4

71 8 0
                                    

Nyonya Jang sedang melayani pembeli saat Yukhei tiba di toko gorengan kecil milik Nyonya Jang sore itu. Toko gorengan yang kecil itu hanya memiliki beberapa meja makan, namun menyediakan menu snack dan gorengan khas Korea yang lengkap. Toko gorengan Nyonya Jang terletak di sebuah pasar yang masih berada di daerah Cheongpa-dong, tak jauh dari rumahnya.

 Toko gorengan Nyonya Jang terletak di sebuah pasar yang masih berada di daerah Cheongpa-dong, tak jauh dari rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eomma." Yukhei memanggil ibunya yang sedang melayani pembeli.

"Oh, Yukhei-ya. Kau dari mana?" Tanya Nyonya Jang sambil berjalan menuju dapur kecil yang letaknya persis didepan toko gorengannya. "Kau habis dari battle dance lagi?" Tanya Nyonya Jang sambil mulai membolak-balik kue ikan yang sedang digorengnya.

"Anieyo, eomma." Jawab Yukhei sambil duduk didepan pantry kecil yang berfungsi sebagai pembatas antara dapur dan meja tempat pelanggan makan. "Aku melakukan hal yang lain." Lanjutnya lagi.

"Gerae? Mwo?" Tanya Nyonya Jang lagi. "Bagaimana fitting jasnya? Tuan Jung bilang kau bergegas pergi setelah fitting." Nyonya Jang melontarkan pertanyaan lagi tanpa menunggu jawaban atas pertanyaan sebelumnya.

"Ah...fittingnya..."

"Ajumma, kami minta satu porsi tteokbokki lagi." Seorang pelanggan memotong kalimat Yukhei.

"Ah, ne!" Jawab Nyonya Jang. "Yukhei-ya, bantu eomma menggoreng ini sebentar." Pinta Nyonya Jang, Yukhei bergegas bangkit dari duduknya dan menuju penggorengan, sementara ibunya sibuk menyiapkan tteokbokki.

Satu demi satu pembeli datang bergantian, membuat Nyonya Jang dan Yukhei sibuk melayani mereka. Membuat percakapan mereka sebelumnya tak berlanjut.








Hari mulai gelap, dan aktifitas di pasar tempat Nyonya Jang berjualan mulai berkurang. Yukhei membantu ibunya merapikan toko kecil mereka yang akan segera tutup. Sesekali Yukhei yang sedang mengelap meja menengok pada ibunya yang membereskan peralatan dapur.

"Eomma." Panggil Yukhei sambil melihat pada meja yang sedang dilapnya, tidak melihat pada ibunya.

"Hm?" Nyonya Jang hanya bergumam karena masih sibuk membereskan dapurnya, juga tak menatap Yukhei.

"Eomma, bahagia?" Yukhei masih tak menatap ibunya.

Ibunya melihat pada Yukhei yang masih mengelap meja yang sama yang dilapnya dari tadi.

"Tentu saja eomma bahagia." Jawab ibunya. "Eomma memilikimu, bagaimana eomma tidak bahagia." Lanjutnya sambil tersenyum.

"Eomma, geojimal." Kata Yukhei tersenyum kecil, kali ini sambil melihat pada ibunya. "Tidak ada yang bisa dibanggakan dari diriku." Senyum kecilnya menghilang.

Nyonya Jang berhenti dari aktifitasnya.

"Eomma tidak bohong, Yukhei-ya. Kau selalu mendengarkan kata-kata eomma, itu sudah cukup membuat eomma bangga padamu." Nyonya Jang menatap anaknya dengan sendu.

T W O  M O O N STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang