XV: Misi Bunuh Diri

549 81 4
                                    

"Kenapa? Keseringan main dengan mereka membuatmu jadi gila ya?'' Anak laki-laki itu menyinyir lagi.
.
.
.

"Apa maumu, Malfoy?" Allen bertanya jengkel.

Yap, anak laki-laki yang dari tadi menyinyir ialah, Draco Malfoy putra tercinta Lucius Malfoy.

"Eh udah Malfoy lagi, nih? Waktu detensi aku seperti mendengar ada yang memanggilku Draco," Kata Draco angkuh dengan dagu yang terangkat tinggi. "Jelas bukan si Longbottom, kan? "

Draco yang sedang menyender pada dinding bangunan dengan muka angkuhnya, menyapa Allen ramah. Berbeda dengan biasanya, kali ini Draco sendirian, entah pergi kemana dua babu-babunya.

"Berisik deh! Ganggu aja heran. Pergi sana, cari hal lain yang bisa kau ganggu!" Allen memeragakan tangannya mengusir Malfoy.

"Ku yakin kau sudah menjadi gila karna bergaul dengan teman-teman mu itu. Weasley, Granger dan sih saint Potter!"

"Haha tadinya sih belum gila," kata Allen tertawa. Yang siapapun tau kalau itu tertawa dipaksa. "Tapi pas aku melihatmu dan mendengar suaramu... Rasanya aku ingin ke St. Mungo agar mendapat perawatan jiwa sekarang"

"Permisi, aku mau ke St. Mungo" Perkataan Allen di tutup dengan senyum manis, yang tentu juga di paksa. Sebelum Draco bisa membalas, Allen sudah berlari masuk ke dalam Kastil dan hilang dalam belokan.

Allen tertawa ngakak saat telinganya menangkap suara dengusan dan cacian dari Draco. "Apa maksudnya tadi?! Aku penyebab dia gila begitu?!! Tak ku sangka aku main di tinggal begitu saja"

Allen berjalan santai keluar dari Kastil lagi, kembali ke tempat dia bersantai bersama teman-temannya. Tapi saat kembali tempat itu sudah kosong, kembar Weasley dan temannya-pun juga sudah tak ada. Allen sedikit bersyukur saat menduduki rumput dingin dan menyenderkan punggungnya pada pohon.

Haahh

Allen menghela nafasnya berat, pikirannya kembali pada penglihatan barunya sepuluh menit yang lalu. Siapa lelaki dewasa itu? Apa tujuannya mencelakai Harry? Dia benar-benar tak terlihat, sangat buram dan blur. Allen sangat berharap penglihatannya bisa di edit jadi HQ.

Kadang Allen juga bingung, kelebihan ini beneran bisa berguna tidak sih, buat apa coba ngasih tau Harry akan di serang tapi tak di kasih tau siapa yang akan menyerangnya.

"Demi Merlin! Kan aku ga bisa ajak Harry, Hermione dan Ron buat main tebak-tebakan itu siapa! Nanti makin ribet lagi" Allen berseru keras, menyuarakan kekesalannya.

"Memangnya kenapa kalau kita main tebak-tebakan?"

Allen menegang saat baru menyadari itu adalah suara Harry, sahabatnya yang akan di serang entah kapan. Seharusnya Allen sudah menyadari adanya mereka, insting Vampire. Tapi mungkin karna pikiran Allen sedang kacau dan dia setengah Manusia, mungkin Allen ngeblank.

"Lagian siapa yang akan kita tebak?" kata Ron.

Allen yang sedang membelakangi mereka, mencoba berpikir cepat apa yang akan dia katakan. Allen tak ingin mencari masalah lain dengan mengatakan "Nothing" seperti biasanya.

"Tebak siapa yang menggangguku lagi tadi?" Allen balik menghadap temannya dengan air muka yang terlihat kesal dan jengkel.

Dia memutuskan memakai si Malfoy untuk sarana tebak-tebakan.

Hermione dan Ron berkerut bingung, sementara Harry melipat kedua tangannya di depan dada, wajahnya berubah datar. "Malfoy"

Allen hanya berdehem, bertanda iya. Dalam hati berseru senang, 'Bagus mereka tak akan bertanya lagi."

''By the way, kau dari mana saja, Allen?" tanya Hermione, wajahnya berubah khawatir. "Apa tangan kau tak terluka?"

The Shadow Creature [Harry Potter FanFic]Where stories live. Discover now