BAB 25

4 1 0
                                    

Haloo.... Bang ray, gausah jemput awa yah. Ucapku di telephone.

Kamu pulang bareng siapa?

Sama temen awa.

Yang bener loh wa.

Sama daffa abangg.

Oalahh... Bilang dong sama 'pacar' gituu.

Ish apaan sih ucap ku kesal, lalu ku tutup telephone nya.

"Pasti abang kamu godain kamu juga " Ucapnya meledek ku.

Tak ku hiraukan aku berjalan lebih cepat supaya orang-orang di sekitar tidak mencurigai ku. karena perbedaan tinggi yang cukup jauh, dengan mudah daffa meyejajarkan langkahnya dengan langkah ku. Sungguh itu hal yang sangat curang.

Sesampainya di depan gerbang daffa menahanku

"Kamu tunggu sini aja, di parkiran banyak cowo gajelas." Ucapnya.

"Jangan kan di parkiran, di depan aku juga ada cowo gajelas." Akhirnya aku bisa membalas ledekannya.

Daffa hanya tertawa mendengarnya dan mengelus pucuk kepala ku, memerah sudah wajahku mendapat perlakuan seperti itu. Sesuai perkataan nya aku menunggu di halte depan sekolah, tak lama motor nya berhenti tepat di depan ku. dengan cepat aku mengambil helm nya, wajah daffa kebingungan.

"Kalo di sekolah gausah drama makein aku helm." Ucapku sambil menyematkan helm ke kepalaku dan naik di jok penumpang dari motornya.

"Sudah siap?!"

"Siapppp!!"

"Pegangan wa... Nanti kamu kebawa angin."

"HAHH?!"

"PEGANGAN NANTI KAMU KEBAWA ANGINN!!" Ucap nya kencang.

Dengan cepat aku menabok helm nya

"Gausah modus." Ucap ku cepat.

Bermulai sebagai seorang cowo yang membuat hari-hari ku menyebalkan dan sekarang ia menjadi alasan hari-hari ku menjadi menyenangkan. Dunia kadang selucu itu, kata orang benci dan cinta itu tidak ada batasan. Dan benar benci dan cinta itu melebur menjadi satu untuk saat ini.

"Daf kita mau kemana?!"

"HAH?!"

"Ish dasar" Ucap ku kecil.

"Mau liat senja lagi?" Tanya nya

"Senja?! Tempat kemarin?"

Dia menggeleng

.............................................................................................

"Mana senja nya daf?" Tanya ku polos.

"Ya sekarang kan belum waktunya nashwaaa." Ucapnya tertawa.

Aku mengangguk-angguk.

Kami berhenti di jembatan pinggir jalan, persis samping jalan raya besar. Banyak mobil motor berlalu-lalang namun mereka tidak sama sekali memperhatikan kami. Jembatan yang di bawahnya terbentang jalan tol, barisan mobil mengantri untuk masuk tol. Semilir angin mengantar kan kami hingga ke percakapan

"Kamu mau lanjut kuliah di mana wa?" Tanya daffa tiba-tiba memecah keheningan.

Aku diam, pura-pura tidak mendengar.

"Nashwa..." Panggil daffa sambil mendekatkan mukanya di depan ku.

Aku tersentak karena wajahnya yang begitu dekat, dengan cepat daffa menarik tubuhku supaya tidak jatuh.

"Kenapa daf?" Ucapku gelagapan.

"Kamu kenapa? Ada masalah?" Tanya nya.

Aku menggeleng.

"Gausah sungkan wa."

"Sungkan kenapa?"

"Kalau mau ingin berbagi keluh kesah, aku siap." Ucapnya sambil tersenyum.

Aku balas senyumannya dengan senyuman ku pula. Kulihat wajahnya memerah salah tingkah. Melihat sikap nya aku tertawa keras, aneh sekali melihat lelaki di sampingku ini salah tingkah.

"Daff, aku mau nanya deh."

"Kenapa wa?"

"Kenapa kamu bisa suka sama aku?"

Dia diam tidak menjawab.

"Ish malah diem"

"Emang kalo suka harus ada alasan ya wa?" Ucapnya.

Kali ini aku yang diam.

"Tuh sekarang kamu yang diem." Ucap daffa tertawa.

"Jawaban kamu ga memuaskan." Ucapku.

"Terus kamu mau jawaban yang kaya apa nashwaaa?" Ucapnya meledek.

"Ishhh..." Ucapku sambil menjauhkan badan ku dari dirinya.

"Ternyata kamu orangnya gasuka hal-hal yang romantis yaa." Jelasnya.

"Menurut aku, rasa sayang itu gaperlu kita ekspresikan dari kata-kata, kalau kita mengekpresikan perasaan kita dengan kata-kata itu basi banget gak sih? Hahaa..." Jelasku sambil tertawa.

"Aku lebih suka sama orang-orang yang langsung bertindak gabanyak omong." Jelasku.

Dia mengangguk.

"Kalo kamu?" Tanya aku.

"Kalo aku? Aku sih sukanya sama kamu." Ucapnya tanpa ragu. Aku langsung memukul lengannya.

"Diem-diem.... Tuh wa senjanya udah muncul." Ucapnya sambil menahan pukulan dari ku.

Aku mengikuti pandangannya ke depan.

"Indah ya wa?"

Aku menganguk.

"Kaya kamu."

.

.

.

"Senjaa... Dia kan cuma sementara." Ucap ku pelan.

------------------
Hallooo...
Welcome to my first story
I hope you're enjoy to reading it
Dont forget to like, comment, and vote.
HAPPY READING!

TentangnyaWhere stories live. Discover now