BAB 13

12 1 0
                                    

Bang Ray POV

"Jadi lo yang nganter nashwa?" tanya ku

"Hmm ... Iya ka, eh bang, eh ... Iya bang." jawabnya salah tingkah,wajah gugup terpampang nyata di wajahnya.

"Lo suka sama adek gue?" tanyaku cepat.

"Hah?" dirinya mematung. Polos sekali bocah ini, tidak yakin apakah dia bisa membuat nashwa bahagia? Semoga.

"Lo ada rasa sama nashwa?" tanya ku lebih jelas.

Dia terdiam sambil menghela nafas, berat sekali rasanya untuk jawab ya atau tidak, dasar remaja.

"Kenapa diem? Gasuka? Apa lo nganggep nashwa Cuma sebatas teman?" sarkas sekali diriku.

"Nggak bang ... Eh maksud saya iyaa ... Eh-" jawabnya gelagapan, seperti seorang maling yang ketawan mencuri sesuau yang buktinya jelas ada. Dia menghela nafas kembali.

"Jadi gini bang, sebenernya saya ada rasa sama adik abang itu. Tapi abang tau sendiri kan nashwa orangnya kayak apa, saya tau kalo nashwa dingin, jutek, ga tertarik sama laki-laki ... Tapi--"

"Maksud lo adik gua gay?" lagi-lagi aku memotong ucapannya.

"Hah ... Nggak bang ... Dengerin dulu."

"Tapi saya paham itu semua emang sifat asli nya nashwa, saya cuma takut nanti ditengah jalan. Disaat saya udah bener-bener sayang sama nashwa tapi nashwanya enggak, dan saya ngerasain apa itu yang namanya lelah, capeknya berjuang sendiri. Dan akhirnya saya menyerah sama perasaan ini." jelasnya dan aku langsung mengerti apa yang ia rasakan.

Ketika dia berbicara seperti itu untuk pertama kalinya saya berkata dalam hati ini dia, datang juga sambil tersenyum.

"Bang ray abis ini abang mau kemana?" tanya seseorang yang membuat lelaki di sampingku terkejut tersipu malu. Padahal yang ditanya itu aku bukan dia

"Kenapa? udah ketemu mamah?" tanya ku balik, dia menjawabnya dengan mengangguk sambil menatap temannya dengan tatapan ih ko ini orang belum pulang sih.

"Yaudah kamu pulang aja, udah sore dan kamu besok masih harus sekolah" ucap ku, lagi-lagi adik ku hanya mengangguk lalu berbalik pergi. Untuk kedua lelaki disini tidak ada yang beranjak. Dia hanya menatapku bingung meminta penjelasan. Di seberang sana adiku berbalik dan terheran lalu kembali

"Kenapa diem?" tanya nya dingin, benar ini adik ku di situasi apapun dia tetap menjadi dirinya sendiri.

"Abang? Abang gabisa nganter kamu pulang. Nanti mamah siapa yang nemenin?" ucap ku beralasan.

Dia menghembuskan nafas berat.

"Yaudah." ucapya sambil berbalik, dan langsung ku cekal tangannya.

"Eh bocil mau naik apaan ke rumah?" tanyaku protes, jelas-jelas ada temennya disini yang tadi nganterinnya tadi. Kenapa pura-pura ga lihat.

"Bocil-bocil ... ya naik angkot lah" ucapa nya protes dipanggil bocil. Gemas sekali.

"Yang bener aja deh, ini ada temennya nungguin." ucap ku sambil menunjuk lelaki yang sedari tadi memperhatikan adiku ini. adiku meliriknya, lalu menggeleng dengan cepat.

"Ga, abang ga izinin kamu pulang naik angkot. Udah sore gini." ucap ku.

"Lebay deh, biasanya juga pulang sekolah jam segini." ucapnya sambil melepaskan tanganku.

"Dibilangin gausah batu." ucapku ketus kali ini, semoga berhasil.

"Yaudah wa, gua anter." ucap lelaki disebelahku yang sekarang sudah berdiri. Nah dari tadi seharusnya, nashwa semakin menolak.

"Tuh gih pulang sama cowo ini aja abang lebih tenang." ucap ku.

"Abang percaya sama dia?" tanya nya.

"Lebih baik, dari pada harus ngebayangin kamu di angkot sendirian." ucap ku mengangguk.

Mending  jalann ... ucap nashwa bergeming

"Ayo wa, udah mau malem." ucap lelaki tersebut sambil menggandeng tangan adik ku, jelas adik ku tak terima dan melebarkan bola matanya. Tidak pamit terlebih dahulu, dasar remaja.

Kulihat mereka pergi menjauh dan nashwa sudah melepas tangannya yang tadi sempat digandeng oleh lelaki tersebut. Semoga orang itu tidak salah telah memilih adik ku dan semoga aku tidak salah memilih orang itu.

——————————————————
Hallooo...
Welcome to my first story
I hope you're enjoy to reading it
Dont forget to like, comment, and vote.
HAPPY READING!

Hahaaa, kali ini triple update yahh

Karena sudah lama semenjak terakhir kali update, semoga minggu besok dapet hidayah supaya rajin update T.T 

TentangnyaWhere stories live. Discover now