XVI: Feeling?

443 76 9
                                    

"Petrificus Totalus!" Hermione berseru. 

Tubuh Neville langsung menempel dan menjadi kaku, terjatuh terjerembab seperti papan.

Dan sepertinya bukan ide yang bagus meninggalkan Neville yang tergeletak di lantai sendirian.
.
.
.

Allen sudah tak punya pilihan lain selain menyerah mengikuti kemauan Harry untuk menjaga Batu Bertuah itu, Allen hanya berharap dan sebisa mungkin membuat Harry menghindari penglihatannya.

Allen-kan ga bisa, "Hai, Harry! Kalau kau berniat menjaga Batu itu, mendingan gausah deh entar kau bisa pingsan atau malah mati"

Auto di -bales- cekik sama Hermione nanti. Dan Allen sudah tak ingin mencari gara-gara lagi, kan? Allen tak bisa terus menerus meng-compel mereka, karna itu terbatas dan Allen baru mengetahuinya.

Balik ke Harry dan kawan-kawan, mereka tak bisa melewati perjalanan menuju lantai tiga dengan mudah, Di kaki tangga pertama saja mereka sudah melihat Mrs. Norris mengendap-endap di dekat puncak tangga. Untungnya mereka melewati dengan aman, walau Ron benar-benar ingin menendang kucing itu.

Mereka tidak bertemu siapapun lagi sampai tiba di tangga untuk ke lantai tiga. Dan masalah ada disana, di tengah jalan ada Peeves yang sedang melepaskan karpet agar ada orang yang tersandung. Sialnya Peeves menyadari kedatangan mereka, Ia bahkan hampir berteriak untuk memanggil Filch.

Mendadak Harry mendapatkan ide.

"Peeves," katanya, berbisik serak, "Baron Berdarah punya alasan sendiri untuk tidak menampakkan diri"

Allen pernah dengar hanya Baron Berdarah, hantunya Slytherin yang paling ditakuti Peeves. Tapi Allen tak yakin sampai pada dia melihat sendiri Peeves yang hampir terjungkal dari udara saking kagetnya dengan tipuan suara Harry, bahkan dengan mudah dia menghilang saat Harry mengusirnya pergi.

Setelah Peeves menghilang pergi, mereka langsung memasuki koridor lantai tiga dan melihat sebuah harpa yang masih bermain dengan sendirinya. Keempatnya menyadari apa yang akan mereka hadapi. Masih dalam selubung jubah, Harry menoleh kepada yang lain.

"Jika kalian ingin kembali, aku tidak akan menyalahkannya" katanya. "Kalian boleh memakai jubah ini, aku sudah tak memerlukannya"

"Jangan bodoh," kata Ron.

"Kita bisa saling menjaga, kau tak tahu ada apa didalam, Harry" Allen berkata lembut.

"Kami ikut" ujar Hermione.

Harpa itu berhenti bermain dan menyadari Anjing Berkepala itu sudah menggeram karna mendengar suara tapi tak melihat satu orangpun, Harry langsung mengambil seruling yang ternyata pemberian Hagrid dan meniupnya. Tak bisa di sebut lagu, tapi begitu mendengar nada pertamanya mata si anjing mulai meredup. perlahan-lahan, geraman anjing tersebut mereda dan dia terhuyung lalu ambruk ke lantai, tertidur nyenyak.

"Mainkan terus" Ron memperingatkan Harry ketika mereka berempat keluar dari jubah gaib.

Allen, Ron dan Hermione berjingkat menuju pintu jebakan. Mereka bisa merasakan napas si anjing yang panas dan berbau ketika mendekati kepala-kepala raksasa itu. Ternyata pintu itu tertindih kaki besar si anjing, Ron sudah mencoba mengangkatnya bersama Hermione tapi tetap tak bisa.

Allen mau tak mau harus membantu mereka, tak peduli apa yang mereka pikirkan. Anak perempuan berumur 11 tahun bisa mengangkat kaki anjing raksasa dengan mudah, apa yang akan mereka pikirkan tentang Allen? Allen mencoba tak mempedulikan.

"Minggir, Ron"

"Kau mau ap--" pertanyaan Ron terputus kaget melihat Allen memindahkan kaki raksasa itu dengan mudah. "Ka-kau bagaimana b-bisa?"

The Shadow Creature [Harry Potter FanFic]Kde žijí příběhy. Začni objevovat