-RAPUH : 08 I can't find it

Start from the beginning
                                    

"Hei, makasih" Ucap Grisel dengan senyumannya yang masih mengembang.

Devan mencubit pipi Grisel gemas, membuat Grisel terkejut karena diperlakukan demikian.

"Sama-sama Gris, lain kali boleh aku mampir kemari?"

Grisel membelalakkan matanya, bingung dengan ucapan Devan barusan. "Tidak!.. a-ahh maksudku jangan, orang tuaku bisa saja mengusirmu"

Devan terkekeh, "baik, masuklah aku akan menunggumu hingga masuk ke dalam."

Grisel tersenyum dan mengangguki.

"Gris.." Suster Ara menghampiri Grisel dengan sedikit berlari, wajahnya panik.

"Ada apa sus?" Tanya Grisel.

"Ny.Pranaja kritis"

"Nenek kritis?!!" Grisel menjatuhkan tas sekolahnya tiba-tiba.

Devan menarik pergelangan tangan Grisel, "aku akan mengantarmu ke rumah sakit, ayo." Devan menuntun Grisel ke motornya.

Sepanjang perjalanan hanya air mata yang membanjiri wajah Grisel, matanya sembab.

"Kita sampai gris, apa ini rumah sakitnya?," Tanya Devan saat turun dari motornya.

Terlalu banyak melamun hingga Grisel tidak fokus pada jalanan, "a-ahh iya ini tempat nenek biasa dirawat." Grisel berlari ke dalam rumah sakit, bertanya-tanya ruang rawat pemilik marga Pranaja itu.

#

Bram mondar-mandir didepan pintu ruangan Alena. Sesekali duduk dengan raut begitu tegang, panik, resah, semuanya bercampur dalam otaknya.

"Argh!! ini semua karena anak sialan itu!"

"Pah.. Mamah juga khawatir sama Ibu di dalam sana, jangan begini dong. Mamah khawatir sama Papa jadinya" Ucap Lavina atau istri Bram tepatnya. Lavina terus mengusap lengan Bram, berusaha menenangkan suaminya.

Disisi lain terdapat Rosa anak sulung mereka yang sedang tertawa dan sesekali tersenyum dengan melihat ponselnya, tidak terdapat raut khawatir, Rosa justru fokus pada dunia maya nya.

"Rosa! Nenek sedang kritis di dalam, dan kamu begini?! Nenekmu didalam sana bertaruh nyawa nak! Letakkan benda itu sebentar saja!" Bram kehilangan akal untuk menasihati anaknya itu, emosi? Ya.. Bram masih emosi

"Tapi pa.. apa salahnya Rosa mencari kesenangan? Nenek hanya kritis, bukan meninggal" Sahut Rosa seenaknya.

Lavina menatao tajam anak perempuannya itu, masih dengan menenangkan Bram.

Suara hentakan kaki terdengar ke arah mereka, Grisel menghampiri ketiga orang disana.

"Pa... N-nenek?" Grisel tak sanggup meneruskan kalimatnya, badannya di tahan oleh Devan agar tidak ambruk disana.

Bram berdiri, menghampiri Grisel disana.

Plakkk

Satu tamparan keras terkena pada pipi putih Grisel.

"Ini semua karena kamu! Ya.. kamu!! Seharusnya jangan ganggu kehidupan kami! Ibu saya terlalu menyayangi kamu hingga melupakan kesehatannya, dan peristiwa terakhir adalah kamu berada di kamar Ibu saya dengan keadaan Ibu saya tidak berdaya! Kamu apakan Ibu saya hah?!." Penuh penekanan sekali kata-kata yang terlontar dari Bram.

RAPUHWhere stories live. Discover now