ALGORIMA | 00

1.7K 219 9
                                    

Welcome to my story...

You can call me Nad atau Nada..

I can call you?

JANGAN LUPA KASIH VOTE DAN BERIKAN KOMENTARNYA.. 😵😵😵

Keadaan lapangan basket indoor SMA Laksmana tampak ramai ketika anak kelas XI IPS 2 melangsungkan praktek bakset di sana. Bahkan siswi yang tidak ada kepentingan dengan tempat ini pun turut hadir walaupun jam KBM tengah berlangsung. Mereka ingin menonton Algo beserta keempat temannya yang kini tengah bermain basket. Di tangan mereka sudah tersedia ponsel yang siap memotret setiap gerak-gerik mereka berlima.

Cekrek!

"Kak Algo keren banget!"

"ALGO SENYUM DONGG!"

"KAK ALGO SENYUM!"

CEKREK!

Algo menoleh sambil memperlihatkan senyuman nya. Tidak lupa kebiasaan nya mengedipkan sebelah mata membuat hati mereka morat-marit. Di tampah ciuman jarak jauh. Suara pekikan juga sorakan semakin terdengar.

"Gila! Gila! Ganteng banget!"

Algo menerima bola yang di berikan oleh Yudan, lalu mendribble bola tersebut. Kemudian dia lempar ke keranjang tetapi tidak masuk. Sudah empat kali Algo melemparkan bola dan tidak goal.

"Al, lo kenapa sih? Main lo hari ini jelek banget." Randy mendekati Algo dan menanyakan hal yang sejak tadi menganggu kepalanya.

Algo berdecak pelan sambil memijit pangkal hidung nya. "Semalam gak tidur gue."

"Di hukum lagi pasti kan?" tanya Dimas dan hanya di balas gumaman malas oleh Algo.

Zefran menepuk bahu Algo pelan. "Istirahat."

"Berhubung gue udah jago, gue udahan dulu ya mau ke UKS bobo ganteng dulu." Algo melambaikan tangan ke arah teman-teman nya sebelum pergi meninggalkan lapangan indoor.

Ia melangkah lunglai menyusuri karidor menuju UKS sekolah. Sampainya di UKS Algo langsung membaringkan tubuhnya. Sungguh surga sekolah selain bel pulang ialah bisa tidur nyenyak di UKS. Baru saja akan terlelap telinga Algo mendengar suara rintihan. Mendecak pelan lelaki itu mengubah posisinya menjadi piring. Menutup telinganya menggunakan bantal putih. Tetapi menyadari suara rintihan itu seperti suara cewek membuat Algo bangun.

Ia turun dari brankar lalu menarik tirai putih yang digunakan sebagai pembatas antar brankar. Setelah tirai terbuka setengah Algo melihat seorang gadis tengah meringkuk kesakitan. Dia kelihatan memeluk perut nya begitu erat.

Algo mendekat lalu menepuk pelan lengan gadis itu. "Butuh bantuan?" Tanya Algo menawarkan diri.

Gadis itu mendongak. Beberapa anak rambut menutupi wajahnya. Mata coklat nya langsung bertemu dengan bola mata segelap malam milik pria itu. Gadis itu menggeleng pelan. Menolak niat baik Algo.

Algo mendecak pelan. Dia melangkah ke arah tempat air panas tersimpan. Algo mengambil botol kosong lalu menuangkan air dingin di dalamnya. Sedikit saja kemudian dia menuangkan air panas. Setelah menutup kembali botol itu. Algo kembali ke brankar gadis itu.

ALGORIMADove le storie prendono vita. Scoprilo ora