BAGIAN 13. WAWANCARA

1.5K 68 14
                                    

Subuh subuh aku dah bangun untuk mempersiapkan wawancara nanti. Sarapan sudah kusiapkan diatas meja makan. Aku dah rapih waktu meninggalkan rumah. Mudah mudah hari ini better than yesterday...kutulis secarik kertas bahwa saya sudah berangkat. Dan tak lupa ku tuliskan mungkin pulang aga malam...mau main ke rumah teman.
Gerbang kututp dan kuucapkan Selamat Pagin ke tetanggaku yang udah menyapu halamanya

"Selamat pagi bu..."

" pagi om...tumben berangkat pagi"

"Ya bu mau wawancara di Garuda. Doain ya bu biar lolos"

"Ya om...pasti saya doain. Hati hati ya om"

"Makasih bu..salam"

Aku jalan sambil menoleh ke kiri jalan yang mau aku lewati, masih sepi...
Tunggu kata hatiku....seperti ada yang mengikutiku....
Aku menoleh ke belakang....pak B ada dibelakangku.

"Ton...Toniiii.....tunggu...."
Bagaikan disambar petir disiang bolong ( padahal masih pagi ya...)
aku memandangi pak B setengah berlari. Ya Tuhan...apa lagi ini gumamku dalam hati...
Dia langsung meraih tanganku...dan meremasnya.

"Akhirnya...kudapatkan kau ganteng" aku melongo dihadapannya. Aku belom bisa menerima apa yang aku tau kemaren itu. Dia berbuat sesukanya ternyata...aku belom bisa.....

"Kenapa kemari ( dengan wajah pucat.) bapak kenapa bisa tau ke rumahku...." sambil mengumpulkan nyawa yang baru berceceran. Kuhirup udara pagi yang tercemar itu dalam dalam.

"Hayooo jalan...nanti kamu terlambat.."
Kami berdua tidak bicara lagi sampai mendapatkan mobilnya di parkir.

"Ayo masuk" aku masih bengong "ayooo....(badanku di dorong agar masuk mobilnya)

"Maaf pak...aku menghargai usaha bapak untuk mengantar aku. Tapi biarkan aku jalan sendiri. Aku naik angkot saja. Terimakasih"

"Keras kepala ternyata kau ya ganteng ganteng begini. Hayoo nanti kamu terlambat" pintanya seperti memelas. Dengan terpaksa kuturuti permintaanya. Dalam hatiku, bela bela in datang apa mau meluluhkan hatiku...
Kubuka pintu mobil, malas malasan aku masuk. Semangatku menghilang seketika.

"Kenapa, gak senang aku antar. Jauh jauh om kesini buat antar orang yang kusayang" preeett dalam hati aku. Sayang...apaan tuh sayang...makan tuh sayang.

"Masih shock saja aku pak. Bapak sampe bisa tau tinggalku..."

"Kemaren waktu kamu marah sama om...om ikuti kamu dari belakang. Kamu kalau marah gitu ya..noleh aja tidak"

"Kemaren itu sudah saya putuskan untuk tidak mau lagi bertemu bapak dalam kondisi apapun. Aku sudah dapat menilai om itu bukan seperti yang saya duga"

"Seperti apa?" dia meletakkan tangan kirinya dibahuku. Kutolak secara halus.

"Dengan hasrat bapak untuk bisa bersama aku, aku menilai bapak lah yang bisa jadi sandaranku. Ternyata aku salah pak. Gimana nanti seandainya...."

Gak kuteruskan kata kataku...gak kuat rasanya...aku menunduk

"Seandainya hidup bersama maksudmu..."

Ku anggukkan kepalaku tanda iya..
Dia semakin memelukku dengan tangan kirinya...aku menangis...menangis seaungguhnya....Dia menghentikan mobilnya seketika.

"Kita pindah kebelakang sebentar. Gak bakal terlmbat kok. Sudah dekat"

Kami pun pindah ke jok penumpang di belakang. Dia memelukku..menciumiku...dia menenangkanku dalam dekapnnya...tetapi air mataku semakin deras. Disekanya air mataku...di ciumnya bibirku. Aku tidak bisa berkata kata.

MY OLD STORY...WHEN I WAS YOUNG ( GAYSTORY )Where stories live. Discover now