TOKO BUKU

1.4K 61 2
                                    

Setelah sekian lama seiring bertambahnya usia aku merasa tumbuh semakin dewasa. Karier ku pun mulai naik. Sampai saat ini aku belum menemukan cinta sejatiku. Beberapa kali aku menjalin hubungan dengan perempuan, beberapa kali itu juga kandas. Perlu pembaca ketahui, perempuan yang kupacari wajahnya rata rata semua tidak tergolong cantik bener dan tidak juga jelek. (Tujuanku satu. ML duluan baru tahap selanjutnya.)
Mana ada ya perempuan yang mau hahahahh.
Kegagalan ini hanya mereka ingin cepat cepat menikah tanpa mengetahui diri pacarnya mampu tidak memberikan nafkah biologis. Aku itu maunya melakukan sex terlarang dulu untuk mengetahui diriki mampu tidak bila melakukannya dengan perempuan. Tidak satu pun dari mereka yang mau. Akhirnya....putus tus tus...
Egois memang...tapi aku ingin melakukannya demi masa depan kami nantinya.

****

Lantai 2 toko buku itu tidak begitu banyak pengunjung. Hujan di luar sana masih setia memberikan hujaman ke bumi.
Aku berjalan di lorong lorong rak rak yang tepajang. Hingga akhirnya aku tertuju ke sebuah judul buku tentang Homosexualitas. Tapi aku tidak langsung meraih buku itu. Kuperhatikan sekitarku, sepi. Kuambil bukunya ku lihat liat isi nya. Lalu kumasukkan kantong yang tersedia di samping rak bukunya. Dikejauhan seseorang memperhatikan diriku. Dan ketika aku melangkah melihat lihat lagi pundaku dutepuk..

"Ton...Toni" om Firman mengagetanku.

"Om Firman....Beli buku juga om" sapaku datar.

"Iya nih...buat baca baca...sama siapa?"

"Seperti yang Om lihat"

"Tinggal dimana sekarang..."

"Ada deh...." bahasaku sudah mulai ngikuti anak anak Jakarta.

"Sudah lama juga ya kita gak ketemu..."

"iya begitu dah om. Om gimana kabarnya? Kabar itu tuh gimana" monyongku ke arah pantat om Firman..dia tersenyum.

"Semua baik baik aja termasuk itu. Jarang kugunakan sekarang. Sekali selaki aja"

"kamu gimana Ton....sejak kepergianmu Paman dan Tante kamu agak sedikit renggang loh"

"Emang kenapa mereka, Om?Bukannya kepergianku dari rumah itu, yang diinginkan? "

"Pamanmu yang merasa kegilangn kamu Ton. Dia akan jawab apa kalo orang kampung nanya"

"Lah tinggal jawab apa adanya aja menurut aku"

"Katanya impianmu dan impian pamanmu juga, jadi Pramugara hancur...gara gara kamu diusir"

"Buat apa menyesal. Paman juga seperti tidak punya gigi di depan Tante. Masa dia diam aja, tante ngatain aku...makanya aku gak akan pernah lagi nginjakin kaki disana"

"Gak boleh gitu ahh...biar bagaimana pun dia papan kamu. Dia yang pertama kali nengenalkan Jakarta ke kamu."

"Lebih baik aku tidak kenal Jakarta om kalau penghinaan yang aku terima. sakit hati ini tidak lekang. Ini menjadi sejarah buat aku. Bayangkan aja om, malam malam aku harus cari kontrakan dengan sisa uang yang aku miliki. Sakiiit banget om" aku sedih sekali mengingat kembali kejadian itu, tak terasa air mataku menetes membayangkan kejadian itu. Bak anjing budug aku diusir didepan pamanku sendiri. Sakiiiit...periiihh....Om Firman menyeka air mataku. Kutatap om Firman dalam dalam.

"Kita bayar dulu belanjaan kita. Baru kita cari tempat ngobrol...mau gak?. Biar tenang pikiranmu"

"Ya deh om, mau" kukembalikan lagi buku yang hendak aku beli ketempatnya semula dan kuseka air mataku biar gak ketahuan baru nangis.  Untung sepi pengunjung. Jadi gak ada yang memperharikan kami.( oh ada...yang memperhatikank ku dari tadi )

"lohh kenapa dibalikin? Ambil aja biar om sekalian bayar..."

"Gak usah om...udah illfeel."

"Kamu ganteng ganteng melankolis juga ya...heheheheh"

MY OLD STORY...WHEN I WAS YOUNG ( GAYSTORY )Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz