S3 - MLP| Afraid

8.5K 948 182
                                    

Jangan lupa tinggalkan Vote dan komentar. Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang sudah author buat 😊


Sungguh... Merangkai kata agar bisa dinikmati sangatlah tidak mudah :')


Selamat membaca. Terimakasih ☺️



||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||




By : avrG



°
°
°



⚠ Author akan kembali update jika merasa Vote yang ditinggalkan sesuai dengan usaha yang sudah author lakukan. ⚠







🌼🌼🌼


Pagi ini udara dingin menelusup ke dalam celah dua manusia yang berhimpitan tanpa sehelai benang. Setelah kegiatan panas menguras tenaga yang semalam keduanya lakukan, rasa lelah menjadikan kelopak mata dua insan ini memberat dan kemudian tidur nyenyak saling berpelukan.


Kaki jenjang salah satu diantara keduanya yang terjulur kini bergerak masuk ke dalam selimut, terusik karena hawa dingin membuat jemarinya menggigil. Memiringkan badan mengeratkan pelukanya pada wanita yang meringkuk melingkarkan lengan dipinggang rampingnya.


Keduanya kini menggeliat kecil, rekat mata terbuka perlahan lalu mengerjap kecil. Senyuman disudut bibir pun melengkung ketika tatapan penuh cinta dari mata keduanya berpendar dan bertemu.


"Good morning my wife.." ujar Lalisa, serak.


"Morning, honey. Beri aku ciuman.." sedikit mengangkat dagu, Jennie memonyongkan bibir manja ke arah Lalisa.


Menyambut bibir sang istri, Lalisa menyatukan bibir keduanya beberapa detik. Kebiasaan pagi yang selalu keduanya lakukan sebelum benar-benar beranjak dari ranjang dan melakukan aktivitas.


Bukan keharusan, tetapi dengan ciuman penuh kasih itu keduanya bisa merasakan sesuatu yang tidak pernah berubah dan terus bertahan didalam dada mereka masing-masing. Cinta, perasaan menakjubkan itu tertanam kuat di hati Lalisa juga Jennie.


Melepaskan kecupan, Jennie memeluk Lalisa bak anak koala, lebih mengencangkan lingkaran tangannya lalu menenggelamkan wajahnya dilipatan leher sang suami.


"Aku sangat suka saat kita berpelukan tanpa mengenakan apapun. Hmm, aku lebih bisa merasakan kehangatan darimu, hihi." cengir Lalisa sembari mendekap erat tubuh mungil Jennie, tangannya mengusap punggung polos sang istri yang semakin merekat didadanya.


Memberi jarak, Jennie menangkap seringai tak asing diwajah Lalisa. "Dasar mesum sekali." tatapannya lekat memandang sang suami.


"Kenapa aku bisa sangat mencintaimu, eoh?" gurau Jennie, jemarinya bergerak membelai wajah rupawan Lalisa.


Menyunggingkan senyuman kala sentuhan lembut Jennie berjalan disekitar wajahnya, kuaran tawa kecil diujung bibir Lalisa terangkat tinggi. Si Manoban ini lantas memposisikan bibirnya ditelinga sang istri.


My Lovely Partner -SEASON 3-Where stories live. Discover now