4

4.1K 302 3
                                    


"Apa? Anbu nomor 12 dibunuh oleh bocah kyubi itu?!" Geram Danzo di ruangannya dengan sebelas anbu di hadapannya.

"Bocah kyubi itu sepertinya benar-benar seorang monster, aku semakin ingin memilikinya," Ucap Danzo, walau ia kesal karena Anbu nya di kalahkan namun di saat yang bersamaan ia senang bahwa bocah kyubi tumbuh dengan baik.

"Anbu sepuluh dan sebelas, pergi amati bocah kyubi itu, jika bocah itu lengah, bawakan aku bocah itu dalam keadaan hidup!"

"Haik danzo-sama," Anbu yang disebut itupun segera melesat menggunakan shunsin.

"Menarik! Jika aku bisa membuat bocah kyubi itu di bawah genggaman ku maka itu sangat cukup untuk melawan hiruzen (hokage ketiga), khikhilhi"  Batin Danzo dengan seringai jahatnya.

________________________

"Ujian kelulusan akademi ya?" Gumam Naruto pelan sambil memandang keluar jendela,
Tadi Iruka sensei mengingatkan bahwa besok sudah hari ujian kelulusan akademi, selama ini ia tak pernah  memikirkan ujian itu karena ia sudah siap kapanpun.

Saat ini ia hanya memikirkan apakah ia akan mengeluarkan kekuatannya saat ujian besok atau tidak, sebenarnya jika ia menyembunyikan dan di nyatakan gagal oleh iruka sensei ia yakin pasti hokage ketiga tetap akan meluluskannya mengingat bahwa sandaime telah mengetahui kekuatannya.

"Naruto? Kami akan segera pulang dan berlatih, jadi kami duluan ya!" Ujar Shikamaru berlalu bersamaa chouji setelah Naruto mengangguk mengerti.

"Apa yang akan aku lakukan ya? Aku benar-benar bosan," Ucap Naruto sedikit keras, didalam kelas tinggal hanya dia berdua, yaa bocah uciha itu masih disana, dengan kedua tangan yang menahan dagunya dan jan lupa tatapan tajamnya yang dipenuhi kebencian.

Naruto mengerti atas apa yang di alami bocah uciha itu, mereka memang tidak akrab dan hanya saling menyapa beberapa kali, namun setelah kejadian pembantaian klan uciha yang Menyisakan dirinya seorang. Semenjak itu bocah uciha terakhir  itu menjadi sosok pendiam dan tak ingin bergaul dengan siapapun, namun karena ketampanan yang ia miliki di wajahnya itu membuat dirinya sangat populer di kalangan para gadis, tak seperti dirinya yang malah dianggap bodoh.

"Hei Sasuke! Apa kau tak pergi berlatih?" Sahut Naruto menatap punggung bocah uciha itu.

Bocah uciha itu tak bergeming.

Naruto bangkit dan mendekat ke arah bocah uciha itu, "hei! Aku berbicara pada mu, Teme!" Seru Naruto dam akhirnya mendapat tatapan tajam dari bocah uciha itu.

"Urusi saja urusan mu, Dobe!" Bentak nya kasar.

"Yare-yare~ kau Benar-benar sangat kasar,"  Naruto memanyungkan bibirnya kesal.

"Hn!" Sasuke mendengus lalu bangkit dari duduknya, melewati Naruto yang masih menatapnya.

Naruto berdecih kesal, lalu mengikuti bocah uciha itu tanpa di izinkan.

Awalnya sasuke cuek dengan kehadiran Naruto yang mengikutinya tak jauh darinya, namun ia sangat kesal sekarang.

"Sampai kapan kau akan mengikuti ku, Naruto!" Seru Sasuke dengan ekspresi tidak suka nya.

"Hmm? Aku hanya ingin mengetahui latihan macam apa yang kau gunakan itu, dattebayo!" Ujar Naruto santai.

Sasuke mengepal kedua tangannya, "ck! Berhentilah mengganggu ku! Dobe!" Ujarnya kesal.

"Ayolah Sasuke! Aku hanya mencoba untuk mengerti diri mu, aku takkan mengganggumu," Sahut Naruto.

Sasuke semakin kesal, ia mendekat pada Naruto dan mengangkat kerah baju Naruto.
"Mengerti? Kau mencoba untuk mengerti diriku?! Kau tak tau apa-apa! Dan kau tak mungkin bisa mengerti apa yang aku rasakan selama ini, kau~ kau hanyalah seekor serangga! Jadi jangan pernah mengangguku lagi!" Desis Sasuke.

Naruto : Behind The MaskWhere stories live. Discover now