Fourty;F;I;V;E> Miracle

Start from the beginning
                                    

"I-ini....?" Kulepaskan genggaman Bang Jake, membuka seatbealt dan turun dari mobil.

Yang lain ikut turun.

Bola mataku langsung beredar menyisir tempat menakjubkan yang ada di depan mata.

"Pasar malam?" Pancaran mataku berubah berbinar.

Suno langsung menyenggol bahuku menggunakan bahunya. "Gimana? Lo suka?"

Refleks aku mengangguk cepat seraya tersenyum. "Ayo masuk." Tidak sabar, kutarik lengan Suno masuk ke dalam.

Mengikuti arah tarikanku pada Suno, Bang Jake dan Jungwon berjalan di belakang kami, dengan senang hati aku berjalan masuk ke pasar malam yang begitu ramai, dari sini aku dapat melihat berbagai macam wahana. Pengunjung-pun berada dimana-mana, memainkan permainan atau bahkan tengah duduk berbincang untuk melahap permen kapas. Sangat manis. Aku sangat suka melihatnya.

"Lo mau main atau makan dulu?" tanya Suno.

Kepalaku terus melirik kesana-kemari, tidak mendengar Suno berbicara karena terlalu kagum berada di tempat begini.

"Heh! Denger, nggak?"

"Woah...." Aku berdecak, terpesona.

"Mau makan atau main?"

"Woah...."

"Heh!"

"Woah...."

"Woy!"

"H-ha? Gimana-gimana?" jawabku spontan kala Suno berteriak tepat di sebelah telingaku.

Decakan kesal ia keluarkan. "Lo mau makan atau main dulu?"

"Gue...." Pandanganku tidak sengaja bertemu dengan permainan tangkap ikan. "Gue mau main itu!" Lekas aku berlari menghampiri tenda tersebut.

Suno ikut berlari menyusulku, sementara Bang Jake dan Jungwon menyusul dengan berjalan normal.

Raut wajahku berseri-seri. Kuambil pancingan yang kosong, tidak membuang waktu aku langsung mendaratkan mata pancing ke kolam buatan yang ada. Suno ikut-ikutan, ia mengambil pancingan dan turut mendaratkan mata pancing ke dalam air.

"Kalau menang dapet apa?" Suno bertanya pada Bapak-Bapak penjaga tenda.

"Lolipop," jawab sang Bapak.

"Wah? Lolipop?" Mataku bertambah binar. Dengan semangat aku berusaha mengambil seekor ikan buatan di dalam kolam.

Dua menit berusaha, kesulitan mulai terasa. Aku tak kunjung mendapat satu-pun ikan. Jangankan mendapat, mengaitkan ke mata pancing saja sangat sulit. Aku tidak bisa melakukannya.

"Gue dapet haha," seru Suno sambil mengeluarkan mata pancingnya. Dan benar saja. Ia mendapat seekor ikan badut. Nemo? Atau Marlin?

Bahuku meluruh, sedih. Mengapa dia bisa sementara aku tidak?

Kulempar pancingan yang ada di tanganku ke atas rumput, wajahku berubah murung.

Saat ingin pergi, tiba-tiba lenganku dicegat Suno.

"Gitu aja cemberut. Nih, lolipopnya buat lo." Ia memberikan lolipop super besar itu---hampir sebesar kepalaku---.

"Be-beneran buat gue?"

"Iya, cepetan ambil, lo kan bego banget, main ginian doang nggak bisa."

Aku tersenyum senang, menerima permen warna-warni yang ia sodor. Kutatap lolipop tersebut, sedetik setelahnya aku berloncat girang, teramat senang sekaligus terpana akan luar biasanya lolipop ini. Begitu besar dengan warna pelangi yang pekat.

My Brothers | ENHYPEN✓Where stories live. Discover now