-RAPUH : 08 I can't find it

237 37 11
                                    


Senja tampak indah di ujung barat sana, sangat indah sampai-sampai Grisel enggan memalingkan tatapannya dari senja ini.

Hari ini Grisel pulang sekolah lebih lambat dari biasanya, ada kelas tambahan hari ini.

Berjalan menelusuri jalanan pulang, sekaligus mencari-cari spanduk lowongan pekerjaan. Dalam hati Grisel berteriak sangat ingin mendapatkan pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya, disatu sisi Grisel cemas akan keadaan Neneknya di rumah sakit.

Grisel duduk di bangku taman, menglea nafas panjang. Lelah rasanya berjalan dari sekolah, mengirit pengeluaran berjaga-jaga untuk kebutuhan yang lebih penting.

"Huhh.. tidak ada lowongan pekerjaan sama sekali? Aish! Aku membutuhkannya.. sangat membutuhkannya ya Tuhan," Grisel bersender dan memejamkan matanya seolah berharap ada ibu peri datang dan memberinya keajaiban. Haha terlalu konyol.

Hari hampir petang namun Grisel belum juga beranjak dari bangku taman itu, membuang nafas gusar berkali-kali.

Ada seseorang turun dari motornya, menghampiri gadis yang masih memejamkan matanya sembari bersender di salah satu bangku panjang di taman.

"Kita bertemu lagi Gris" ucap orang itu saat tiba-tiba sudah duduk di sebelah Grisel.

"E-eh?" Spontan Grisel membuka matanya, menemukan sosok Devan di sampingnya.

"Untuk apa merenung disini? Pulanglah ini sudah hampir malam" ujar pria itu.

"Aku lelah, untuk apa kau kemari?" Tanya Grisel yang enggan menatap Devan karena jarak mereka dekat sekali dalam satu bangku.

"Aku melihatmu disini, sebenarnya baru saja pulang sekolah. Ayo pulang lah denganku Gris" Ajak Devan pada Grisel, Devan beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Grisel.

"Ehm? T-tidak, aku bisa naik taxi"

Devan tertawa, "Aku benci penolakan, ayo lah tuan putri" masih setia mengulurkan tangannya pada Grisel.

"Tuan putri? Yang benar saja!" Grisel tersenyum kecil karena Devan.

"Aku merindukan senyummu Gris" tanpa persetujuan Devan menggenggam tangan Grisel berjalan ke arah motornya, memakaikan helm pada Grisel yang tanpa sengaja ia membawa dua helm.

Grisel membelalakkan matanya karena perlakuan Devan, sebelumnya untuk dekat dengan laki-laki saja Grisel tidak pernah berfikir sejauh itu. Namun sekarang jelas sekali keduanya sangat dekat.

"M-makasih" Grisel canggung, apa sangat canggung? Ya!.

Devan melajukan motornya melewati jalanan yang mulai sepi, banyak sekali lampu di tepi jalan yang sudah menyala dengan berbagai warna membuat pemandangan lebih indah kali ini.

"Gris? Kau menyukainya?" Tanya Devan saat mereka mengelilingi bundaran air mancur yang indah.

"Tentu saja!" Jawab Grisel bersemangat.

Grisel benar-benar merasa senang ketika memiliki teman sekarang, apalagi seperti Devan si pria tampan dengan motornya.

Selang beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah Grisel.

RAPUHWhere stories live. Discover now