"Jadi," Mingyu menarik tangan Wonwoo untuk mendekat ke arahnya. "Apa kau mau menemaniku di sini?" Tanya Mingyu sedikit berbisik tepat di telinga Wonwoo.
Ini dia. Ini yang Wonwoo maksud. Tak mungkin Mingyu mengajaknya kemari tanpa pemikiran mesumnya. Terlebih keduanya setuju sebagai 'patner'.
"Apa maksud—apa maksudmu? Tubuhmu luka-luka, bagaimana bisa kita melakukannya." Wonwoo menjawab dengan memalingkan wajah ke sembarang arah. Mingyu yang melihat Wonwoo gugup dengan sigap meraih dagu pemuda itu dan menatapnya dengan tatapan lembut namun penuh dengan kilatan nafsu.
"Tentu saja kau yang memimpin permainan, Wonwoo." Sial, kenapa suaranya harus terdengar seperti ini. Batin Wonwoo. Lagi-lagi ia menelan ludah kasar saat ibu jari Mingyu mulai menyapu permukaan bibir bawahnya.
"Kau bisa, Wonwoo." Tak menunggu waktu lama, Mingyu menepis jarak yang ada dan menyatukan kerinduan yang lama tak tersalurkan.
Ia terdiam selama beberapa detik guna merasakan detak jantung Wonwoo saat bibir keduanya bertemu; menikmati waktu senyap saat penyatuan. Mingyu juga bisa mendengar nafas berat Wonwoo kembali stabil saat ia memulai menggerakan bibir.
Gerakannya lambat, sangat lambat, seolah ingin menghentikan waktu agar tak berjalan begitu cepat.
Mingyu menyesap bibir bawah Wonwoo—itu adalah favoritnya—dengan sangat hati-hati; seperti ada desiran di setiap sapuan. Lidahnya sedikit terjulur keluar, membasahi bibir pucat nan pasif itu.
"Jangan tahan nafasmu," Ucap Mingyu sebelum kembali pada kegiatannya.
Kali ini Mingyu berhasil mengangkat Wonwoo untuk duduk di pangkuannya. Posisinya Wonwoo lebih tinggi, dan ia mendongakkan wajah agar Wonwoo mudah untuk menyentuhnya.
Tangan Wonwoo terulur untuk bertengger di bahu Mingyu sembari memberi pijatan kecil saat Mingyu menambah tempo dalam ciuman. Dan tangan Mingyu dengan sangat apik berada di pinggang ramping Wonwoo; memberi rangsangan kecil saat Wonwoo menciumnya lebih dalam.
Ciuman itu tak berhenti di situ, karena pada dasarnya kedua insan ini sangat haus akan kehangatan.
Wonwoo memperdalam ciuman dengan mendorong Mingyu bersandar di punggung sofa. Tangannya bergerak naik menyentuh leher hingga rahang Mingyu. Pria itu juga memosisikan kepalanya jatuh di sandaran sofa, dan itu membuat Wonwoo lebih leluasa dalam dominasinya.
Sesekali pijatan kecil pada pinggang ramping Wonwoo memberi getara statis yang mendorong pemuda itu untuk lebih berani. Seperti saat ini, Mingyu memberi pijatan sesuai tempo ciuman mereka; pelan namun penuh nafsu.
Ciuman itu berhenti diiringi dengan nafas Wonwoo yang memburu. Ia sedikit menjauh sembari mengatur deru nafas yang tak stabil. Kemudian kembali melanjutkan seolah tak ada hari esok.
"Wonwoo." Panggil Mingyu disela ciuman mereka.
"Hm."
"Bergerak." Seolah mengerti, seolah menjadi anak penurut, seolah Mingyu adalah kapten nahkoda tubuhnya. Wonwoo bergerak sesuai tempo ciuman. Gerakannya lambat tapi pasti, membuat Mingyu sedikit pusing dengan apa yang terjadi.
Tidak, ia tidak menyangka Wonwoo bisa seperti ini. Entah karena sudah lama tak berhubungan badan atau memang kemampuan Wonwoo meningkat drastis. Yang pasti Mingyu dibuat mabuk oleh Wonwoo malam ini.
"Mingyu." Ciumannya terlepas, namun bagian selatan masih bergerak dengan tempo yang sama. Tangan Wonwoo menangkup wajah Mingyu yang kini menatapnya dengan tatapan sayu dan nafsu. Kedua netra itu saling beradu pandang, menciptakan suasana yang sulit untuk dijelaskan.
Wonwoo kemudian meraih sisa perban yang ada di sofa, lalu menarik kedua tangan Mingyu untuk bertaut di atas kepala. Tangannya sibuk mengikat hingga Mingyu tak bergerak.
YOU ARE READING
Conscript | Minwon
Fanfiction[ON-GOING] "Keep it secret, me and you." - Main Pairing: Minwon (Mingyu & Wonwoo) Tags: military, romance, older top, younger bottom Dont set high expectation, i'll bring you to my imagination. Happy Reading!
#20 ─ "Better Days." 🔞
Start from the beginning
