E

1.3K 224 2
                                    

Winwin masih diam didalam kamarnya. Ini sudah 3 hari setelah kecelakaan Mingyu, Mingyu pun sudah baik baik saja walaupun plester masih berada di pelipis lelaki itu.

Malam dirumah sakit itu, Yuta memberi Winwin kartu namanya. Winwin paham kenapa Yuta memberinya kartu nama, mengingat siapa Yuta dan apa yang akan Yuta bicarakan.

Ditangan kiri Winwin ada sebuah foto, seorang wanita cantik yang sialnya berwajah mirip dengan Winwin. Benar benar bagai pinang dibelah dua.

"Ini kartu namaku, jika kamu bersedia bisa kamu datang ke rumahku minggu ini?" Tanya Yuta, Winwin mengerutkan dahinya menerima kartu nama itu, tercantum nomor dan alamat rumahnya disana.

Ini sudah hari Minggu, Winwin masih bingung, apakah ia harus datang kesana?

"Win, aku akan pergi memeriksakan lukaku, apa kamu mau ikut?" Tanya Mingyu, Winwin menoleh cepat kearah Mingyu, Winwin menggeleng.

"Aku mau jalan jalan bentar abis ini."

"Benarkah? Apa aku harus menemani?"

"I'm okay, kamu harus banyak istirahat."

"Oh okay, aku akan naik taksi." Kata Mingyu, Winwin mengangguk membiarkan Mingyu keluar penthouse.

"Yuta, apa aku harus kesana?" Tanya Winwin melihat wallpaper ponselnya, seakan berbicara dengan Yuta-nya.

Winwin menghela nafasnya, ia bangkit dari duduknya, memilih outfit yang pas untuk berkunjung kerumah Sakura dan Shotaro.

Setelah bersiap Winwin keluar dari penthouse, memakai mobilnya menuju alamat rumah Yuta dengan bantuan Gps.

Setelah hampir 20 menit berkendara, GPS itu berhenti mengarahkan Winwin didepan rumah lantai 2 minimalis modern, Winwin memarkirkan mobilnya diparkiran terbuka dan masih diam didalam mobil.

Setelah menguatkan hati, Winwin keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah berpagar hitam itu.

Winwin hampir saja menekan bell rumah, ia berbalik badan dan memilih untuk tidak datang,

"MAMA!" Winwin menutup matanya rapat, ia sangat mengenal suara ini, suara Sakura. Dengan berat hati Winwin berbalik dan tersenyum melihat Sakura berlari mendekati pagar rumah diikuti Shotaro dan wanita paruh baya yang terlihat terkejut melihat Winwin.

Winwin menerima pelukan Sakura dan Shotaro, ia melepas pelukannya melihat wanita paruh baya itu berdiri dibelakang Shotaro dan Sakura.

"Oma, ini Mama! Sakura nggak bohong kan kalo mama dateng." Pekik senang Sakura, Wanita paruh baya itu tersenyum tipis pada Sakura dan beralih melihat Winwin.

"Eung- Selamat pagi nyonya." Sapa Winwin membungkuk hormat.

"Nama saya Winwin, saya-"

"Mama ayo masuk!" Potong Shotaro menarik tangan Winwin.

"Yuta dan Hansol akan kembali sebentar lagi, ayo masuk." Ajak wanita itu, Winwin tersenyum canggung mengikuti langkah Shotaro dan Sakura.

Winwin duduk dishofa ruang tamu setelah dipersilahkan wanita paruh baya itu.

"Mama sini dulu ya, Sakura sama Shotaro mau telfon Papa." Kata Sakura, Winwin mengangguk kecil dan tersenyum, meninggalkan Winwin bersama Wanita paruh baya itu.

"Jadi namamu Winwin?" Tanya Wanita paruh baya itu, Winwin mengangguk.

"Namaku Maria Aldrich, ibu Yuta dan Hansol." Katanya tersenyum teduh khas seorang ibu.

"Eung, nyonya-"

"Cukup panggil aku Mama, seperti Yuta dan Hansol." Ucapnya membuat Winwin tertegun sejenak, pasti Maria masih terbayang istri Yuta ketika melihat Winwin.

"Aku sangat terkejut melihatmu sangat mirip dengan istri Yuta." Kata Maria, tersenyum kecil, ia duduk disebelah Winwin, membawa tangan Winwin keatas pahanya.

"Aku tidak pernah melihat Sakura sebahagia ini. Sejak ibunya meninggal Sakura tidak pernah lagi tersenyum lebar, dia lebih suka mengurung diri dengan buku gambarnya, sikapnya sangat mirip dengan Yuta saat ayahnya meninggal."

"Saat Yuta dan Sakura pulang dari Jepang 2 tahun yang lalu, setiap hari Sakura selalu menggambar keluarganya, ada Yuta, Shotaro, Sakura sendiri dan sosok lelaki. Aku fikir itu adalah Hansol, tapi dia bilang itu adalah Mamanya. Aku sempat berfikir cucuku mengalami halusinasi sampai aku berniat membawa Sakura ke Psikiater, tapi setelah melihatmu aku jadi paham."

Winwin cukup terkejut mendengar cerita Maria, ia juga kasihan pada Sakura yang harus kehilangan ibunya diusia yang sangat muda.

Winwin cukup terkejut mendengar cerita Maria, ia juga kasihan pada Sakura yang harus kehilangan ibunya diusia yang sangat muda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HappierWhere stories live. Discover now