dua puluh satu🌸

133 81 26
                                    

Hai apa kabar?
Pasti baik kan?

Sebelum baca cerita ini lebih baik pencet

🥀 Follow🥀

🥀Vote🥀
🥀Share🥀
🥀Dan tambahin di perpustakaan klian🥀

Terimakasih

🌸

. "Desember udah mau habis, 2020 mau pamit. Makasih setahunnya."

🌸

Keadaan kembali hening, hanya angin yang berhembus sedikit kencang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keadaan kembali hening, hanya angin yang berhembus sedikit kencang.

"Udah sampek tu" ujar juna lalu menengok Karena tak ada perubahan.

Juna mengembuskan nafas kasar, cara satu satunya yaitu harus menggendongnya. Tak enak jika harus membangunkannya.
Semuanya sudah pada pulang ke rumah masing-masing.

Tak lama Juna menggendong tubuh Clara ala bridal style, sampai depan pintu rumah Ara, gadis itu masih terlelap dengan rambut berantakan.

Tok..tok..tok..

"Iya, bentar" teriak seorang dari dalam.

"Langsung ke kamar Ara aja," pekik mama ara.

"Pintunya warna biru yang ada di lantai dua" lanjut mama Ara lagi.

Kalo di tanya, apa mamanya Ara kenal dengan Juna itu tentu kenal. Karena mama Ara dengan bundanya Juna sudah akrab, jadi lampu hijau kemungkinan besar.

Juna meletakkan Ara dengan hati hati, takut Ara terbangunnya dari tidurnya.

"Fyuhh" dengus Juna pelan

"Berat?" Tanya seorang ketika Juna melangkah untuk meninggalkan kamar berluasa biru ini.

"Udah bangun" ujar Juna menunda langkahnya untuk keluar kamar Ara.

"Udah dari tadi kok," cengirku tanpa bersalah.

"Kenapa nggak jalan aja sendiri" dengus Juna kesal.

"Tadi mau jalan sendiri, tapi udah melayang juga" ujarku polos, artian melayang itu di gendong.

"Makasih kak" lanjutku lagi, terkadang ucapanku memakai kak. Dan kadang tidak juga, selera mood aja.

"Iya, aku pulang dulu" pamit Juna dengan melangkah kakinya meninggalkan kamarku ini.

"Baik" cicitku setelah tak nampak punggung kekar milik Juna.

💙

P

My Ketos Cool On viuen les histories. Descobreix ara