersikap bodo amat terhadap omongan siswa-siswi lain. Walaupun masih sering Kinar sampai emosi karena omongan buruk mereka yang semakin tidak bisa di saring.

Dan kalau menurut Kinar, memang seru berteman dengan laki-laki karena sebagian besar cowok-cowok di sekolahnya dekat dengan dirinya dan juga teman-temannya sejak kelas sepuluh. Begitupun untuk adik kelas mereka.

"Kak! Kesiniin bolanya!" Teriak Bima yang sedang berdiri di ujung lapangan.

Kinar mengangguk. Tidak mau repot jalan menghampirinya, dia langsung menendang bola itu ke arah cowok gendut itu.

Brukk

"Astaga Kin!"

"Nah loh! Lo gimana sih Kinar!"

Teman-teman Kinar menepuk jidat masing-masing. "Bikin ulah lagi Kinar."

Rentetan hujatan dari teman-temannya tidak membuat Kinar berhenti terkejut. Matanya masih melotot kaget dengan apa yang dibuatnya.

Hmm masalah, lagi.

Di tempat Bima berdiri sedang ada Cavan yang mengelus dahinya sambil meringis kesakitan. Kinar sadar dia menendangnya begitu kencang. Namun dia tidak tau kalau Cavan akan lewat sana.

"Pak Cavan baik-baik saja?" tanya Bima terlihat kebingungan.

Kinar meninggalkan teman-temannya dan berlari menghampiri dua cowok tersebut.

"Kak lo-"

"Diem dulu!" Ucap Kinar memegang tangan Bima.

Bima kicep. Dia beralih mengambil bolanya.

"Kamu sengaja Ki?"

Sudah Kinar duga. Cavan selalu menuduh terlebih dahulu sebelum bertanya. Kinar berdecak seraya memutar bola matanya.

"Kak Kinar tidak sengaja Pak, dia tt-"

Kinar menoleh ke arah Bima sampai anak itu menghentikan ucapannya.

"Saya benar-benar gak sengaja, lagian saya nggak tau kalo Pak Cavan bakal lewat di belakangnya Bima. Jangan dikembangin dong sifat asal nuduh Anda itu Pak Cavan!" Ujar Kinar menekankan kata-kata yang paling akhir.

Siswi Sosiopat vs Guru KillerWhere stories live. Discover now