Realized

12.5K 717 24
                                    

Aku tersadar. 'Dimana aku sekarang? Bukankah tadi aku berada di kelas?' tanyaku dalam hati.

"Hey, Jack! Kau sudah sadar?" tanya temanku yang posisinya tidak terlalu jauh dari ranjang yang aku tempati. Ia adalah Ed.

"Ed? Dimana aku?" tanyaku kebingungan.

"Sekarang kau ada di UKS. Kau terlihat kebingungan setelah membunuh orang. Apa kau ketakutan? Hahaha. Oh, iya, aku lupa. Seorang psikopat tidak mungkin ketakutan setelah membunuh orang," jawabnya, yang menurutku sangat menjengkelkan. Sekarang aku mulai ingat kalau ini adalah ruang UKS.

Tapi, apa maksud yang ia katakan barusan? Aku membunuh orang? Kapan? Aku saja tak ingat kalau aku pernah membunuh seseorang. Seenaknya saja ia menuduhku sebagai seorang psikopat.

"Apa maksudmu, Ed?! Seenaknya saja kau menuduh kalau aku ini adalah seorang psikopat! Memang apa buktinya kalau aku telah membunuh seseorang?! Aku saja tidak tahu siapa yang aku bunuh," kataku dengan suara yang agak keras.

"Kau masih mau beralasan, Jack? Kau perlu bukti? Buktinya sangat banyak. Aku melihat dari mata kepalaku sendiri kalau kau mengeluarkan pisau dari dalam tasmu, lalu kau menghajar David habis-habisan dengan menggunakan pisau itu!" jelasnya yang membuat aku tercengang.

Sejak kapan aku memasukkan pisau ke dalam tasku? Ini sangat aneh. Sungguh penjelasan yang menurutku sangat aneh dan tidak masuk akal. Aku membunuh David? Aku rasa tadi, ketika ia mengejekku aku tidak menghiraukannya sama sekali. Tapi sekarang aku malah dituduh membunuh David.

"Lalu, apa bukti yang kedua?" tanyaku yang masih sangat kebingungan.

"Bukti yang kedua, kau masuk saja ke dalam kelas, dan lihat kalau disana banyak sekali darah yang berceceran di lantai akibat perbuatanmu!" ucapnya yang langsung membuatku terhenyak.

"A.. apa yang kau katakan? Aku tak mengerti maksudmu," ucapku yang terlampau gugup.

"Aku punya bukti yang ketiga. Sepertinya kau sangat tidak menyadari akan hal itu," ucapnya yang membuatku kebingungan setengah mati.

"Lihatlah bajumu," ucapnya singkat. Dengan tubuhku yang gemetar dan keringat dingin yang mulai bercucuran, aku melihat bajuku. Astaga! A.. apa ini? Aku semakin tidak mengerti. Ke.. kenapa ada banyak sekali bercak berwarna merah yang melekat dibajuku? Dengan berani aku mulai mencium bajuku. Bau anyir!

'Apakah yang dikatakan oleh Ed itu adalah sebuah fakta? Tapi aku tidak pernah merasa kalau aku telah membunuhnya. Aku tidak tahu apa maksud dari semua ini. aku tidak mengerti,' batinku.

"Sudahlah, Jack. Kau tidak perlu beralasan lagi. Sekarang ikut aku ke kantor kepala sekolah. Kepala sekolah sudah menunggumu sedari tadi," ucap Ed yang langsung membuat seluruh tubuhku menjadi lemas. Aku telah melanggar ucapan ibu.

_TBC_

a/n : maaf bgt ya kalo ceritanya gk jelas, soalnya ini cerita pertama yg aku publish di wattpad :D Yang udh baca cerita aku, makasih ya~ :)

Who Am I?Where stories live. Discover now